Gambaran Umum Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Analisis Multivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi memiliki 7 kelurahan yaitu Bagelen, Tebing Tinggi, Tambangan, Satria, Deblod Sundoro, Damar Sari, Tambangan Hulu. Batas kecamatan padang hilir : a. Utara berbatasan dengan Kecamatan Rambutan. b. Selatan berbatasan dengan Perkebunan Paya Pinang Kabupaten Serdang Bedagai. c. Barat berbatasan dengan Kecamatan Rambutan, Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Kecamatan Padang Hulu. d. Timur berbatasan dengan Perkebunan Tanah Besi Kabupaten Serdang Bedagai. Jumlah penduduk di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi adalah 30.569 jiwa dengan 7.465 kepala keluarga dan terdiri dari laki-laki 15.296 jiwa dan perempuan 15.273 jiwa. Mata pencaharian masyarakat adalah bekerja pada jenis pekerjaan perdagangan, buruh bangunan, tukang becak, pedagang keliling, petani, pemulung, supir dan PNS. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan didukung petugas kesehatan terdiri dari 12 orang dokter umum, 22 orang bidan, 3 perawat dan 2 apoteker. Universitas Sumatera Utara 4.2. Analisis Univariat 4.2.1. Karakteristik Pengguna vasektomi Kelompok penelitian yaitu kasus sebagai pengguna vasektomi dan kontrol sebagai bukan pengguna vasektomi di matching berdasarkan jumlah anak dan tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna vasektomi berumur 31-40 tahun sebanyak 22 orang 59,5 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 23 orang 62,2 dan pengguna vasektomi berumur 31-50 tahun sebanyak 12 orang 32,4 dengan frekuensi sama pada kelompok dan kontrol. Pengguna vasektomi berumur di atas 50 tahun 3 orang 8,1 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 2 orang 5,4. Pengguna vasektomi berpendidikan SD sebanyak 12 orang 32,4 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 11 orang 29,7. Pengguna vasektomi berpendidikan SMP sebanyak 8 orang 21,6, pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 9 orang 24,3. Pengguna vasektomi berpendidikan SMA sebanyak 17 orang 45,9 dengan frekuensi sama pada kelompok kasus dan kontrol. Pengguna vasektomi bekerja sebagai PNSpegawai sebanyak 3 orang 8,1 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 2 orang 5,4. Pengguna vasektomi bekerja sebagai wiraswastapedagang sebanyak 21 orang 56,8, pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 13 orang 35,1. Pengguna vasektomi bekerja sebagai buruh sebanyak 11 orang 29,7 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 19 orang 51,4. Universitas Sumatera Utara Pengguna vasektomi mempunyai istri berumur anak 20-30 tahun hanya ditemukan pada kelompok kontrol sebanyak 7 orang 19,9. Pengguna vasektomi mempunyai istri berumur anak 31-40 tahun sebanyak 26 orang 78,4 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 29 orang 78,4. Pengguna vasektomi mempunyai istri berumur anak 41-50 tahun sebanyak 6 orang 16,2 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 1 orang 2,7. Tabel 4.1. Karakteristik Pengguna Vasektomi Kasus dan Kontrol No Karakteristik Kasus Pengguna Vasektomi Kontrol Tidak Pengguna Vasektomi n n 1 Umur tahun 31-40 tahun 22 59,5 23 62,2 41-50 tahun 12 32,4 12 32,4 50 tahun 3 8,1 2 5,4 2 Pendidikan SD 12 32,4 11 29,7 SMP 8 21,6 9 24,3 SMA 17 45,9 17 45,9 3 Pekerjaan PNSPegawai 3 8,1 2 5,4 WiraswastaPedagang 21 56,8 13 35,1 Buruh 11 29,7 19 51,4 Petani 2 5,4 3 8,1 4 Agama Islam 36 97,3 29 78,4 Kristen 1 2,7 8 21,6 5 Usia Istri 20-30 tahun 2 5.4 7 18.9 31-40 tahun 29 78.4 29 78.4 41-50 tahun 6 16.2 1 2.7 Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Faktor Predisposisi

Pengukuran faktor predisposisi ditinjau berdasarkan pengetahuan dan sikap. Suami tidak menggunakan vasektomi kontrol berpengetahuan baik 16 orang 43,2 dan 23 orang 62,2 pada kelompok kasus pengguna vasektomi. Suami tidak mengunakan vasektomi berpengetahuan kurang sebanyak 21 orang 56,8 dan 14 orang 37,8 pada kelompok kasus. Suami tidak menggunakan vasektomi bersikap baik sebanyak 23 orang 62,2 dan 28 orang 75,7 pada kelompok kasus. Suami tidak menggunakan vasektomi bersikap kurang sebanyak sebanyak 14 orang 37,8 dan 9 orang 24,3 pada kelompok kasus. Tabel 4.2 Distribusi Pengguna Vesektomi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor Predisposisi No Faktor Predisposisi Kasus Pengguna Vasektomi Kontrol Tidak Pengguna Vasektomi n n 1 Pengetahuan Baik 23 62,2 16 43,2 Kurang 14 37,8 21 56,8 Total 37 100,0 37 100,0 2 Sikap Baik 28 75,7 23 62,2 Kurang 9 24,3 14 37,8 Total 37 100,0 37 100,0 4.2.3. Faktor Pemungking Pengukuran faktor pemungkin ditinjau berdasarkan ketersediaan pelayanan vasektomi dan keterjangkauan sarana kesehatan. Pengguna vasektomi menyatakan ketersediaan pelayanan vasektomi yang baik sebanyak 32 orang 86,5 pada Universitas Sumatera Utara kelompok kasus dan kontrol sebanyak 23 orang 62,2. Pengguna vasektomi menyatakan ketersediaan pelayanan vasektomi yang kurang sebanyak 5 orang 13,5 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 14 orang 37,8. Pengguna vasektomi menyatakan keterjangkauan sarana kesehatan vasektomi yang baik sebanyak 32 orang 86,5 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 23 orang 62,2. Pengguna vasektomi menyatakan keterjangkauan sarana kesehatan yang kurang sebanyak 29 orang 78,4 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 14 orang 37,8. Tabel 4.3 Distribusi Pengguna Vasektomi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor Pemungkin No Faktor Pemungking Kasus Pengguna Vasektomi Kontrol Tidak Pengguna Vasektomi n n 1 Ketersediaan pelayanan vasektomi Baik 32 86,5 23 62,2 Kurang 5 13,5 14 37,8 Total 37 100,0 37 100,0 2 Keterjangkauan sarana kesehatan Baik 29 78,4 23 62,2 Kurang 8 21,6 14 37,8 Total 37 100,0 37 100,0 4.2.4. Faktor Penguat Pengukuran faktor pemungkin ditinjau berdasarkan dukungan istri dan peran petugas kesehatan. Pengguna vasektomi didukung istri dalam menggunakan vasektomi yang baik sebanyak 24 orang 64,9 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 15 orang 40,5. Pengguna vasektomi didukung istri dalam menggunakan Universitas Sumatera Utara vasektomi yang kurang sebanyak 13 orang 35,1 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 22 orang 59,5. Pengguna vasektomi menyatakan peran petugas kesehatan yang baik kepada suami untuk menggunakan vasektomi sebanyak 28 orang 75,7 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 16 orang 43,2. Pengguna vasektomi menyatakan peran petugas kesehatan yang kurang kepada suami untuk menggunakan vasektomi sebanyak 9 orang 24,3 pada kelompok kasus dan kontrol sebanyak 21 orang 56,8. Tabel 4.4 Distribusi Pengguna Vasektomi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Faktor Penguat No Faktor Penguat Kasus Pengguna Vasektomi Kontrol Tidak Pengguna Vasektomi n n 1 Dukungan istri Baik 24 64,9 15 40,5 Kurang 13 35,1 22 59,5 Total 37 100,0 37 100,0

2 Peran Petugas Kesehatan

Baik 28 75,7 16 43,2 Kurang 9 24,3 21 56,8 Total 37 100,0 37 100,0 4.3. Analisis Bivariat Untuk mengetahui distribusi faktor predisposisi pengetahuan dan sikap pada suami dengan penggunaan vasektomi bahwa suami berpengetahuan baik lebih banyak pada kelompok kasus 23 orang 59 dari pada kelompok kontrol 16 orang 41. Suami berpengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok kontrol 21 orang 60 Universitas Sumatera Utara dari pada kelompok kasus 14 orang 40. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,1030,05, berarti tidak ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan vasektomi. Nilai OR 1,47 95 CI = 0,91-2,39. Suami bersikap baik lebih banyak pada kelompok kasus 28 orang 54,9 dari pada kelompok kontrol 23 orang 45,1. Suami bersikap kurang lebih banyak pada kelompok kontrol orang 14 orang 60,9 dari pada kelompok kasus 9 orang 39,1. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,2090,05, berarti tidak ada hubungan sikap dengan penggunaan vasektomi. Nilai OR 1,47 95 CI = 0,79-2,47. Suami menyatakan ketersediaan pelayanan vasektomi yang baik lebih banyak pada kelompok kasus 32 orang 58,2 dari pada kelompok kontrol 23 orang 41,8. Suami menyatakan ketersedian pelayanan vasektomi yang kurang lebih banyak pada kelompok kontrol orang 14 orang 73,7 dari pada kelompok kasus 5 orang 26,3. