Pembatas Hedges Hasil Penelitian

Data 31 Adang Darajatun: “Yang pasti, kalau nanti Bung Fauzi menang, karena saya adalah teman Anda pasti saya akan dukung Anda, gitu ya….” Pada data 30 dan 31 dengan memilih kata ’yakin’ Fauzi Bowo dan kata ’pasti’ Adang Darajatun dalam tanggapannya, dapat menyampaikan bentuk-bentuk negatif yang tatarannya lebih rendah dalam skala kepastian melalui implikatur + mungkin, + barangkali. Data 32 Dani Anwar: ”....andaikata lima tahun yang lalu Pak Adang dan saya sudah menjadi pemimpin di Ibukota Jakarta ini mungkin persoalan yang ditanyakan tadi sama Pak, Pak Azumardi Azra itu tidak akan terjadi di Jakarta ini”. Implikatur berskala yang dihasilkan dari data 32 yaitu dengan menggunakan ungkapan ’mungkin’ oleh Dani Anwar diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang lebih rendah pada skala kepastian + pasti.

4.1.6 Pembatas Hedges

Pembatas hedges merupakan ungkapan-ungkapan dalam berinteraksi untuk menunjukkan bahwa apapun yang sedang dikatakan penutur tidak sepenuhnya tepat. Penutur menggunakan pembatas ini untuk menunjukkan kepedulian pada prinsip kerjasama. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009 Pada acara debat ini terdapat pula beberapa pembatas yang digunakan oleh panelis maupun para kandidat gubernur DKI Jakarta dalam berinteraksi. Seperti pada temuan berikut. Data 32 Kesadaran tingkah laku yang diharapkan dapat menuntun penutur menghasilkan tipe pembatas berikut. Fauzi Bowo : “Saya yakin legistimasi ini akan saya terima, karena saya mendapat dukungan dari 75 anggota DPRD yang ada”. Adang Darajatun: “Yang pasti kalau nanti Bung Fauzi menang, karena saya adalah teman anda, pasti akan saya dukung anda”. Dani Anwar: “Tentunya dengan kondisi orang baru mudah-mudahan dengan ketauladanan yang kami bisa berikan ke depan akan mengerem setidak-tidaknya persoalan- persoalan yang terjadi di pemda DKI”. Adang Darajatun : ”Saya yakin dengan 21 trilyun, apabila tidak ada korupsi, kolusi, dan nepotisme, saya yakin bahwa uang itu bisa dipergunakan secara efektif dan efisien”. Data 33 Tanda-tanda pembatas yang terkait dengan harapan relevansi dapat ditemukan dalam debat ini dengan menggunakan ungkapan ‘bagaimanapun juga’, ‘namun’ seperti berikut. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009 Adang Darajatun: “Bagaimanapun juga visi misi ke depan adalah bagaimana Jakarta yang sejahtera, Jakarta yang aman, dan Jakarta yang modern”. Fauzi Bowo: “Ya..bukan hanya dengan menggerakkan APBD, tapi kita harus punya political will yang kuat dan punya program yang jelas untuk mengundang investasi”. Dani Anwar : “Pada tahun 2004 DPRD DKI sudah membuat satu Peraturan Daerah No.12 tentang perpasaran swasta, tetapi sangat disayangkan Peraturan Daerah tersebut tidak dilaksanakan sampai hari ini”. Data 34 Pembatas juga dipakai untuk menunjukkan penutur sadar akan maksim kuantitas, seperti berikut ini. Adang Darajatun : “Jadi kalau untuk saya, berbicara tentang konsep strategis, pertama, sebagai seorang pemimpin dan kebetulan saya orang baru disana pasti akan melakukan suatu perubahan untuk lebih memberikan satu tata pemerintahan yang lebih baik”. Adang Darajatun : “Dalam konteks ekonomi, berarti aman bagaimana investasi itu datang. Jadi, yang jelas masalah keamanan harus segera diselesaikan. Dani Anwar : “Jadi insyaAllah mudah-mudahan dengan keseriusan kita berdua ini mudah- mudahan kita bisa menyelesaikan masalah ini”. Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009 Data 35 Untuk berinteraksi dengan baik dalam maksim kualitas dapat diukur dengan sejumlah ungkapan. Dari acara debat ini diperoleh ungkapan ‘kira’ yang menunjukkan bahwa apa yang sedang dikatakan penutur tidak sepenuhnya tepat, seperti berikut. Dani Anwar : “Kaitannya dengan menciptakan iklim investasi yang baik, saya kira memang diperlukan keberanian”.

4.2 Pembahasan

Prinsip kerjasama dalam percakapan yang terdiri dari empat jenis maksim harus diketahui dan dikenali dalam sebuah program debat di televisi. Pada umumnya para penutur yang terlibat dalam suatu percakapan saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan, sehingga kolaborasi antar penutur merupakan faktor yang sangat penting. Pada umumnya para kandidat dalam debat tersebut berkata benar, relevan, dan berusaha memberikan tanggapan yang jelas. Jika seorang kandidat mengatakan “…saya kenal Jakarta, saya tahu masalahnya….” maka para pemirsa televisi akan beranggapan kalau kandidat ini benar-benar mengetahui atau paling tidak dia memiliki fakta tentang sesuatu yang dibicarakan dan tidak berusaha membohongi mitra bicaranya. Temuan penelitian ini mencakup pelanggaran empat jenis maksim. Data ini diambil dari salah satu program televisi yaitu debat publik untuk pemilihan cagub dan cawagub DKI Jakarta. Dari hasil temun penelitian ini diketahui bahwa kandidat cagub dan cawagub ini melakukan pelanggaran maksim-maksim percakapan ketika Zuraidah Nasution : Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta, 2009