Hak Pengelolaan Kerangka Teori dan Konsepsi

5. Hak Atas Satuan Rumah Susun

Hak Atas Satuan Rumah Susun adalah hak atas bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan berbagai benda bersama dan tanah bersama.

6. Hak Pengelolaan

Hak Pengelolaan merupakan suatu hak atas tanah yang sama sekali tidak ada dalam UUPA, karena itu khusus hak ini demikian pula luasnya hak terdapat diluar ketentuan UUPA. 34 Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya, antara lain berupa perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga. 35 34 A.P. Parlindungan, Hak Pengelolaan Menurut Sistem UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1989, hal. 1. 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000, Penjelasan Pasal 2 ayat 3 huruf f. Saat ini Hak Pengelolaan diberikan kepada instansi Pemerintah, Pemerintah daerah administrasi Orotita Batam, Badan Usaha Milik Negara misalnya Perum Perumnas, dan badan hukum swasta lainnya. Hak Pengelolaan dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada instansi pemerintah atau badan hukum Linda : Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Pelaksanaan Jual Beli Tanah Dan Bangunan Dikaitkan Dengan Kewajiban Pembayaran BPHTB Dan PPh, 2008. yang ditunjuk oleh negarapemerintah untuk melaksanakan Hak Menguasai Negara atas tanah. Selain Objek BPHTB, Terdapat beberapa subjek pajak yang oleh peraturan Perundang-undangan tidak dikenakan BPHTB, yaitu: 1. Perwakilan diplomatik, konsulat, berdasarkan atas perlakuan timbal balik. 2. Negara atau penyelenggaraan pemerintahan dan atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum. 3. Badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut. 4. Orang pribadi atau badan karena wakaf. 5. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah. 6. Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama. Besarnya BPHTB adalah 5 lima persen dari Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak yang selanjutnya disingkat dengan NPOPKP. NPOPKP diperoleh dengan cara mengurangi Nilai Perolehan Objek Pajak yang selanjutnya disingkat dengan NPOP - Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak yang selanjutnya disingkat dengan NPOPTKP. NPOPTKP untuk masing-masing daerah tidak sama dan ditentukan secara regional. Undang-Undang hanya mengatur mengenai ketentuan maksimal NPOPTKP, yaitu sebesar Rp. 60.000.000,- Enam Puluh Juta Rupiah. Linda : Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Pelaksanaan Jual Beli Tanah Dan Bangunan Dikaitkan Dengan Kewajiban Pembayaran BPHTB Dan PPh, 2008. Khusus untuk perolehan hak atas tanah yang disebabkan adanya hak waris atau hibah wasiat yang diterima dalam garis keturunan lurus atau derajat ke atas atau satu derajat ke bawah, termasuk suamiisteri ditetapkan secara regional paling banyak Rp. 300.000.000 tiga ratus juta rupiah. Menurut Undang-Undang BPHTB harus telah dilunasi pada saat terjadinya perolehan hak. PPAT dan Kepala Kantor Lelang Negara hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak atas tanah dan bangunan pada saat wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran berupa Surat Setoran BPHTB, dengan ancaman denda sebesar Rp. 7.500.000,- tujuh juta lima ratus ribu rupiah untuk setiap pelanggaran, bagi yang melanggarnya. 36 1. Kewajiban perpajakan adalah sebagai kewajiban kenegaraan dan merupakan sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional. PPAT dan Kepala Kantor Lelang Negara selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya, wajib melaporkan pembuatan akta atau risalah lelang perolehan hak atas tanah dan atau bangunan kepada Direktorat Jenderal Pajak, dengan sanksi administratif dan denda sebesar Rp. 250.000,- dua ratus lima puluh ribu rupiah untuk setiap laporan. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefenisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil dalam penelitian ini. Maka konsepsi yang telah diuraikan di atas, yaitu: 37 36 Valentina Sri S, Aji Suryo, Op.Cit. hal. 8-9. 37 Perpajakan adalah wajib pajak menurut Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 yang sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1994 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Linda : Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Pelaksanaan Jual Beli Tanah Dan Bangunan Dikaitkan Dengan Kewajiban Pembayaran BPHTB Dan PPh, 2008. 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang, sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang. 38 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 adalah Pajak Perolehan Hak Atas Tanah danatau Bangunan. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang tentang Pajak perolehan Hak Atas Tanah danatau Bangunan adalah: BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya disebut pajak. 4. Objek pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah danatau bangunan. Perolehan hak terjadi karena adanya perbuatan hukum atas tanah dan bangunan yaitu: pemindahan hak dan pemberian hak baru. 39

G. Metodologi Penelitian