Tabel 5. Bantuan Modal Usaha untuk Masyarakat dengan Berbagai Jenis Usaha
No Jenis Usaha
Bentuk Usaha
Besar Kredit Rp
1 Perdagangan Perorangan
1.500.000 2 Perdagangan
Perorangan 1.500.000
3 Pertanian Perorangan
1.500.000 4 Pertanian
Perorangan 1.500.000
5 Peternakan Perorangan
1.500.000 6 Pertanian
Perorangan 1.500.000
7 Pertanian Perorangan
1.500.000 8 Perdagangan
Kelompok 20.000.000
9 Peternakan Kelompok
16.000.000 10 Peternakan
Kelompok 16.000.000
Sumber: PT. Inalum Divisi PLTA Siguragura PT. Inalum Divisi PLTA mengembangkan kelompok koperasi di desa yaitu
Desa Pintu Pohan menyalurkan dana kredit lunak secara langsung kepada kelompok masyarakat yang anggotanya sudah menyebar sampai ke desa lain di Kecamatan
Pintupohan Meranti serta. Sebagian dana CSR dari profit PT. Inalum untuk mendukung program
pembangunan bidang ekonomi disalurkan kepada masyarakat oleh Otorita Asahan berupa bantuan modal usaha masyarakat dan dana penghijauan untuk pengembangan
kawasan Danau Toba.
4.3.3. Kebijakan Pelaksanaan Program
Berdasarkan hasil indepth interview dengan manajemen perusahaan dapat disimpulkan bahwa kebijakan pelaksanaan CSR disusun atas dasar dua hal, yaitu:
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
1. Bisnis Inalum harus berjalan tumbuh dan berkembang tanpa ada gangguan
konflik, oleh sebab itu CSR yang diimplementasikan harus memberi manfaat bagi perusahaan.
2. Masyarakat sekitar perusahaan PT. Inalum Divisi PLTA tidak terganggu dengan berjalannya operasionalisasi perusahaan, aman, terjaga dan saling memberi timbal
balik yang menguntungkan, masyarakat merasakan ada manfaat. Sejak berdirinya PT. Inalum dan operasional berjalan CSR secara internal
telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan fasilitas fisik dan sosial kepada karyawan telah diberikan secara memadai dengan
kualitas dan kualifikasi di atas standar. Meski telah belajar dari pengalaman pahit yang dialami industri tetangga PT. Inti Indorayon di Kecamatan Porsea namun dalam
menjalankan CSR eksternalnya PT. Inalum Divisi PLTA di Kecamatan Pintupohan Meranti masih memerlukan penjabaran visi dan misi yang dapat menciptakan
hubungan saling menguntungkan benefit mutualisma yakni mengatasi masalahnya dengan kemampuan dan potensi sendiri.
Belum adanya dokumen perencanaan dan strategi dalam mencapai target yang ingin dicapai untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, terutama
exit strategi menunjukkan program CSR belum memiliki program yang memandirikan dan memberdayakan masyarakat dengan perencanaan program CSR
yang lebih tepat. Melalui perumuskan masalah, mendeteksi potensi yang dimiliki oleh masyarakat merupakan kunci utama perencanaan program CSR. Melalui tahap ini
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
maka perencanaan dengan perumusan bersama yaitu antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat akan mampu menggali dan kekuatan yang ada pada masyarakat.
Dalam kebijakan pelaksanaan CSR-nya, PT. Inalum Divisi PLTA juga belum memiliki strategi yang jelas dan sistematis untuk mensejahterakan masyarakat
melalui program CSR-nya, program CSR sejak tahun 2003 dilaksanakan masih sebatas melaksanakan program saja di beberapa bidang yang direncanakan saja,
belum dimaknai dengan sungguh-sungguh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa stakeholder sebagai informan kunci key informan dan alat bantu kuisioner yang disebar kepada responden ditemukan
fakta bahwa masyarakat sama sekali belum pernah dilibatkan dalam perencanaan aktivitas CSR-nya. Fakta tersebut didukung hasil indepth interview yang dilakukan
dengan manajemen PT. Inalum Divisi PLTA diperoleh fakta bahwa tahap perencanaan program CSR belum melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat.
Hal ini yang mendorong belum sinerginya pelaksanaan program CSR dengan dengan stakeholder yang ada.
Perencanaan masih dilakukan secara internal dan setiap tahun yang disebut tahun fiskal, semua divisi merencanakan program yang akan dilakukan dan
didiskusikan dengan internal perusahaan program mana yang diprioritaskan untuk dilaksanakan, dan relatif belum ada keterlibatan hearing dengan stakeholder dan
kalaupun ada hanya bersifat koordinasi. Sebagian besar bantuan dari pelaksanaan program CSR langsung diberikan kepada sasaran seperti ke sekolah-sekolah, guru
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
atau murid. Dalam bidang kesehatan misalnya langsung dilaksanakan dengan puskesmas.
