Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Vasektomi

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Vasektomi

Suami berengetahuan baik lebih banyak ditemukan pada kelompok kasus sebanyak 23 orang 62,2 dari pada kontrol sebanyak 16 orang 43,2. Hal ini disebabkan pengguna vasektomi sudah memiliki keterpaparan informasi kesehatan dari petugas kesehatan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin baik pengetahuan suami belum menjamin suami mau menggunakan kontrasepsi vasektomi. Hal ini disebabkan dukungan keluarga yang tidak menginginkan suami melakukan operasi untuk menggunakan kontrasepsi vasektomi. Suami dengan pengetahuan baik lebih banyak pengguna vasekotmi 59, sedangkan suami dengan pengetahuan kurang lebih banyak tidak menggunakan vasektomi 60. Hasil uji chi square tidak menunjukkan hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan vasektomi p 0,103. Berbeda penelitian Sariyono 2007 bahwa ada hubungan pengetahuan suami dengan partisipasi dalam memakai metode kontrasepsi Keluarga Berencana di Barito Kuala. Namun hasil uji regresi logistik berganda pengetahuan tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi p 0,3360,05. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Rahayuningtyas 1993 bahwa karakteristik yang berkaitan dengan penerimaan vasektomi antara lain: pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan jumlah anak di Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kebupaten Boyolali. Universitas Sumatera Utara Menurut Suratun 2008, penyebab rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB adalah keterbatasan pengetahuan suami tentang kesehatan reproduksi dan paradigma yang berkaitan dengan budaya patriarki di mana peran pria lebih besar daripada wanita. Ketidaksetaraan gender dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program KB. Terkait partisipasi dalam bidang kesehatan Sasongko dalam Notoadmodjo 2010 menyebutkan tujuan yang ingin dicapai dalam partisipasi masyarakat adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. Tujuan ini mengandung konsekuensi partisipasi merupakan proses yang harus dikembangkan dalam setiap upaya kesehatan dan ini terlihat dalam upaya pengembangan peran serta masyarakat khususnya keluarga. Dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakat. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya. Contohnya partisipasi anggota Polri dalam ber KB. Pengetahuan suami bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi penggunaan vasektomi disebabkan informasi kesehatan tentang vasektomi yang berkembang saat ini sudah dapat dilihat di berbagai media elektronikcetak dan informasi dari istri turut menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kotrasepsi vasektomi.

5.2 Pengaruh Sikap terhadap Penggunaan Vasektomi