2. Siklus I
Dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2009 a.
Perencanaan planning Perencanaan dilakukan sebelum siswa dikenai tindakan. Pada tahap
ini perencanaan dilakukan oleh guru tanpa berkolaborasi dengan peneliti. Peneliti dan teman sejawat hanya bertugas sebagai observer
pengamat. Guru mengadakan proses belajar mengajar pembuatan bordir menggunakan alat bantu job sheet dan metode demonstrasi
berbasis kelompok dengan mendemonstrasikan sekali kepada seluruh siswa dengan waktu demonstrasi 30 menit per kelompok,
yang dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2009. Hasil pengamatan akan direfleksi bersama guru sebagai acuan untuk melakukan
tindakan selanjutnya. Setelah memperoleh hasil belajar peneliti dan kolaborator mendiskusikan masalah yang dihadapi siswa dalam
proses belajar mengajar tersebut. Adapun evaluasi dari diskusi peneliti dan kolaborator adalah sebagai berikut :
1 Mengidentifikasi permasalahan
Pengamatan dilakukan terhadap proses dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan lembar observasi, pengamatan tentang
proses belajar mengajar terdiri dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dan keaktifan siswa.
a Proses belajar mengajar siswa di kelas pada pembuatan
bordir
1 Dalam proses belajar mengajar pada pra siklus, terdapat sekitar 5 siswa 15,6 yang terlihat
melakukan kegiatan belajar di dalam kelas. 2 Proses belajar mengajar dilakukan secara individu,
sehingga pada pra siklus terlihat hanya 8 siswa 25 yang terlihat aktif dalam proses belajar mengajar.
b Prestasi belajar siswa pada mata diklat menghias busana
materi bordir Hasil prestasi belajar siswa mata diklat menghias busana
materi bordir pada pra siklus, dilihat dari nilai praktik rata- rata prestasi belajar siswa adalah 59,6.
2 Pemilihan masalah
Sesuai dengan pengamatan, refleksi juga dilakukan terhadap dua aspek yaitu dari segi proses dan prestasi belajar. Adapun hasil
refleksi pra siklus sebagai berikut : a
Proses belajar mengajar belum baik, karena belum dapat melibatkan sekurang-kurangnya 75 siswa dalam proses
belajar mengajar. Hal ini tidak lepas karena adanya permasalahan dalam proses belajar mengajar pembuatan
bordir di kelas XI Busana 1 SMK Negeri 2 Godean, diantaranya:
1 Pembuatan bordir merupakan mata diklat praktik
individual yang memerlukan metode demonstrasi dalam
penyampaian materi di kelas. Pada kenyataannya guru belum menerapkan keterampilan belajar berkelompok
secara optimal, mengakibatkan siswa kurang termotivasi dan kurang aktif dalam mengerjakan dan menyelesaikan
pembuatan bordir. 2
Kurangnya interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, hal ini karena guru terfokus menjelaskan pada
kelompok besar. Terlihat siswa kurang mendapatkan perhatian, bimbingan dan arahan dari guru, siswa kurang
berani bertanya kepada guru mengenai kesulitan dalam praktik bordir. Hal ini mengakibatkan hasil pekerjaan
siswa terkesan
apa adanya,
karena kurangnya
pemahaman materi yang diajarkan guru. 3
Suasana dan situasi di dalam kelas kurang tertib, masih banyak siswa yang jalan-jalan, gaduh, bercerita dan
berbicara dengan teman pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
b Rendahnya prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan
nilai rata-rata kelas yang masih kurang dari standar minimal kompetensi. Hal ini disebabkan karena :
1 Siswa tidak menguasai materi bordir, disebabkan pada
saat guru menjelaskan siswa tidak memperhatikan guru, karena hanya mendengar ceramah dari guru tanpa umpan
balik dari guru berupa perhatian dan bimbingan secara langsung, maka kegiatan praktik yang dilakukan tidak
maksimal. 2
Rendahnya keterampilan siswa seperti dalam menggerakkan widangan, gerakan maju-mundurnya
belum luwes. Hal ini karena siswa kurang termotivasi untuk mengerjakan bordir seperti yang dicontohkan guru,
siswa terlihat jenuh dan bosan. 3
Kurangnya variasi dalam proses belajar mengajar seperti pembentukan kelompok kecil, guna menimbulkan gairah
belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu
pembentukan kelompok kecil dalam demonstrasi dapat mempermudah pemahaman akan materi, karena dalam
pembimbingan, setiap siswa menerima pembimbingan yang lebih intensif.
3 Rancangan pemecahan masalah
Dari permasalahan di atas, peneliti berkolaborasi dengan guru sepakat untuk melakukan tindakan metode demonstrasi
berbasis kelompok yaitu dengan pembentukan kelompok kecil, dengan maksud untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Adapun perencanaannya sebagai berikut :