PATOFISIOLOGI PENYAKIT ARTERI PERIFER

2.2.1 PATOFISIOLOGI

PAP sering kali merupakan proses penyakit sistemik yang berpengaruh terhadap sirkulasi arteri multipel. Proses patofisiologi sistemik diantaranya aterosklerosis, penyakit degeneratif, kelainan displasia, inflamasi vaskuler arteritis, trombosis in situ dan tromboemboli. Penyebab utama PAP yang terbanyak diseluruh dunia adalah aterosklerosis. Secara epidemiologi dan konsekuensi klinis PAP sangat erat hubungannya dengan faktor resiko aterosklerosis klasik yaitu : hipertensi, diabetes melitus, merokok, hiperlipidemi, genetik riwayat keluarga, kondisi post menopouse dan penyebab lain yaitu hiperhomosisteinemia dan inflamasi. Dapat juga disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti penyakit kolagen, sindroma Ehler-Danlos dan sindroma Marfan . Penyakit displasia yang paling sering adalah fibromuskular displasia dapat mengenai arteri renalis, arteri karotis dan arteri iliaka. Penyakit vaskulitis dapat merusak arteri besar, sedang dan kecil. 30 Penyakit arteri oklusi akibat tromboembi dapat disebabkan oleh makro atau mikroemboli. Makroemboli biasanya berasal dari jantung, dapat berasal dari LAA left arterial appendage , fibrilasi atrial, trombus pada ventrikel sekunder akibat infark miokard atau gagal jantung. Mikroemboli juga dapat berasal dari jantung, dapat berasal dari penyakit katup atau katup protesa yang berpotensi trombogenik, atau berasal dari arteri yang paling sering akibat plak kolesterol yang ruptur dan menyebabkan ateroemboli distal. 27, 31 Mekanisme terjadinya aterosklerosis sama seperti yang terjadi pada arteri koronaria. Lesi segmental yang menyebabkan stenosis atau oklusi biasanya terjadi pada pembuluh darah berukuran besar atau sedang. Pada lesi tersebut terjadi plak aterosklerotik dengan penumpukan kalsium, penipisan tunika media, destruksi otot dan serat elastis disemua tempat, fragmentasi lamina elastika interna, dan dapat terjadi trombus yang terdiri dari trombosit dan fibrin. Lokasi 8 Deske Muhadi Rangkuti : Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di DepartemenSmf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran UsuRsup H Adam Malikrsud dr. Pirngadi-medan, 2008. USU e-Repository © 2008 yang terkena terutama pada aorta abdominal dan arteri iliaka 30 dari pasien yang simtomatik, arteri femoralis dan poplitea 80 - 90, termasuk arteri tibialis dan peroneal 40-50. Proses aterosklerosis lebih sering terjadi pada percabangan arteri, tempat yang turbulensinya meningkat, yang diawali oleh kerusakan tunika intima. Pembuluh darah distal lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dan diabetes melitus. 31 Faktor resiko seperti peningkatan usia, diabetes melitus, merokok, peningkatan kolesterol total dan LDL kolesterol dan hipertensi berperan penting dalam proses inisiasi dan aselerasi aterosklerosis. 32 Tingkatan aterosklerosis dibagi atas adanya lesi, pembentukan lapisan lemak, ateroma fibroproliferatif. Adanya lesi berasal dari disfungsi endotel, dimana lapisan lemak akibat adanya lesi inflamasi yang pertama kali mempengaruhi arteri intima dan terjadi pembentukan sel busa. Lapisan lemak terdiri dari sel otot polos, monosit, makrofag dan sel T dan B. Atero fibroproliferatif berasal dari lapisan lemak yang terdiri dari banyaknya sel otot polos yang berisi lemak. Pada lesi tahap lanjut dihasilkan dari akumulasi sel yang membuat lapisan lemak dan atero proliferatif. Lesi tahap lanjut kaya akan sel yang terdiri dari sel dinding vaskuler intrinsik endotel dan otot polos dan sel inflamasi monosit, makrofag dan T limposit. 32 Kompensasi arteri diawali dengan terjadi pembentukan aterosklerosis yang dapat menyebabkan pembuluh darah meningkat ukurannya. Lesi tahap lanjut yang mengganggu lumen yang akhirnya aliran darah menjadi terbatas sehingga terjadi stenosis dan sindroma iskemik kronis. 32 Kejadian arteri akut terjadi jika adanya sumbatan fibrous yang mengganggu; hasilnya terjadi pembukaan prothrombotic necrotic lipid core dan jaringan subendotel yang memudahkan terbentuk trombus dan terjadi oklusi aliran darah. 32 9 Deske Muhadi Rangkuti : Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di DepartemenSmf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran UsuRsup H Adam Malikrsud dr. Pirngadi-medan, 2008. USU e-Repository © 2008

2.2.2. FAKTOR RESIKO

Dokumen yang terkait

Hubungan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis dengan Xerostomia

6 77 65

Hubungan Antara Perkalian Produk Kalsium dan Fosfat Serum dengan Penyakit Arteri Perifer Pada Pasien Hemodialisis Reguler

2 44 112

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUP H Adam Malik Medan terhadap Kebiasaan Minum

1 40 59

Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di Departemen/Smf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran Usu/Rsup H Adam Malik/rsud dr. Pirngadi-medan

1 66 71

Penyakit Arteri Perifer Pada Sindroma Metabolik (Penelitian Di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran USU/RS H Adam Malik Medan)

7 73 96

Kadar C-Reactive Protein Pada Penderita Ppok Eksaserbasi Penelitian Potong Lintang Di Departemen / Smf Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Usu/ Rsup H Adam Malik / RSUD Dr. Pirngadi Medan Maret 2008 – Juni 2008

0 39 81

Perbandingan Kadar Adiponektin Antara Angina Pektoris Stabil Dengan Sindroma Koroner Akut Penelitian Potong Lintang Di Bagian / Smf Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Usu/ Rs H Adam Malik Medan

2 45 68

Hubungan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis dengan Xerostomia

0 0 9

Hubungan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis dengan Xerostomia

0 0 15

Hubungan Antara Perkalian Produk Kalsium dan Fosfat Serum dengan Penyakit Arteri Perifer Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 15