berbasis kelompokpada pembuatan bordir dengan membagi siswa menjadidua kelompok, kedua aspek yang diamati dalam proses
belajar mengajar belum mengalami peningkatan. Peningkatan terhadap proses belajar belum mencapai 75 siswa di kelas.
Nilai rata-rata kelas menghias busana dalam pembuatan bordir pada siklus I mengalami peningkatan 32,65 menjadi 62,2.Siswa
masih terlihat kurang menguasai atau kurang terampil dalam membordir. Karena dibagidua kelompokyang terdiri dari 16 siswa
per kelompok, sehingga dalam melihat dan mengamati demonstrasi yang dilakukan guru belum bisa teramati dengan cermat, bahkan ada
yang tidak bisa melihatnya.Siswa memilih untuk berjalan-jalan dan ngobrol.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru berkolaborasi dengan peneliti untuk melakukan tinjauan pada metode demonstrasi
berbasis kelompok sebagai tindakan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan planning
Guru berkolaborasi dengan peneliti merencanakan tindakan dengan mengadakan perubahan cara mengajar guru yaitu dengan
perubahan pembagian kelompok. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok, sehingga kerumunan menjadi lebih sedikit. Proses
demonstrasi dilakukan 30 menit per kelompok. Dengan demikian,
dengan makin sedikitnya jumlah siswa pada setiap kelompok sehingga
siswa akan
lebih cermat
dalam melihat
demonstrasipembuatan bordir yang dilakukan guru.Pengamatan proses belajar mengajar menggunakan instrumen berupa catatan
lapangan. Penilaian terhadap hasil pembuatan bordir menggunakan instrumen berupa lembar penilaian unjuk kerja.
b. Tindakan acting
Seluruh tindakan dilakukan oleh guru mata diklat menghias busana melalui metode demonstrasi berbasis kelompok dengan
membagi siswa menjadi tiga kelompok.Siswa diberi pemahaman mengenai langkah-langkah dalam membordir. Kemudian guru
mendemonstrasikan cara membordir dengan langkah-langkah yang benar, tiap kelompok ini bergantian untuk melihat proses
demonstrasi. Kelompok yang belum mendapat giliran menyiapkan peralatan dan memindah desain pada kain terlebih dahulu. Proses
demonstrasi dilakukan selama 30 menit per kelompok. Kemudian siswa diperintahkan untuk mempraktikkan pembuatan bordir sesuai
dengan penjelasan guru.Guru memperhatikan dan membimbing siswa ketika melakukan proses pembuatan bordir. Sekali-kali guru
duduk di samping kursi siswa dan memberikan sentuhan pada pundak
siswa, menunjukkan
cara menggerakkan-gerakkan
widangan, atau dengan menepuk pundak siswa bagi yang sudah baik
melakukannya. Hal ini dilakukan untuk menyemangati siswa dalam melakukan proses membordir.
c. Pengamatan observing
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu teman sejawat. Pengamatan yang dilakukan berupa:
1 Pengamatan terhadap proses belajar mengajar di kelas
Kegiatan belajar siswa dengan membagi siswa menjadi tiga kelompok sudah terlihat peningkatannya dari siklus I. Dari 8
siswa 25,00 menjadi 19 siswa 59,4 yang terlihat ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pendekatan tetap dilakukan terutama kepada siswa yang masih kurang dalam pencapaian prestasi belajar pembuatan bordir
tersebut. Peningkatan juga terlihat pada keaktifan siswa. Pada siklus I ada
8 siswa 25,00, sedangkan pada siklus II peningkatan menjadi 14 siswa 43,8 yang terlihat aktif dalam proses belajar
mengajar. 2
Pengamatan terhadap prestasi belajar Nilai rata-rata kelas dalam pembuatan bordir adalah 74,1.
Setelah menggunakan metode demonstrasi berbasis kelompok dengan membagi siswa menjadi tiga kelompok pada siklus II
terlihat adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini berarti tindakan pada proses belajar mengajar menggunakan metode