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0170,05, tidak ada hubungan ketersediaan pelayanan vasektomi dengan penggunaan vasektomi. Nilai OR 2,21 95 CI = 0,101-4,85. Suami menyatakan keterjangkauan sarana kesehatan vasektomi lebih banyak pada kelompok kasus 29 orang 55,8 dari pada kelompok kontrol 23 orang 44,2. Suami menyatakan tidak keterjangkauan sarana kesehatan vasektomi lebih banyak pada kelompok kontrol orang 14 orang 63,6 dari pada kelompok kasus 8 orang 36,4. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,1270,05, tidak ada Universitas Sumatera Utara hubungan keterjangkauan sarana kesehatan dengan penggunaan vasektomi. Nilai OR 2,21 95 CI = 0,84-2,80. Suami menyatakan dukungan istri lebih banyak pada kelompok kasus orang 24 orang 61,5 dari pada kelompok kontrol 15 orang 38,5. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0360,05, ada hubungan dukungan istri dengan penggunaan hipertensi. Nilai OR 1,66 95 CI = 1,01-2,72. Suami menyatakan peran petugas kesehatan yang baik lebih banyak pada kelompok kasus 28 orang 63,6 dari pada kelompok kontrol 16 orang 36,4. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,0040,05, ada hubungan peran petugas kesehatan dengan penggunaan vasektomi. Nilai OR 2,12 95 CI = 1,18- 3,83. Tabel 4.5 Tabulasi Silang Faktor Predisposisi Pengetahuan, Sikap, Faktor Pemungkin Ketersediaan Pelayanan, Keterjangkauan Sarana Kesehatan, Faktor Penguat Dukungan Istri, Peran Petugas Kesehatan dengan Penggunaan Vasektomi No Varaibel Pengguna Tidak Pengguna Nilai p OR 95 CI n n Faktor Predisposis 1 Pengetahuan Baik 23 59.0 16 41,0 0,103 1,47 Kurang 14 40,0 21 60,0 0,91-2,39 Total 37 100,0 37 100,0 2 Sikap Baik 28 54,9 23 45,1 0,209 1,40 Kurang 9 39,1 14 60,9 0,79-2,47 Total 37 100,0 37 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Lanjutan No Varaibel Pengguna Tidak Pengguna Nilai p OR 95 CI n n Faktor Pemungkin 1 Ketersedian pelayanan vasektomi Baik Kurang 32 5 58,2 26,3 23 14 41,8 73,7 0,017 2,21 0,101-4,85 Total 37 100,0 37 100,0 2 Keterjangkauan sarana kesehatan Terjangkau 29 55,8 23 44,2 0,127 1,53 Tidak terjangkau 8 36,4 14 63,6 0,84-2,80 Total 37 100,0 37 100,0 Faktor Penguat 1 Dukungan istri Baik 24 61,5 15 38,5 0,036 1,66 Kurang 13 37,1 22 62,9 1,01-2,72 Total 37 100,0 37 100,0 2 Peran petugas kesehatan Baik 28 63,6 16 36,4 0,004 2,12 Kurang 9 30,0 21 70,0 1,18-3,83 Total 37 100,0 37 100,0

4.4. Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui faktor predisposisi pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin ketersediaan pelayanan vasektomi dan faktor penguat dukungan istri dan peran petugas kesehatan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena nilai peluang pada bivariat 0,25 sehingga enam variabel tersebut dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari hasil uji multivariat dengan mempergunakan regresi logistik ganda diperoleh bahwa dari keenam variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap, ketersediaan pelayanan vasektomi dan dukungan istri dan peran petugas kesehatan Universitas Sumatera Utara yang berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi adalah ketersediaan pelayanan vasektomi, dukungan istri dan peran petugas karena nilai p0,05. Variabel pengetahuan diperoleh OR sebesar 1,579 dengan 95 CI 0,510- 4,887, berarti suami menggunakan vasektomi 1,579 kali kemungkinan dengan pengetahuan yang baik dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Variabel pengetahuan tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi p 0,4280,05. Variabel sikap diperoleh OR sebesar 0,629 dengan 95 CI 0,400-4,545, berarti suami menggunakan vasektomi 0,629 kali kemungkinan dengan sikap yang baik dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Variabel sikap tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi p 0,6490,05. Variabel ketersediaan pelayanan vasektomi diperoleh OR sebesar 5,179 dengan 95 CI 