Pada studi kohort oleh Sikkin dkk, melaporkan 154 pasien yang dikuti 5-
year cumulative survival rates dilakukan ABI didapati hasil: 63 ABI 0,50; 71
ABI 0,50 -0,69; 91 ABI 0,70 -0.89.
41,42
Bila ABI tidak dapat mendeteksi penyakit arteri perifer karena pembuluh darah yang kaku,
maka digunakan test toe-brachial index
. Test ini lebih baik untuk menilai perfusi ke tungkai bawah bila nilai ABI
≥1,30. Nilai toe-brachial
index 0,70 dapat menegakkan adanya gangguan pembuluh darah arteri
perifer.
42
Petunjuk praktis penanganan PAP menurut ACCAHA merekomendasikan test ABI dilakukan pada :
37,42
− individu yang diduga gangguan arteri perifer karena adanya gejala exertional leg
atau luka yang tidak sembuh − usia
≥ 70 tahun − usia 50 – 70 tahun yang mempunyai riwayat merokok atau DM
Sebagai tambahan, ADA menyarankan skrining ABI dilakukan pada penderita DM dengan usia 50 tahun yang mempunyai faktor resiko penyakit
arteri perifer seperti merokok, hipertensi hiperlipidemia dan lamanya menderita DM 10 tahun.
b. Segmental Limb Pressure dan Pulse Volume Recording
Segmental Limb Pressure dapat menilai adanya penyakit arteri perifer
serta lokasinya yang dicatat dengan alat doppler dari Plaethysmographic Cuffs
yang ditempatkan pada arteri brakialis dan daerah tungkai bawah termasuk diatas paha, dibawah lutut dan pergelangan kaki. Test ini mempunyai batasan
yang sama dengan ABI tentang adanya pembuluh darah yang kaku .
41,43-44
Segmental Limb Pressure dapat diukur tersendiri, tetapi umumnya
digunakan bersamaan Pulse Volume Recording,
dimana kombinasi kedua
20
Deske Muhadi Rangkuti : Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di DepartemenSmf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran UsuRsup H Adam Malikrsud dr. Pirngadi-medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pengukuran ini mempunyai akurasi diagnostik 97. Pulse volume recording
digunakan dengan sistem cuffs
, dimana Pneumo Plaethysmograph
mendeteksi perubahan volume pada tungkai melalui siklus jantung. Perubahan kontur nadi
dan amplitudo juga dapat dianalisa. Gelombang normal bila kenaikannya yang tinggi, puncak sistolik yang menajam, pulsasi yang menyempit, adanya
dicrotic notch
sampai dasar. Pada gangguan arteri perifer, terdapat gambaran gelombang yang mulai landai, puncak yang melingkar,pulsasi yang melebar,
dicrotic notch yang menghilang dan melengkung ke bawah.
c. Exercise Stress testing
Pengukuran ABI dilakukan dengan kombinasi pre dan post aktivitas yang dapat digunakan untuk menilai gejala tungkai bawah yang disebabkan
gangguan pembuluh darah arteri perifer atau pseudo-claudication
dan menilai status fungsi pasien dengan gangguan pembuluh darah arteri perifer. Metode ini
baik dan non invasif dalam mendeteksi gangguan pembuluh darah arteri perifer, dimana digunakan bila nilai ABI saat istirahat normal, tetapi secara klinis diduga
mengalami gangguan.
44
d. Duplex Ultrasonography
Alat ini berguna dalam mendeteksi PAP pada tungkai bawah yang juga sangat berguna dalam menilai lokasi penyakit dan membedakan adanya lesi
stenosis dan oklusi, selain itu juga dapat sebagai persiapan untuk pasien yang akan dilakukan tindakan intervensi.
Duplex Ultrasonography merupakan
kombinasi analisa gelombang doppler dan kecepatan aliran velosity
doppler.
44
e. Magnetic Resonance Angiography MRA