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dilaksanakan sendiri oleh PT. Inalum dan dalam melakukan evaluasi masih terbatas pada evaluasi keuangan saja. Evaluasi
out put, out comes, benefit sampai impact di tingkat masyarakat belum pernah dilakukan, belum melibatkan stakeholder dan pihak terkait dalam perencanaan dan
pelaksanaan program. Publikasi pelaksanaan CSR juga minim sekali dilakukan baik melalui media massa maupun tampil dalam kegiatan publikasi atau expo
pembangunan. Dana pengembangan masyarakat dari keuntungan perusahaan diserahkan oleh
PT. Inalum belum melibatkan Pemerintah Kabupaten dan juga belum dimaknai secara koordinatif dan integratif oleh PT. Inalum. Belum ada upaya untuk duduk bersama
membicarakan permasalahan mendasar pada masyarakat dalam menyalurkan dana bantuan berupa modal usaha tersebut, serta belum ada prinsip saling dukung dalam
sebuah tanggung jawab sosial bersama membina dan membangun masyarakat meski sebuah konsensus telah diciptakan, lisensi investasi telah diberikan melalui regulasi
dari pemerintah ke perusahaan. Hasil wawancara dengan Bapak James Silaban, Kabag Perekonomian Pemkab
Toba Samosir yang mengatakan bahwa PT. Inalum dan Otorita Asahan dalam menggunakan dana CDCSR tidak pernah melibatkan Pemerintah Kabupaten, ketika
bantuan modal usaha kredit lunak yang diberikan oleh perusahaan bermasalah
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
dalam hal pengembalian pinjaman maka pihak perusahaan dan Otorita Asahan baru akan mengundang pihak Pemerintah Kabupaten.
Berdasar kepada pada hasil wawancara dengan stakeholder pemangku kepentingan dan masyarakat serta alat bantu kuisioner ditemukan bahwa kebijakan
program CSR PT. Inalum belum sepenuhnya mendukung peningkatan perekonomian rakyat karena modal usaha yang diberikan PT. Inalum masih sangat terbatas
jumlahnya, belum sesuai dengan keinginan masyarakat dan belum disalurkan kepada orang yang tepat menerimanya tetapi masih diberikan kepada orang-orang tertentu
yang berperan untuk kepentingan politis. Hal ini menunjukkan Pembangunan Masyarakat Comunity Development
dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR yang tidak melibatkan masyarakat dan menggalang partisipasi dari masyarakat menyebabkan masyarakat tidak memiliki
rasa memiliki sense of belonging terhadap pembangunan tersebut, akibatnya masyarakat tidak akan mampu untuk diberdayakan dan memberdayakan diri sendiri
dalam sebuah program pengembangan masyarakat itu sendiri. Karena konsepsi sebuah pembangunan yang merekomendasikan agar pembangunan dilaksanakan
dengan memanfaatkan ketersediaan sumber daya lokal dengan mengacu kepada karakteristik yang spesifik yang dimiliki akan menciptakan sebuah kemandirian lokal.
Pembangunan seyogyanya diarahkan untuk meningkatkan kualitas tatanan yang indikator utamanya adalah terjaganya keadilan berpartisipasi bagi semua komponen
Mappadjantji, 2005.
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
Hasil wawancara dengan seorang key informan Bapak Alpiter Simanjuntak yang menjabat sebagai Assistant Manager-Power General Affair Public Relation Sub.
Section di PT. Inalum Divisi PLTA yang mengatakan bahwa PT. Inalum sudah pernah mencoba untuk memberdayakan masyarakat melalui program pengembangan
lahan jahe dan kentang masing-masing satu hektar, karena di Kecamatan Pintupohan Meranti jahe dan kentang sangat bagus untuk dikembangkan. Lahan disewa untuk
digunakan kelompok, bibit dan pupuk serta saprodi juga disiapkan oleh PT. Inalum, masyarakat hanya menyiapkan tenaga kerja untuk mengolah lahan, hasilnya dibagi
sharing untuk pengembalian modal kepada perusahaan agar dana dapat digulirkan kepada kelompok lain, ternyata masyarakat tidak mau melanjutkan lagi. Jadi
perusahaan saat ini lebih fokus kepada program pendidikan karena pada program pendidikan masyarakat sangat antusias menerima dan sangat siap mendukung
pelaksanaannya, meskipun pada saat ini PT. Inalum dalam menjalankan program CSR bidang pendidikan belum melibatkan pihak komite sekolah.
Berdasarkan indepth interview dengan manajemen PT. Inalum yang dilakukan juga ditemukan bahwa bahwa CSR masih dianggap biaya cost oleh perusahaan,
dalam arti setiap rupiah yang dikeluarkan harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, kondisi ini menunjukkan bahwa CSR PT. Inalum Divisi PLTA belum
memiliki dan memenuhi aspek kerelaan volutarism dalam mengimplementasikan CSR-nya, karena pelaksanaan CSR bukan sekedar kewajiban tetapi Investasi Sosial
Social Investment yang keuntungannya tidak dapat dilihat secara langsung dalam bentuk material, tetapi kepentingan bersama antara perusahaan dan stakeholders dan
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
Sosial License dari masyarakat adalah hal yang penting dalam mempertahankan eksistensi perusahaan Suharto, 2006.
Konsep pembangunan kesejahteraan masyarakat yang terintegrasi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat belum ada. Berdasarkan wawancara dan
indepth interview dengan Kepala Bappeda, Kepala Bagian Perekonomian dan dinas- dinas terkait lainnya bahwa upaya pemerintah untuk melibatkan dunia usaha
berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat, juga belum dilakukan dan upaya memfasilitasi dan membuat kebijakan untuk membangun kemitraan dan
pembangunan ekonomi yang berbasis pedesaan dengan PT. Inalum. Dalam implementasi pelaksanaan aktivitas CSR idealnya dunia usaha
memiliki sinergitas dengan program peningkatan kesejahteraan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat maupun stakeholders lainnya. Hal ini dilatarbelakangi
bahwa upaya tanggung jawab sosial sebuah perusahaan harus mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat dan tugas ini adalah tugas dan tanggung jawab seluruh
lapisan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha sehingga diperlukan sebuah kemitraan antara ketiganya Wibisono, 2007.
4.4. Tingkat Pengetahuan Awareness dan Keterlibatan Responden