Prosedur Penelitian Teknik Analisis Data Teknik Penyajian Hasil Analisis

dikumpulkan dengan metode simak Sudaryanto, 1993:133-136. Pelaksanaan metode ini didukung oleh teknik dasar sadap yaitu penyimakan atau metode simak itu diwujudkan dengan penyadapan. Kemudian dilanjutkan dengan teknik lanjutan simak bebas libat cakap yaitu dengan tidak terlibat dalam dialog dan tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling berbicara, teknik rekam, dan teknik catat sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudaryanto 1993:133. Pada saat menyimak ulang inilah diberikan tanda-tanda pada teks untuk menandai fenomena-fenomena kebahasaan yang perlu dikaji. Tiap-tiap data yang diambil dari transkripsi percakapan tersebut akan diberi nomor. Kemudian kartu-kartu data ini diolah secara deskriptif, kemudian diklasifikasikan dengan butir-butir yang perlu dikaji. Untuk memperoleh data seperti itu dipilih acara debat kandidat calon kepala daerah DKI Jakarta di satu program stasiun televisi pada tanggal 4 Agustus 2007 yang menghadirkan dua pasangan calon Gubernur DKI Jakarta beserta empat orang panelisnya sebagai data yang akan dianalisis dan kemudian mentranskripsikan rekaman tersebut.

3.3 Prosedur Penelitian

Data ini dikumpulkan dengan cara pencatatan atau perekaman dengan prosedur sebagai berikut. 1 merekam acara debat kandidat tersebut. 2 mentranskripsikan hasil debat kandidat tersebut. 3 membaca seluruh transkripsi. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009 4 mengidentifikasi maksim percakapan menurut teori Grice. 5 mengklasifikasi pelanggaran maksim-maksim percakapan. 6 menginterpretasi implikatur percakapan yang diperoleh dari pelanggaran maksim-maksim percakapan. 7 membuat daftar pelanggaran maksim-maksim percakapan. 8 membuat kesimpulan. 9 mendeskripsikan hasil penelitian

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang ditranskripsi berupa tanya jawab antara para panelis dengan para pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, tanya jawab antara satu pasangan calon kepada pasangan lainnya. Dianalisis dengan mengklasifikasikan percakapan- percakapan yang mengalami pelanggaran maksim berdasarkan jenis maksimnya, dan mendeskripsikan makna tambahan yang diperoleh atau disebut implikatur. Implikatur percakapan ini diperoleh dengan menginterpretasikan pelanggaran maksim yang menerapkan teori Grice. Interpretasi dapat dilakukan dengan menghubungkan data dengan konteks linguistik dan konteks sosial, yang mencakupi unsur situasi, budaya dan ideologi.

3.5 Teknik Penyajian Hasil Analisis

Untuk menyajikan hasil analisis digunakan teknik formal dan informal Sudaryanto, 1993: 145. Penyajian dengan teknik formal adalah menyajikan hasil Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009 analisis dengan menggunakan tanda dan lambang-lambang. Teknik ini digunakan untuk memvisualisasikan hasil analisis. Penggunaan tanda dan lambang itu hanya sebagian kecil dan dipadukan dengan metode penyajian informal yaitu dengan perumusan kata-kata untuk menguraikan data secara rinci. Berikut ilustrasi contoh. Pelanggaran Maksim Hubungan A : Jadi kau belikan aku tinta printer? B : Uangku sudah habis. Dari ilustrasi di atas, dapat diketahui kalau B melanggar Maksim Hubungan dengan memberikan jawaban yang tidak relevan atas pertanyaan A. Dalam ilustrasi ini B ingin mengatakan bahwa ’dia tidak jadi membeli tinta printer karena uangnya sudah habis’. Implikatur yang diperoleh dari ilustrasi di atas adalah ’B tidak tidak membeli tinta tersebut’. B seharusnya mengatakan ”Tidak” untuk mematuhi aturan maksim hubungan. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN