Elemen Dasar Kebebasan Berekspresi

74 ICCPR, meski susunan kata dalam konteks pembatasan adalah sama. ECHR juga menggunakan istilah mencegah ketidaktertiban atau kejahatan, sehingga istilah tersebut terlihat lebih spesifik. Lebih lanjut bahkan ECHR mencamtumkan syarat bahwa pembatasan dapat dilakukan demi melindungi kesatuan territorial atau keselamatan publik, kerahasiaan informasi yang diterima secara rahasia, dan kewenangan atau imparsialitas kehakiman.

3. Elemen Dasar Kebebasan Berekspresi

Di dalam Article 19 47 UDHR dan Article 19 ICCPR, makna kebebasan berekspresi mengandung 6 enam elemen dasar yang utama. Keenamnya perlu untuk dipahami sebagai sesuatu pemahaman yang komprehensif tentang berlakunya hak atas kebebasan berekspresi yang kemudian diatur di dalam regulasi yang dibuat oleh negara-negara yang meratifikasi konvensi. Enam aspek utama tersebut dalam pengembangannya adalah sebagai berikut 48 : 47 Dalam Article 19 yang bunyinya : “Everyone has the right to freedom of opinion and expression; this right include freedom to hold opinions without interference and to seek, receive and impart information and ideas through any media and regardless of frontiers.” Dalam terjemahannya: Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak memandang batas-batas. 48 Lihat pada Article 19, Central Asian Pocketbook on Freedom of Expression. op. cit. Hal. 31-34. 75 a. ”Everyone shall have the right...” Frasa ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak, yang berarti bahwa setiap manusia, siapapun dia memiliki haknya. Tidak ada pembedaan atau diskriminasi berdasarkan latar belakang kehidupan manusia, baik suku, ras, agama, pendidikan, atau bahkan status-status lainnya. Setiap manusia yang memiliki hak, kecuali oleh karena undang-undang atau hukum internasional hak tersebut dibatasi, misalnya mereka yang merupakan narapidana atau seseorang yang sedang dihukum karena kejahatannya. Dalam perkembangannya, seseorang memiliki hak atas kebebasannya sendiri bahkan ketika orang tersebut tidak menyadari bahwa eksistensi hak itu ada. b. ”...to seek, receive and impart...” Pernyataan ini adalah pernyataan penting dalam pengakuan atas kebebasan berekspresi. Hal ini berkaitan dengan hak untuk menyebarkan apa yang kita ketahui atau yang dipikirkan kepada orang lain, baik dalam komunikasi langsungpribadi, maupun melalui media komunikasi massa. Di dalam Article 19, pada dasarnya makna yang terkandung adalah lebih luas daripada sekedar penyebaran informasi melalui media atau tidak. Frasa tersebut mencakup juga mengenai 76 bagaimana seseorang dapat mencari dan menerima informasi danatau gagasan. Misalnya dengan mendapatkan informasi danatau gagasan itu dengan cara membaca koran, mendengarkan siaran, berselancar di internet, bahkan bisa juga dengan turut ambil bagian dalam debat-debat publik, sebagai pendengar atau aktif. Di sisi lain, bisa pula dengan menjadi jurnalis, peneliti akademik, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi penting untuk dipahami bahwa pengakuan atas kebebasan berekspresi juga erat kaitannya dengan kebebasan beroleh informasi, yakni salah satunya akses terhadap kebijakan publik. Pemerintah sebagai penentu kebijakan, harus memberikan peluang kepada individu warga negara untuk mendapatkan penjelasan. Sebagaimana dapat dilihat dalam kutipan berikut 49 : Access to information held by public authorities is another aspect of the freedom of information debate. Internationalregional human rights mechanisms have asserted the public’s right to know and urged governments’ to adopt legislation along the following lines: the legislation should be guided by the principle of maximum disclosure; public bodies should be under an obligation to publish key information; public bodies should actively promote open government; exceptions should be clearly and narrowly drawn and subject to strict ‘harm’ and ‘public interest’ tests; individuals should have the right to appeal 49 Freedom of Expression ligat di: http:www.hrea.orgindex.php?base_id=147 Akses tanggal 29 April 2013 pukul: 20.34 WIB. 77 against a refusal to disclose information to an independent administrative body, which operates in a fair, timely and low-cost manner; the legislation should provide protection for ‘whistleblowers’ who release information on wrongdoing. Akses terhadap informasi diperlukan oleh masyarakat, dalam hal kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini masih menjadi perdebatan oleh karena aspek legalitas terhadap akses ini berhadap-hadapan dengan prinsip keterbukaan terhadap informasi publuk. Pemerintah harus mampu untuk membuka diri, dikarenakan masyarakat dan hak-hak mereka yang dipertaruhkan. Masyarakat memiliki pendapat dan gagasannya sendiri terhadap