Konsep Pengembangan Wilayah TINJAUAN PUSTAKA

Dwiyanto 2004 menyebutkan tiga dimensi yang menjadi ciri governance: 1. Dimensi kelembagaan dimana sistem administrasi dilaksanakan dengan melibatkan banyak pelaku multi satkeholders baik dari pemerintah maupun dari luar pemerintah. 2. Dimensi nilai yang menjadi dasar tindakan administrasi lebih kompleks dari sekedar pencapaian efisiensi dan efektifitas namun lebih mengakodomir nilai- nilai universal seperti keadilan, partisipasi, kesetaraan, demokratisasi dan nilai-nilai lain yang terkandung dalam norma kehidupan masyarakat. 3. Dimensi proses, dimana proses administrasi merupakan suatu tindakan bersama yang dikembangkan dalam bentuk jaringan kerja untuk merespon tuntutan dan kebutuhan publik melalui upaya formulasi dan implementasi kebijakan publik. Selanjutnya Dwiyanto 2004 menekankan konsep governance pada pelaksanaan fungsi memerintah governing yang dilaksanakan secara bersama-sama kolaboratif oleh lembaga pemerintah, semi pemerintah, dan non pemerintah yang berlangsung setara balance dan multi arah partisipatif.

2.4. Konsep Pengembangan Wilayah

Konsep pengembangan wilayah yang konvensional sangat bertumpu pada asumsi bahwa tingkat hidup masyarakat akan meningkat dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tercapai dengan pertumbuhan dan percepatan industri akan terjadi di pusat-pusat pertumbuhan perkotaan dan dari pusat-pusat Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 pertumbuhan akan menebar kesekitarnya, dan proses globalisasi akan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan tadi dengan pusat pertumbuhan global dan sekaligus akan mempercepat pusat pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu perlu rencana pengembangan kawasan yang tersentralisasi untuk pertumbuhan dan industrialisasi, menurut Muljarto 2004. Dalam kenyataannya hipotesis makro ekonomi ini tidak selalu signifikan teruji. Dalam masa-masa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada tahun 80-an ternyata tetesan pembangunan tidak terasa bagi masyarakat miskin terutama di pedesaan. Keadaan ini yang menuntut pergeseran paradigma pertumbuhan menuju people centred development yang memperlakukan manusia sebagai yang utama dalam pembangunan melalui kontribusi masing-masing serta partisipasi dalam peningkatan setiap pelaku ekonomi. Menurut Miraza 2006, pembangunan wilayah tidak hanya membangun fisik wilayah saja tetapi membangun masyarakatnya juga. Harus terdapat keseimbangan antara pembangunan fisik dengan aktivitas masyarakat agar keduanya saling bersinergi menjadikan wilayah sebagai wilayah maju. Dengan demikian wilayah akan menjadi wilayah yang nyaman untuk berproduksi dan berkonsumsi di tengah suatu kehidupan wilayah yang dinamis dan produktif. Pemanfaatan potensi dan sumber- sumber daya wilayah yang ada yang dibangun dana dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat hendaknya melalui pengembangan efisiensi ekonomi improving economic efficiency dan berupaya memperkecil ketidakseimbangan perkembangan ekonomi recording economic inequality yang berjalan. Efficiency Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 dan equality adalah dua hal yang perlu diperhatikan bagi mencapai keunggulan wilayah yang bersaing dengan wilayah lainnya. Untuk mengembangkan sebuah wilayah secara optimal dibutuhkan intervensi dan kebijakan agar mekanisme pasar tidak menimbulkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan. Kebijakan tersebut meliputi upaya-upaya pengembangan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi di kawasan-kawasan yang terdapat di dalam wilayah tersebut agar kegiatan-kegiatan tersebar sesuai dengan potensi kawasan dan infrastruktur pendukungnya. Apabila dapat tersebar merata maka kesempatan kerja akan tersebar. Diharapkan bahwa penduduk tersebar secara proporsional sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembangunan prasarana wilayah yang dibutuhkan. Konsepsi sebuah pembangunan yang merekomendasikan agar pembangunan dilaksanakan dengan memanfaatkan ketersediaan sumber daya lokal dengan mengacu kepada karakteristik yang spesifik yang dimiliki akan menciptakan sebuah kemandirian lokal. Pembangunan seyogyanya diarahkan untuk meningkatkan kualitas tatanan yang indikator utamanya adalah terjaganya keadilan berpartisipasi bagi semua komponen Mappadjantji, 2005. Kebijakan pengembangan wilayah adalah berupa arahan pengembangan kawasan-kawasan produksi, pusat pemukiman, transportasi serta jaringan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan tujuan pembangunan sosial ekonomi yang diharapkan. Perumusan kebijakan ini biasanya didasarkan pada kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah Riyadi, 2002. Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 Tujuan kebijakan pembangunan menurut Tukiyat 2002, antara lain: 1. Terciptanya kondisi umum yang dapat mendorong pembangunan. 2. Disadarinya potensi dan manfaat pengembangan, baik oleh kalangan pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. 3. Terlaksananya sejumlah investasi dalam kelompok usaha dasar. 4. Terlaksananya langkah-langkah kebijakan dalam rangka memberikan kemudahan dan dorongan investasi Menurut Kuncoro 2002, bahwa teori pembangunan sekarang ini tidak mampu untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi daerah secara tuntas dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pendekatan alternatif terhadap teori pembangunan adalah untuk kepentingan perencanaan pembangunan ekonomi daerah lokal Pendekatan pembangunan ekonomi daerah harus merupakan sintesis dan perumusan kembali konsep-konsep yang telah dan memberikan dasar bagi kerangka pikir dan rencana aksi atau tindakan yang diambil dalam konteks pembangunan ekonomi daerah wilayah. Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel 2. Pendekatan dan Konsep Baru dalam Pembangunan Komponen Konsep Lama Konsep Baru Kesempatan kerja Semakin banyak perusahaan semakin banyak peluang Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan penduduk daerah Basis pembangunan Pengembangan sektor ekonomi Pengembangan lembaga- lembaga ekonomi baru Aset-aset lokasi Pengembangan sektor ekonomi Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan Sumberdaya pengetahuan Ketersediaan angkatan kerja Pengetahuan dan inovasi sebagai penggerak ekonomi Sumber: Kuncoro 2002 Blakely 1989, menunjukkan bahwa ciri utama pengembangan ekonomi lokal wilayah adalah pada titik beratnya pada kebijakan ”endogenous development” yang menggunakan potensi sumberdaya manusia, institutional dan fisik setempat. Orientasi ini mengarahkan kepada fokus dalam proses pembangunan untuk menciptakan lapangan kerja baru dengan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi dan peran pemerintah dapat mencakup peran-peran wirausaha entrepreneur, koordinator, fasilitator, dan stimulator. Dengan kebijakan pengembangan ekonomi lokal yang efektif maka dapat mendorong bergerak atau tumbuhnya ekonomi daerah serta bermanfaat dan menghasilkan hasil guna outcome yang sesuai harapan jika diarahkan dan diikuti oleh upaya-upaya pengembangan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan potensi dan peluang daerah Risfan Munir, 2002. Siti Zaleha: Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008

4.3. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. ABB Libek Project Terhadap Pendapatan Masyarakat Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

1 28 91

Peranan Corporate Social Responbility Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Toba Samosir

8 76 101

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Pengaruh Penerapan Coorporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Inalum Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kuala Tanjung Kec. Sei Suka. Kab. Batu Bara Sumatera Utara.

10 81 75

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arun NGL Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

3 65 100

Program Corporate Social Responsibility dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Korelasional Peranan Program Corporate Social Responsibility Bidang Pemberdayaan Masyarakat PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat De

1 27 152

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Dampak Program Corporate Social Responsibility PT. Telkom tbk Terhadap Akses Mata Pencaharian Masyarakat Peri - Urban Di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 41 151

Peran Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi Plta Sigura-Gura Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir

0 37 9

Corporate Social Responsibility Yang Dilakukan PT. Pertamina Ep Field Pangkalan Susu Terhadap Masyarakat Sekitar

1 47 121