Badu : Pergi kita ke pesta si Santi? Andi : Ayahku lagi datang. ’tidak’
Dari contoh ini ’Badu harus mengetahui hubungan Andi dengan ayahnya. Jika misalnya, Badu mengetahui kalau Andi berusaha untuk menghindari ayahnya dalam
setiap kesempatan, maka implikatur yang diperoleh adalah ”ya”. Sehingga untuk menghasilkan implikatur percakapan khusus dibutuhkan pengetahuan bersama
diantara pembicara dan pendengar Peccei, 1999: 36.
2.3 Pembatas Hedges
Maksim-maksim percakapan merupakan asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan dalam percakapan. Biasanya kita berasumsi bahwa orang akan
memberikan sejumlah informasi yang tepat, benar, relevan, dan mencoba menjadikannya sejelas mungkin. Akan tetapi ada beberapa jenis ungkapan tertentu
yang dipakai oleh penutur untuk menandai bahwa ungkapan-ungkapan itu berbahaya jika tidak sepenuhnya mengikuti prinsip-prinsip itu. Jenis ungkapan ini disebut
pembatas hedges. Penutur sering menunjukkan kalau mereka sangat peduli pada prinsip kerja sama jika mereka menggunakan pembatas.
Dalam maksim kualitas untuk berinteraksi dengan baik dapat diukur dengan sejumlah ungkapan-ungkapan yang digunakan, yaitu untuk menunjukkan bahwa
apapun yang sedang dikatakan mungkin tidak sepenuhnya tepat, seperti terdapat dalam contoh berikut.
1 Sepanjang yang ku tahu, Andi telah menikah dengan Santi.
2 Ya, dia lelaki yang jujur saya kira.
Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009
Frasa pembuka dan frasa penutup dalam 1 dan 2 merupakan catatan bagi pendengar yang ada hubungannya dengan ketepatan dari pernyataan utama. Konteks
percakapan dari contoh ini mungkin hanya sekedar isu terbaru yang melibatkan pasangan yang dikenal penutur. Pembatas ini juga dapat dipakai untuk menunjukkan
bahwa penutur sadar tentang maksim kuantitas, seperti pada frasa pembuka berikut ini, yaitu:
1 Mungkin kamu tahu kalau saya takut terhadap kecoa.
2 Jadi, singkat cerita, kami ganti bajunya yang rusak.
Tanda-tanda yang terkait dengan harapan relevansi dapat ditemukan di tengah-tengah pembicaraan ketika penutur mengatakan sesuatu seperti ’ngomong-
ngomong’ dan terus menyebutkan beberapa informasi yang tidak tepat selama proses percakapan. Penutur juga tampak menggunakan ungkapan seperti ’bagaimanapun
juga’, atau ’baiklah, namun’, untuk menunjukkan bahwa mereka telah menyimpang ke dalam suatu pembahasan tentang beberapa materi yang kemungkinan tidak relevan
dan ingin berhenti dari pembahasan tersebut. Contoh : 1
Mungkin pertanyaan ini terdengar tolol, tetapi tulisan siapa ini? 2
Bukannya bermaksud mengganti topik pembicaraan, tetapi apakah persoalan ini terkait dengan rencana perjalanan akhir tahun kita?
Kesadaran tentang tingkah laku yang diharapkan dapat juga menuntun penutur untuk menghasilkan tipe pembatas yang ditunjukkan dalam frasa pembuka berikut.
1 Kejadian ini sedikit membingungkan, namun pada saat itu saya berada ruang
dapur. 2
Saya tidak yakin apakah kejadian ini masuk akal, karena pintu depan terkunci.
Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009
Seluruh contoh pembatas ini merupakan petunjuk bahwa penutur tidak hanya sadar tentang maksim-maksim, tetapi mereka ingin menunjukkan bahwa mereka
mencoba untuk meneliti maksim-maksim itu dan menyampaikan kepedulian penutur bahwa pendengar memutuskan untuk menjadi pasangan-pasangan percakapan yang
koperatif.
2.4 Sifat-Sifat Implikatur Percakapan