kebijakan, dimana masyarakat yang menjadi tujuan atas kebijakan tersebut. Dengan demikian masyarakat harus dilindungi dengan negara membuka peluang masyarakat untuk memberikan umpan balik atas kebijakan publik yang diterapkannya. c. ”...an information and ideas of any kinds...” Kebebasan berekspresi yang diakui tidak melulu pada pemaknaannya bahwa informasi dan ide-ide dapat berguna atau terbukti kebenarannya. Kebebasan berekspresi juga berhubungan erat dengan fakta-fakta dan pendapat-pendapat yang dapat dikomunikasikan demi kegunaan dan 78 kebenaran atas informasi atau ide yang dikembangkan. Pada konteks ini penekanannya adalah bagaimana pelaksanaan hak atas kebebasan berekspresi ini ternyata dapat memuat sisi-sisi kontroversial, kesalahan informasi dan memberikan kejutan. Maka suatu ide atau informasi yang tidak disukai atau memuat kesalahan, tidak begitu saja dapat disebarkan berdasarkan pelaksanaan kebebasan berekspresi. 50 Dalam Article 19 tersebut harus dimaknai bahwa kebebasan berekspresi meskipun bisa menyebarkan segala hal, harus ada pembatasan konten, yakni politik, budaya dan seni. Jhon Stuart Mill memberikan argumennya bahwa informasi dan ide yang kontroversial tetap harus diberikan tempat atau saluran untuk dipublikasikan, dikarenakan hal-hal berikut 51 : 1 Jika suatu pendapat dibungkam, maka tidak akan diketahui suatu pendapat itu, apakah benar atau tidak. Baik untuk menyangkal pendapat itu atau tidak, juga tidak dapat 50 Dalam kaitannya dengan kebebasan pers, ada dua prakondisi yang harus dipenuhi: 1 informasi yang disampaikan mampu menciptakan komunikasi yang efektif, yakni memenuhi kebutuhan khalayak dan mencapai sasaran; 2 informasi yang disampaikan tidak hanya memberikan fakta, namun mendorong sesuatu seshingga khalayak dapat berpikir dan memperbaiki kehidupannya sehari-hari. Lihat pada Ana Nadhya Abrar, Analisis Pers: Teori dan Praktik. Kelompok Penerbit Cahaya Atma Pustaka; Yogyakarta, 2011. Hal. 39. 51 Lihat pada Article 19, Central Asian Pocketbook on Freedom of Expression. op. cit. Hal. 33. 79 dilakukan. Hal ini karena hanya pemilik pendapat saja yang tahu mengenai pendapatnya. 2 Suatu pendapat bisa saja salah atau bisa saja benar. Namun, bila pendapat itu dibungkam, maka tidak akan dapat dikoreksi. 3 Bilamana suatu ide dapat diterima, ide itu baru meyakinkan publik jika dapat bertahan ketika berhadap-hadapan dengan ide-ide yang berlawanan. 4 Suatu ide tidak mudah dilupakan, bilamana ide tersebut dapat bertahan dari tantangan ide-ide lain yang secara terus menerus dan disebarluaskan. Tentang segala hal yang ada di dalam penyebaran informasi, International Court juga memberikan perhatian, yakni dengan menekankan bahwa pelaksanaan hak ini harus tunduk pada hukum internasional yang berkaitan dengan sisi kontroversial suatu subyek. d. ”...regardless of frontiers...” Kebebasan berekspresi yang terdapat di dalam UDHR dan ICCPR pada dasarnya tidak dibatasi oleh batas-batas wilayah negara. Negara melalui pemerintahnya harus memberikan peluang dan ruang bagi warga negaranya untuk mencari, 80 menerima, memberikan informasi dari dan ke negara lain. Kebebasan berekspresi berkembang dengan dipengaruhi teknologi dan informasi yang menembus batas-batas ruang wilayah. Jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang bagi seseorang untuk mendapatkan informasi dari manapun. e. ”...through any media...” Warga negara atau masyarakat harus diberikan kebebasan untuk dapat mengekspresikan dirinya sendiri melalui berbagai saluran yang tersedia. Baik melalui media-media tradisional maupun modern yang ada di lingkungan hidupnya. Saluran ini tidak hanya berupa koran, televisi, radio, internet, buku, hasil kesenian dan pertemuan-pertemuan publik. Di sisi lain, warga negara juga bebas mendapatkan informasi dan atau berita yang dia butuhkan dari berbagai sarana tersebut. Baik sarana yang dia ciptakan sendiri maupun dari sarana-sarana media yang sudah tersedia. Sarana ini juga menentukan apakah suatu informasi layak untuk disalurkan melalui sarana media massa cetak, televisi dan radio, internet dan lain sebagainya. 81 f. ”...to respect and to ensure...” Pelaksanaan hak atas kebebasan berekspresi tidak hanya memiliki implementasi negatif saja, namun juga ada positifnya. Negara berkewajiban untuk tidak menghalang-halangi hak, tapi juga beraksi untuk menghilangkan gangguan-gangguan atas pelaksanaan hak berekspresi. Negara yang mengakui keberadaan UDHR dan ICCPR tentang hak asasi tersebut, diwajibkan juga untuk menghormati dan memastikan bahwa pelaksanaan hak atas kebebasan berekspresi harus dilakukan secara terhormat dan memastikan bahwa setiap warga negara yang berekspresi melakukannya secara bertanggung jawab.

C. Dua Sisi Kebebasan Berekspresi sebagai Hak Asasi