menyebutkan bahwa vasektomi dapat menyebabkan gangguan terhadap ejakulasi, dan menganggap vasektomi sama dengan kebiri, serta vasektomi merupakan tindakan operasi
yang menyeramkan.
5.3 Pengaruh Ketersediaan Pelayanan Vasektomi terhadap Penggunaan Vasektomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan pelayanan vasektomi yang baik lebih banyak pengguna vasekotmi 58,2, sedangkan ketersediaan pelayanan vasektomi
yang kurang lebih banyak tidak menggunakan vasektomi 73,7. Hasil uji chi square
menunjukkan hubungan antara ketersediaan pelayanan vasektomi dengan penggunaan vasektomi p 0,017.
Demikian juga hasil uji regresi logistik berganda ketersediaan pelayanan vasektomi berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota
Tebing Tinggi p 0,0130,05. Hal ini menggambarkan bahwa semakin baik ketersediaan pelayanan vasektomi, maka suami semakin menerima vasektomi sebagai alat kontrasepsi.
Diperkuat dengan nilai OR sebesar 5,179 dengan 95 CI 1,405-19,086, berarti suami menggunakan vasektomi 5,179 kali kemungkinan dengan ketersediaan pelayanan vasektomi
yang baik dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Menurut pendapat Sariyono
2007 bahwa pelayanan KB saat ini seperti komunikasi informasi dan edukasi masih kurang berkualitas terbukti dari peserta KB
yang berhenti menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan efek samping dan kesehatan. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas khususnya informasi
tentang vasektomi dapat memengaruhi seseorang untuk menggunakan KB tersebut
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan sumber daya kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan, keterjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen pemerintah terhadap
kesehatan dan keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan. Tersedia atau tidaknya sarana yang dapat dimanfaatkan adalah hal penting dalam munculnya perilaku seseorang
dibidang kesehatan. Betapapun positifnya latar belakang, kepercayaan dan persiapan mental yang dimiliki tetapi jika sarana kesehatan tidak tersedia tentu seseorang tidak akan
dapat berbuat banyak dan perilaku kesehatan tidak akan muncul Maryani, 2006.
Pelayanan KB yang berkualitas harus mencakup pemberian pelayanan KIPK yang dapat melindungi klien dari resiko efek samping dan komplikasi serta
meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan. Walaupun telah dilakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan KB, masih terdapat beberapa hambatan dalam
penggunaan kontrasepsi, untuk itu diperlukan upaya, antara lain dengan memberikan Komunikasi InterpersonalKonseling KIPK pada saat sebelum pelaksanaan, saat
pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. Program KB Safari belum dapat menjamin bahwa informasi tentang vasektomi
dapat disampaikan kepada seluruh pasangan usia subur di Kota Tebing Tinggi. Bahkan luas wilayah kerja sangat minim jika dikaitkan dengan frekuensi penyelenggaraannya
hanya satu tahun sekali. Kondisi ini menyebabkan fasilitas untuk KB pria masih minim dan juga alat kontrasepsi wanita lebih banyak pilihannya dibandingkan kontrasepsi pria.
5.4 Pengaruh Keterjangkauan Sarana Kesehatan terhadap Penggunaan Vasektomi