1,405-19,086, berarti suami menggunakan vasektomi 5,179 kali kemungkinan dengan ketersediaan pelayanan vasektomi yang baik dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Variabel ketersediaan pelayanan vasektomi berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi p 0,0130,05. Variabel keterjangkauan sarana kesehatan diperoleh OR sebesar 2,243 dengan 95 CI 0,622-8,083, berarti suami menggunakan vasektomi 2,243 kali kemungkinan dengan terjangkau sarana kesehatan dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Variabel keterjangkauan sarana kesehatan tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi p 0,2170,05. Universitas Sumatera Utara Variabel dukungan istri diperoleh OR sebesar 3,622 dengan 95 CI 1,213- 10,817, berarti suami menggunakan vasektomi 3,622 kali kemungkinan yang didukung istri dengan baik dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Variabel dukungan istri berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi p 0,0210,05. Variabel peran petugas diperoleh OR sebesar 5,349 dengan 95 CI 1,738- 16,468, berarti suami menggunakan vasektomi 5,349 kali kemungkinan peran petugas yang baik dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Variabel peran petugas berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi p 0,0030,05. Tabel 4.6 Pengaruh Faktor Pemungkin Ketersediaan Pelayanan Vasektomi, dan Faktor Penguat Dukungan Istri dan Peran Petugas Kesehatan yang Memengaruhi terhadap Penggunaan Vasektomi Variabel Independen Nilai ß Nilai P Odd Ratio 95 C.l.for Exp B Lower Uppr Ketersediaan pelayanan vasektomi 1,645 0,013 5,179 1,405 19,086 Dukungan istri 1,287 0,021 3,622 1,213 10,817 Peran petugas 1,677 0,003 5,349 1,738 16,468 Constant -1,674 0,001 0,187 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda yang dapat menafsirkan variabel bebas yaitu ketersediaan pelayanan vasektomi, dukungan istri dan peran petugas kesehatan berpengaruh terhadap penggunaan vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut: 1 f Z = 1 + e –-1,674 + 1,645 X1 + 1,287 X2 + 1,677 X3 Universitas Sumatera Utara 1 1 + exp w µ = 1 1 + exp 1,674 + 1,645 1 + 1,287 1 + 1,677 1 µ = 1 1 + 0,0531 µ = µ = 0,9495 Ketersediaan pelayanan vasektomi yang baik, didukung oleh istri dan peran petugas kesehatan baik berpeluang 95 suami menggunakan metode vasektomi. Sebaliknya ketersediaan pelayanan vasektomi dan dukungan istri yang kurang baik dan peran petugas kesehatan kurang baik berpeluang 15,8 suami menggunakan metode vasektomi Lampiran 3. Perhitungan estimasi dengan akses informasi baik, kepercayaan mendukung, norma mendukung dan kebiasaan mendukung sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Vasektomi

Suami berengetahuan baik lebih banyak ditemukan pada kelompok kasus sebanyak 23 orang 62,2 dari pada kontrol sebanyak 16 orang 43,2. Hal ini disebabkan pengguna vasektomi sudah memiliki keterpaparan informasi kesehatan dari petugas kesehatan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin baik pengetahuan suami belum menjamin suami mau menggunakan kontrasepsi vasektomi. Hal ini disebabkan dukungan keluarga yang tidak menginginkan suami melakukan operasi untuk menggunakan kontrasepsi vasektomi. Suami dengan pengetahuan baik lebih banyak pengguna vasekotmi 59, sedangkan suami dengan pengetahuan kurang lebih banyak tidak menggunakan vasektomi 60. Hasil uji chi square tidak menunjukkan hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan vasektomi p 0,103. Berbeda penelitian Sariyono 2007 bahwa ada hubungan pengetahuan suami dengan partisipasi dalam memakai metode kontrasepsi Keluarga Berencana di Barito Kuala. Namun hasil uji regresi logistik berganda pengetahuan tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi p 0,3360,05. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Rahayuningtyas 1993 bahwa karakteristik yang berkaitan dengan penerimaan vasektomi antara lain: pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan jumlah anak di Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kebupaten Boyolali. Universitas Sumatera Utara