Sumber: Kecamatan Pintupohan Meranti dalam Angka 2007 Gambar 6. Peta Kecamatan Pintupohan Meranti
4.1.2. Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat
Kecamatan Pintupohan Meranti terletak di lingkungan pembangkit listrik tenaga air PLTA dan Komplek perumahan PT. Inalum Divisi PLTA beserta
fasilitasnya. Luas wilayah kecamatan lebih kurang 45.000 ha yang tersebar di sepuluh desa, dengan jumlah penduduk dominan beragma Kristen Protestan.
Tingkat pendidikan penduduk disana umumnya menamatkan Sekolah Tingkat Atas dan mata pencaharian penduduk umumnya bercocok tanam di lahan perkebunan dan
persawahan. Hasil pertanian dari perkebunan adalah nilam yang menghasilkan minyak atsiri terbaik dari Sumatera Utara, karet, sawit dan coklat. Hasil pertanian
di jual kepada tengkulak atau istilah batak adalah along-along.
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
Masyarakat yang tinggal di sekitar jaringan transmisi adalah masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan dan perbukitan dan umumnya bekerja di kebun atau
sawah. Tinggal di wilayah yang banyak perbukitan membuat karakter mereka menjadi karakter yang keras dan kritis, dengan logat yang kasar merupakan keunikan
tersendiri bagi pendatang baru dan suku Batak merupakan suku yang dominan yang bermukim di desa-desa di Kecamatan Pintupohan Meranti. Karakter yang keras dan
kritis pada sebagian besar masyarakat tidak dibarengi dengan karakter yang suka “bekerja keras” seperti karakter suku Batak Toba pada umumnya dan menganggap
bahwa bangsa Batak adalah keturunan raja-raja. Padahal dengan mata pencaharian mereka yang bercocok tanam menuntut mereka harus bekerja keras untuk
menghidupi keluarganya. Sebagian besar masyarakat ingin memperoleh uang banyak namun malas untuk bekerja, sehingga mata pencaharian mereka sehari-hari hanya
mengandalkan hasil kebun yang ada. Budaya masyarakat yang memiliki falsafah “anakkohu do hamoraon di ahu”
menyebabkan masyarakat sangat mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya dengan tujuan dapat merubah penghidupan yang lebih baik untuk masa depannya.
Masa depan anak adalah cerminan sebuah keberhasilan harta kekayaan orang tua bagi masyarakat Batak.
Masyarakat sangat berharap untuk dapat bekerja di PT. Inalum tetapi rata-rata budaya kerja, ketrampilan dan pendidikan yang rendah, dan meski sudah memiliki
pendidikan setingkat sekolah menengah atas tetapi kualifikasi ketrampilan skill rata- rata masih rendah menyebabkan sedikit sekali jumlah tenaga kerja yang dapat diserap
Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008.
USU e-Repository © 2008
dari penduduk lokal menjadi karyawan langsung di PT. Inalum meski hanya menjadi karyawan rendahan operator. Dengan kualifikasi SDM seperti mereka hanya dapat
diserap menjadi tenaga kerja buruhkaryawan pada perusahaan lokal yang bermitra dengan PT. Inalum.
4.2. Profil Perusahaan PT. Inalum Divisi PLTA di Kabupaten Toba Samosir