Pengaruh Peran Petugas Kesehatan terhadap Penggunaan Vasektomi

umumnya berasal dari keluarga pra-sejahtera yang memiliki anak lebih dari 3 orang. Jenis pekerjaan tersebut merupakan jumlah terbanyak dari para akseptor vasektomi di Tebing Tinggi.

5.6 Pengaruh Peran Petugas Kesehatan terhadap Penggunaan Vasektomi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan yang baik lebih banyak pengguna vasekotmi 63,6, sedangkan peran petugas kesehatan yang kurang lebih banyak tidak menggunakan vasektomi 70. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan antara peran petugas kesehatan dengan penggunaan vasektomi p 0,004. Demikian juga hasil uji regresi logistik berganda peran petugas kesehatan berpengaruh langsung terhadap penggunaan vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi p 0,030,05. Hal ini menggambarkan bahwa semakin baik peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi dan pelayanan kesehatan maka suami semakin menerima vasektomi sebagai alat kontrasepsi. Diperkuat dengan nilai OR sebesar 5,349 dengan 95 CI 1,738-16,468, berarti suami menggunakan vasektomi 5,349 kali kemungkinan peran petugas yang baik dibandingkan yang tidak mengunakan vasektomi. Sejalan dengan penelitian Rustam 2006 bahwa partisipasi pria dalam praktik metode KB modern dipengaruhi oleh faktor sarana kesehatan terhadap program KB di Indonesia. Perilaku petugas kesehatan dapat memengaruhi masyarakat untuk pemanfaatan fasilitas atau produk kesehatan merupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai provider. Seseorang yang sudah mengetahui manfaat kesehatan dan ingin memanfaatkannya dapat terhalang karena sikap dan tindakan petugas kesehatan yang tidak ramah dan memotivasi individu yang akan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Selain itu, kurangnya tenaga terlatih Universitas Sumatera Utara untuk vasektomi, kurangnya motivasi provider untuk pelayanan vasektomi dan kurangnya dukungan peralatan dan medical suplies untuk vasektomi BKKBN, 2008. Upaya pemerintah Kota Tebing Tinggi membentuk Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana di mana petugas kesehatan mensosialisasikan kebijakannya tentang partisipasi pria dalam program KB kontap pria. Kebijakan tersebut antara lain dengan memberikan insentif Rp. 200.000 kepada masing-masing akseptor vasektomi. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. Selain itu, petugas kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai provider, juga harus mampu pemberdayaan tokoh masyarakat agama sebagai penyuluh. Petugas kesehatan telah melakukan promosi kesehatan kepada pasangan usia subur tentang kontrasepsi vasektomi melalui penyuluhan namun penyampaiannya belum merata di setiap wilayah kerja Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi sehingga cakupan vasektomi hanya mencapai 1,15 belum sesuai dengan sasaran kontrasepsi vasektomi sebesar 4,5 disebabkan keluarga mempunyai nilai yang menginginkan lebih banyak anak laki-laki sebagai penerus marga dan setelah dewasa anak dapat membantu keluarga menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Selain itu faktor tokoh masyarakat tidak dilibatkan dalam program kontrasepsi vasektomi. Padahal tokoh masyarakat agama lebih diteladani oleh masyarakat dalam kehidupanya dan memungkinkan peran tokoh tersebut mendapat respon dari masyarakat.

5.7 Pengaruh Ketersediaan Pelayanan Vasektomi, Dukungan Istri dan Peran Petugas