105
2. Ruang Lingkup Pembatasan oleh karena Keberadaan Hak Lain dalam Instrumen
Keberadaan hak atas kebebasan berekspresi yang dilindungi dalam UDHR dan konvensi-konvensi,
sebenarnya lingkupnya terbatas oleh sebagian ketentuan yang ada di ketentuan-ketentuan dalam
konvensi-konvensi tersebut dan diterapkan lebih lanjut oleh ketentuan lain.
Kebebasan berekspresi sendiri dapat dibatasi oleh hak atas pemeriksaan yang adil,
73
hak atas privasi
74
dan ketentuan yang memperkenankan penyimpangan dari hak atas kebebasan berekspresi
pada saat perang atau darurat publik lainnya tetapi dengan syarat bahwa itu benar-benar diperlukan
dalam keadaan tersebut.
75
Konvensi-konvensi tersebut
memperkenankan pembatasan
pada kebebasan berekspresi yang dikhawatirkan dapat
bertujuan untuk menghancurkan atau dengan tidak sah membatasi hak atau kebebasan orang lain yang
diatur di ketentuan-ketentuan dalam konvensi.
76
73
Lihat pada Article 14 ICCPR, Article 8 ACHR, Article 7 The African Charter, dan Article 6 ECHR. Keempat-empatnya menyatakan bahwa harus ada “the right
of a fair trial” dimana seseorang belum dinyatakan bersalah bilamana belum ada pemeriksaan yang adil dan ditetapkan oleh pengadilan.
74
Lihat pada Article 17 ICCPR, Article 11 ACHR dan Article 8 ECHR. Bahwa tidak ada pihak yang dapat mencampuri privasi seseorang yang dilakukan secara
sewenang-wenang. Sementara dalam The African Charter tidak ada ketentuan yang sepadan.
75
Lihat pada Article 4 ICCPR, Article 27 ACHR, dan Article 15 ECHR.
76
Lihat pada Article 5 ICCPR, Article 29 ACHR, Article 17 ECHR, dan Article 27-28 The African Charter.
106
Berbeda dengan konvensi yang lain, ECHR memuat ketentuan yang memberikan kewenangan
kepada negara pihak untuk membatasi kegiatan politik orang asing, tanpa memandang bahwa
kewenangan ini akan melanggar hak kebebasan berekspresi orang asing itu. Bahkan juga
mengesampingkan kebebasannya untuk berserikat dan berkumpul atau untuk melaksanakan hak-hak
tersebut dengan cara yang sebanding. Di dalam Article 1 ECHR, memberikan kewajiban bagi negara
anggota
untuk memberikan
jaminan atas
pelaksanaan hak dan kebebasan, yakni diterapkan kepada setiap orang dalam jurisdiksi negara
tersebut. Hal ini memiliki arti termasuk orang asing dan orang yang tidak memiliki kecakapan hukum.
Terdapat korelasi yang berbeda tentang pelaksanaan hak, yakni di dalam Article 16 ECHR diperkenankan
kepada negara untuk membatasi kegiatan politik orang lain, meski hal ini akan menyebabkan
pelanggaran terhadap Article 10.
77
Intepretasi terhadap pelaksanaan kebebasan berekspresi berbatasan dengan hal-hal yang berupa
tindakan diskriminasi yang dilarang demi hak asasi manusia. ICCPR dan ACHR mengharuskan ECHR
77
Article 16 Restrictions on political activity of aliens ECHR berbunyi “Nothing in Articles 10, 11 and 14 shall be regarded as preventing the High Contracting
Parties from imposing restrictions on the political activity of aliens.” Keterkaitannya dengan Article 10 ECHR adalah bahwa pelaksanaan hak
kebebasan berekspresi dibatasi dengan Article 16 dengan mempertimbangkan keberadaan subyek hukum tertentu. Sayangnya Komisi Eropa belum memberikan
pengertian mengenai kegiatan politik political activity yang dimaksud.
107
memperkenankan pembatasan pada tindakan atau aktivitas yang bertujuan untuk: mendorong adanya
kebencian atas dasar kebangsaan, rasa atau agama.
