Menurut Suratun 2008, penyebab rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB adalah keterbatasan pengetahuan suami tentang kesehatan reproduksi dan paradigma yang
berkaitan dengan budaya patriarki di mana peran pria lebih besar daripada wanita. Ketidaksetaraan gender dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan
program KB. Terkait partisipasi dalam bidang kesehatan Sasongko dalam Notoadmodjo 2010 menyebutkan tujuan yang ingin dicapai dalam partisipasi masyarakat adalah untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. Tujuan ini mengandung konsekuensi partisipasi merupakan proses yang harus dikembangkan dalam setiap upaya
kesehatan dan ini terlihat dalam upaya pengembangan peran serta masyarakat khususnya keluarga. Dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, berarti
keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakat. Institusi
kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya. Contohnya partisipasi anggota Polri dalam ber KB.
Pengetahuan suami bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi penggunaan vasektomi disebabkan informasi kesehatan tentang vasektomi yang
berkembang saat ini sudah dapat dilihat di berbagai media elektronikcetak dan informasi dari istri turut menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kotrasepsi
vasektomi.
5.2 Pengaruh Sikap terhadap Penggunaan Vasektomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suami dengan sikap baik lebih banyak pengguna vasekotmi 54,9, sedangkan suami bersikap kurang lebih banyak tidak
Universitas Sumatera Utara
menggunakan vasektomi 60,9. Hasil uji chi square tidak menunjukkan hubungan antara sikap dengan penggunaan vasektomi p 0,209. Berbeda penelitian Wati 2009 di Desa
Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat didapat hasil bahwa ada hubungan antara tingkat sikap dengan pemakaian alat kontrasepsi mantap.
Demikian juga hasil uji regresi logistik berganda sikap tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi p
0,1650,05. Penelitian Wahyuni 2013 berbeda bahwa ada hubungan positif yang signifikan sikap dengan partisipasi pria dalam Vasektomi di Kecamatan Tejakula Kabupaten
Buleleng p = 0,001. Adanya kecenderungan bahwa akseptor KB pria yang memiliki sikap tinggi tentang vasektomi, cenderung ikut berpartisipasi dalam vasektomi dibandingkan
dengan akseptor KB pria yang memiliki sikap rendah. Penggunaan alat kontrasepsi merupakan bentuk perilaku seseorang yang didasari
penilaian positif pada kegiatan tersebut, baik dengan tujuan tertentu maupun sekedar mengikuti lingkungannya. Hal tersebut menekankan pentingnya sebuah niat dan pemikiran
yang positif terhadap perilaku seseorang. Fishben dan Ajzein menyebutkan bahwa keyakinan akibat perilaku merupakan pengetahuan yang berasal dari diri sendiri yang positif
maupun negatif. Dari hal tersebut akan menghasilkan sikap yang selanjutnya akan menumbuhkan minat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu
Sikap suami bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi penggunaan vasektomi disebabkan ada norma dalam keluarga menyatakan bahwa kontrasepsi
vasektomi tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku di masyarakat serta vasektomi dianggap bukan merupakan kebutuhan suami. Selain itu, tanggapan dari suami
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan bahwa vasektomi dapat menyebabkan gangguan terhadap ejakulasi, dan menganggap vasektomi sama dengan kebiri, serta vasektomi merupakan tindakan operasi
yang menyeramkan.
5.3 Pengaruh Ketersediaan Pelayanan Vasektomi terhadap Penggunaan Vasektomi