32 c.
iklim dan suasana mendukung untuk kegiatan belajar; d.
guru dan tenaga kependidikan memiliki profesionalisme yang tinggi dan tingkat kesejahteraan yang memadai;
e. melakukan improvisasi kurikulum sehingga memenuhi kebutuhan
siswa yang pada umumnya memiliki motivasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan siswa seusianya;
f. jam belajar siswa umumnya lebih lama karena tuntutan kurikulum
dan kebutuhan belajar siswa; g.
proses pembelajaran
lebih berkualitas
dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada siswa maupun wali siswa; dan h.
sekolah unggul bermanfaat bagi lingkungannya. Depdikbud, 1994.
Selain pendapat di atas, Supardi 2013: 02 mendefinisikan sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki kemampuan memberdayakan setiap
komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, serta memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan, dan akuntabel dalam
rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Lebih lanjut dinyatakan bahwa sekolah efektif menunjukkan kesesuaian antara hasil
yang dicapai dengan hasil yang diharapkan, kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievements atau observed output dengan hasil yang
diharapkan berupa objectives, target, intended output sebagaimana telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, sekolah efektif adalah sekolah yang dapat menghasilkan prestasi akademik peserta didik
yang tinggi, menggunakan sumber daya secara cermat, adanya iklim sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran yang
berkualitas, adanya kepuasan setiap unsur yang ada di sekolah, serta output sekolah yang bermanfaat bagi lingkungannya.
33
2. Model Sekolah Efektif
a. Model Tujuan
Model ini berangkat dari presepsi bahwa sekolah adalah sebuah organisasi. Organisasi dikatakan berhasil efektif apabila dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Model tujuan sering digunakan untuk meneliti dan menilai ketercapaian sebuah sekolah. Sebuah sekolah
diklasifikasikan efektif apabila ketercapaian setiap kegiatannya mencapai atau melebihi dari pada tujuan yang telah ditetapkan. Model ini berguna
apabila outcome sebuah sekolah adalah jelas. Mengacu kepada UNESCO bahwa terdapat empat pilar pendidikan
yang harus dicapai oleh sekolah yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together, learning to be, keempat pilar pendidikan itu
merupakan kemampuan kumulatif murid yang direkomendasikan UNESCO dalam menghadapi millennium ketiga abad ke-21. Learning to
know, dimaksudkan sebagai orang yang memiliki kemampuan dan kecakapan intelektual, yaitu memiliki ketrampilan berpikir mampu
bernalar, cerdas, kreatif, inovatif, mampu mengambil keputusan, mampu menyelesaikan masalah dan memiliki wawasan dan menguasai informasi
tentang dinamika persoalan kehidupannya. Learning to know dapat diperkembangkan dengan baik apabila murid dibekali dengan kemampuan
dasar membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan berhitung dengan baik Supardi, 2013: 5. Learning to do, diterjemahkan sebagai
kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam situasi yang
34 konkret yang tidak terbatas pada penguasaan keterampilan dalam
berkomunikasi, bekerjasama,
mengelola dan
mengatasi suatu
permasalahan. Dalam pilar ini, pendidikan membekali peserta didik tidak sekedar untuk mengetahui, melainkan untuk terampil berbuat atau
mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Learnig to live together, diterjemahkan sebagai belajar
bersama-sama dengan orang lain untuk menanamkan jiwa perdamaian. Kerjasama akan membangun motivasi peserta didik, mereka dapat lebih
bergairah untuk belajar karena mereka dapat mengaktualisasikan diri. Ketika motivasi itu berkembang, dan motivasi yang terbangun secara
internal akan memberikan satu kekuatan yang meningkatkan tujuan dari maksud pembelajaran tersebut. Learning to be, diterjemahkan sebagai
belajar untuk menjadi diri sendiri agar peserta didik berpotensi menjadi generasi baru yang berkepribadian mantap dan mandiri. Konsep dari
learning to be, perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena rasa kepercayaan
merupakan modal utama bagi peserta didik untuk hidup dalam masyarakat Muhardi, 2012: 5-19.
b. Model Manajemen Mutu Total
Model manajemen mutu total mengklasifikasikan sebuah sekolah efektif jika sekolah tersebut berupaya melibatkan dan memberi kuasa
kepada semua anggota dalam fungsi sekolah, mengendalikan pembalikan berterusan dalam aspek yang berbeda, memberi kepuasan keperluan,