78
Konvensi-konvensi dan The African Charter memberikan peluang bagi negara-negara pihak
untuk dapat menghukum seseorang yang mendorong bagi munculnya kebencian berdasar alasan nasional,
rasial atau keagamaan. Sedangkan ICCPR dengan jelas dan tegas bahwa tindakan tersebut dilarang
dalam undang-undang.
79
Hal ini terlihat dari Article 20 ICCPR yang demikian:
1. Any propaganda for war shall be prohibited by law.
2. Any advocacy of national, racial or religious hatred
that constitutes
incitement to
discrimination, hostility or violence shall be prohibited by law.
Article 20 ICCPR tersebut adalah sebagai landasan bagi tindakan yang mendorong adanya
kebencian atas dasar nasional, rasial atau agama
78
Konteks pembatasan ini berkaitan erat dengan adanya International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination ICERD, yang
ditandatangani pada tanggal 21 Desember 1965, berlaku efektif pada tahun 1969. Di dalam ICERD berbunyi: “States Parties condemn all propaganda and all
organizations which are based on ideas or theories of superiority of one race or group of persons of one colour or ethnic origin, or which attempt to justify or
promote racial hatred and discrimination in any form, and undertake to adopt immediate and positive measures designed to eradicate all incitement to, or acts
of, such discrimination and, to this end, with due regard to the principles embodied in the Universal Declaration of Human Rights….”
79
Lihat pada Article 20 ICCPR. Proteksi juga berkaitan dengan hak dan kebebasan dalam Aricle 19 dan Article 5 ICCPR.
108
tertentu.
80
Inilah yang harus dilarang dalam bentuk undang-undang. ACHR sendiri berkaitan dengan
Article 20 ICCPR tersebut, juga mewajibkan agar negara mengatur hal tersebut sebagai tindak
pidana.
81
ECHR dan The African Charter meski tidak memuatnya
secara jelas,
namun keduanya
memperkenankan untuk diatur larangan dalam undang-undang atas tindakan tersebut.
Hak-hak lain yang berkaitan dengan kebebasan berekspresi adalah hak atas kebebasan berkumpul
secara damai dan bereserikat, hak untuk menggunakan bahasa sendiri, hak untuk turut serta
dalam
pemilihan, hak
untuk menghormati
kerahasiaan korespondensi dan pembicaraan melalui telepon. Di sisi lain juga terdapat hak atas kebebasan
pikiran, hati nurani dan agama, serta pelibatan diri dalam kegiatan serikat buruh. Hak-hak inilah yang
80
UN Human Rights Committee, General Comments No. 34 CCPRCGC34: Article 19 Freedom of Expression, issued 12 September 2011, point 22
menyatakan: Paragraph 3 lays down specific conditions and it is only subject to these conditions that restrictions may be imposed: the restrictions must be
“provided by law”; they may only be imposed for one of the grounds set out in subparagraphs a and b of paragraph 3; and they must conform to the strict
tests of necessity and proportionality. Restrictions are not allowed on grounds not specified in paragraph 3, even if such grounds would justify restrictions to other
rights protected in the Covenant. Restrictions must be applied only for those purposes for which they were prescribed and must be directly related to the
specific need on which they are predicated.
81
Beberapa ketentuan dalam ACHR tentang larangan pada Article 20 ICCPR, yakni terdapat pada Article 13 5 yang secara definitif melarang dorongan tidak
sah berdasarkan semua alasan, ras, warna kulit, agama, bahasa atau asal kebangsaan. Dorongan ini dianggap sebagai tindak pidana, namun berbeda Article
20 ICCPR menyatakan harus diatur dalam undang-undang, sedang ACHR hanya memberikan peluang untuk menuntut tindakan ini dengan pertanggungjawaban
perdata.
109
memberikan pagar atau mendorong pelaksanaan hak kebebasan berekspresi dapat dilaksanakan secara
bertanggung jawab.
E. Harmonisasi Hukum