Diskusi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kurang memahami inti pertanyaan tersebut ataupun belum menguasai bidang yang ditanyakan oleh panelis. Sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama ini kemudian diperoleh implikatur. Selanjutnya dalam temuan penelitian ini diupayakan ungkapan atau kalimat yang dapat digunakan oleh para kandidat tersebut sehingga tidak terjadi pelanggaran maksim-maksim percakapan. Implikatur yang diperoleh dapat diklasifikasikan sebagai Implikatur Percakapan Khusus karena acara debat ini berlangsung di salah satu stasiun televisi dengan konteks yang khusus dengan memahami makna kata-kata yang disampaikan lewat inferensi. Mitrabicara yang mendengar kalimat-kalimat dalam debat ini pertama sekali harus berasumsi bahwa penutur sedang melaksanakan kerjasama dan bermaksud untuk menyampaikan informasi.

4.3 Diskusi

Penelitian tentang Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah DKI Jakarta pada hakikatnya bersifat melengkapi dan memberi temuan baru pada penelitian sebelumnya. Hal ini disebabkan tidak terdapat penelitian yang sama dengan penelitian ini. Sebelumnya, penelitian mengenai implikatur percakapan dilakukan oleh Pessy 2003 dengan memusatkan perhatian pada pemerolehan bahasa anak dan pemerolehan pragmatik pada seorang anak laki-laki Indonesia yang menitikberatkan pada lima jenis tindak tutur dan implikatur. Implikatur ini diperoleh dari ungkapan yang digunakannya ketika menginginkan sesuatu. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009 Penelitian mengenai implikatur percakapan dalam lingkup yang lebih luas dan memiliki hubungan yang kontekstual dengan penelitian ini dilakukan oleh Tuti Tresnawati 2005. Penelitian tersebut menggunakan teori H.P Grice yaitu prinsip kerja sama coopertive principles dalam menganalisis implikatur percakapan yang diperoleh akibat terjadinya pelanggaran flouting prinsip kerja sama tersebut. Penelitian tersebut menetapkan bahwa implikatur percakapan itu diperoleh bukan hanya akibat pelanggaran prinsip percakapan, akan tetapi akibat pematuhan prinsip percakapan, prinsip kesantunan Leech, dan tipe-tipe humor berdasarkan topik, motivasi, dan teknik penciptaannya pun dapat menimbulkan implikatur percakapan. Dari kedua hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini memiliki kontekstualitas yang bersifat melengkapi dan memberi temuan baru. Bersifat melengkapi karena penelitian ini menggunakan teori H.P Grice yaitu prinsip kerja sama dalam menganalisis implikatur percakapan dalam debat kandidat calon kepala daerah DKI Jakarta. Kemudian, bersifat memberi temuan baru karena penelitian ini menempatkan persoalan politik yang terjadi dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Temuan baru tersebut memberi isyarat bahwa jika para calon pemimpin suatu daerah ingin menang dalam pemilihan kepala daerah, maka harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan mematuhi prinsip percakapan. Oleh karena itu, para calon kandidat kepala daaerah harus meningkatkan kualitas bahasanya. Dengan demikian dapat menyampaikan agenda politiknya dengan lebih lugas dan jelas. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah menganalisis data, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut. 1 Para kandidat cagub dan cawagub melakukan pelanggaran maksim percakapan yaitu maksim kualitas, maksim relevansi, maksim kuantitas dan maksim cara dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh para panelis. Pelanggaran ini terjadi lebih banyak disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah para kandidat kurang memahami apa yang ditanyakan oleh para panelis, kurang menguasai bidang yang ditanyakan oleh para panelis, kurang memiliki bukti-bukti yang memadai terhadap permasalahan yang ada di Jakarta, dan aspek-aspek psikologis seperti perasaan gugup, kurang memiliki kepercayaan diri sehingga memberikan tanggapan yang melanggar maksim-maksim percakapan. Selain daripada itu para kandidat tidak menyadari bahwa mereka melakukan pelanggaran maksim percakapan ketika memberikan tanggapan. Tanggapan-tanggapan yang dikemukakan tersebut tidaklah relevan terhadap pertanyaan panelis, tidak jelas, kurang memiliki bukti, dan memberikan informasi lebih dari yang ditanyakan. Selanjutnya para kandidat juga melakukan pelanggaran lebih dari satu jenis maksim percakapan. Selain para kandidat, panelis juga melakukan pelanggaran maksim percakapan yaitu maksim cara karena memberikan uraian yang cukup panjang sebelum sampai ke pertanyaan. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009