2.2.2. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko terjadinya PAD yaitu : a.
Faktor resiko tradisional
32
Adanya aterosklerosis pada pembuluh arteri karotis, koroner dan pembuluh darah tepi. Pada penelitian
Famingham Heart study, Cardiovascular Health Study, PAD Awareness, Risk and Treatment: New Resources for Survival
PARTNERS program, NHANES dan Atherosclerosis Risk in Communities ARIC Study
, menyatakan bahawa faktor resiko utama PAP termasuk peningkatan usia, merokok, diabetes melitus, dislipidemia dan hipertensi.
Merokok dan diabetes melitus menepati urutan terbesar terjadi PAP. - Usia
Prevalensi PAP meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pada Framingham Heart study
didapati usia ≥ 65 tahun meningkat resiko PAP.
Hubungan yang kuat antara bertambahnya usia ≥ 70 tahun dan prevalensi PAP
dilaporkan NHANES dimana 4,3 usia 40 tahun atau lebih dibandingkan dengan 14,5 usia 70 tahun atau lebih.
Criqui dkk telah melaporkan prevalensi PAP dengan ABI abnormal 2 - 3 pada individu usia
≤ 50 tahun dibanding 20 pada usia 75 tahun atau lebih, PARTNERS programme
mendapatkan prevalensi 29 pada individu usia diatas 70 tahun atau 50-69 tahun dengan riwayat merokok atau diabetes. Meskipun
PAP didapati juga pada usia ≤ 50 tahun tetapi jumlah kasusnya sangat kecil.
- Merokok
32 - 34
Merokok merupakan salah satu faktor resiko yang sangat penting terjadi PAP dan komplikasinya yaitu :
intermitten claudicatio dan
critical limb ischemia .
Merokok meningkatkan resiko PAP 4 kali lipat dan onset terjadi PAP berhubungan dengan jumlah batang yang dihisap dan juga lamanya merokok.
10
Deske Muhadi Rangkuti : Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di DepartemenSmf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran UsuRsup H Adam Malikrsud dr. Pirngadi-medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Perbandingan merokok dan tidak merokok pada PAP didapati dua kali lebih sering untuk dilakukannya tindakan amputasi dan terjadi
critical limb ischemia
pada yang merokok. Hubungan merokok dan PAP dua kali lebih kuat dibandingkan antara merokok dan penyakit jantung koroner.
- Diabetes Melitus
32 - 36
Diabetes Melitus akan meningkatkan resiko baik PAP asimptomatik ataupun PAP simptomatik sebesar 1,5 - 4 kali lipat dan berhubungan dengan
kejadian kardiovaskuler dan mortalitas pada individu dengan PAP. Pada penelitian
Farmingham heart study didapati 20 pasien PAP yang
simptomatik dilaporkan mendapat diabetes. NHANES
melaporkan diagnosa PAP menggunakan ABI didapati 26 dengan diabetes, sementara
Edinburgh Arteri Study
menggunakan kwasioner WHO atau nilai ABI 0,90 mendapati prevalensi PAP lebih tinggi dengan diabetes atau intoleransi glukosa 20,6 dibanding
dengan glukosa normal 12,5 . Multi Ethnic study of Atherosclerosis
MESA menjumpai 26 wanita dan 27,5 pria dengan nilai ABI 0,90 pada penderita
diabetes. Pada penderita diabetes, prevalensi PAP berhubungan erat dengan usia
dan lamanya menderita diabetes. Diabetes merupakan faktor resiko yang lebih kuat terjadi PAP pada pria dan wanita, dan prevalensi PAP lebih tinggi pada
orang Afrika Amerika dan Hispanis dengan diabetes dibanding non Hispanis dengan diabetes.
Tingkat keparahan diabetes berperan penting dalam terjadi PAP. Terdapat 28 peningkatan resiko PAP pada setiap peningkatan HbA
1c
, dan lamanya menderita hiperglikemi.
Diabetes mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan penyakit oklusi pada arteri tibialis. Pasien diabetes dengan PAP lebih sering mendapat
mikroangiopati atau neuropati dan terjadi gangguan penyembuhan luka
11
Deske Muhadi Rangkuti : Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di DepartemenSmf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran UsuRsup H Adam Malikrsud dr. Pirngadi-medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
dibanding PAP-nya sendiri. Pasien diabetes yang mendapat PAP mempunyai resiko lebih tinggi terjadi ulkus iskemik dan gangren.
Diabetes dipercayai merupakan kontribusi terjadinya resiko peningkatan PAP. Pasien diabetes lebih sering mendapatkan faktor resiko tambahan PAP
pada merokok, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan trigliserida, kolesterol dan kelainan lipid lainnya. Hal ini juga terjadi inflamasi vaskuler,
disfungsi sel endotel, dan sel otot polos vaskuler yang abnormal dibanding dengan tanpa diabetes. Sebagai tambahan diabetes juga dapat terjadi
peningkatan agregasi trombosit dan gangguan fungsi fibronolitik. - Hiperlipidemia
32
Pada Framingham Heart Study
didapati hubungan peningkatan kolesterol total dengan dua kali peningkatan klaudikasio intermitten. NHANES melaporkan
lebih dari 60 individu dengan PAP terdapat hiperkolesterolemia, sedangkan PARTNERS
menemukan prevalensi hiperlipidemi pasien dengan PAP sebesar 77 .
Hiperlipidemia meningkat 10 setiap peningkatan 10 mgdl kolesterol total. Peningkatan total kolesterol, LDL kolesterol,
very low density lipoprotein VLDL kolesterol dan trigliserida merupakan faktor resiko independen terjadinya
PAP, dimana peningkatan high density lipoprotein
HDL kolesterol dan apolipoprotein
A-1 berperan sebagai proteksi. Bentuk dislipidemia paling sering pada pasien PAP adalah kombinasi
penurunan HDL kolesterol dengan peningkatan trigliserida yang sering didapati pada pasien sindroma metabolik dan diabetes. Pada
Cardiovascular Health study keduanya didapati berhubungan dengan penurunan nilai ABI.
ARIC study dan
Edinburgh Artery Study pada pasien diabetes didapati hanya peningkatan
trigliserida yang berhubungan dengan PAP.
12
Deske Muhadi Rangkuti : Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di DepartemenSmf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran UsuRsup H Adam Malikrsud dr. Pirngadi-medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
- Hipertensi
32 - 36
Hampir semua penelitian epidemiologi menunjukkan hubungan yang kuat antara hipertensi dengan PAP, dimana 50 - 92 didapati PAP dengan
hipertensi. Pada penelitian NHANES dan PARTNERS melaporkan hubungan PAP dengan hipertensi masing-masing 74 dan 92 .
Cardiovascular Health Study
melaporkan 52 pasien dengan nilai ABI kurang dari 0,90 didapati tekanan darah tinggi dan
Framingham Study menunjukkan peningkatan 2,5 - 4
kali lipat resiko klaudikasio intermiten pada pria dan wanita dengan hipertensi. Pada
Systolic Hypertension in Elderly SHEP melaporkan 25,5 partisipan
dengan nilai ABI 0,90. The Seventh report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure menyatakan bahwa
PAP merupakan faktor ekuivalen terjadi penyakit jantung koroner. Pasien dengan hipertensi dan PAP peningkatannya lebih besar terjadi
stroke dan miokard infark. SHEP study dewasa dengan usia lebih tua pada hipertensi sistolik mendapatkan nilai ABI
≤ 0,90 berhubungan dengan 2-3 peningkatan mortalitas kardiovaskuler.
b. Faktor resiko Non Tradisional