Jiwa Kewirausahaan Terdapat pengaruh positif dan signifikan Jiwa Kewirausahaan dan

133 studi lapangan terhadap mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta ”dengan hasil penelitian, ada pengaruh faktor keluarga dan jiwa kewirausahaan terhadap pendorong minat untuk berwirausaha dengan masing-masing sebesar 49,58 dan 54,38. 4. Terdapat perbedaan Jiwa Kewirausahaan, Budaya Keluarga dan Minat Berwirausaha antara siswa putri dan putra SMKN di Kabupaten Gunungkidul SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari.

a. Jiwa Kewirausahaan

Hasil uji t-test dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan jiwa kewirausahaan antara siswa putri dan putra SMKN di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata tiap sekolah dan hasil harga t hitung dengan harga t tabel. Hasil rata-rata jiwa kewirausahaan pada SMKN 1 Wonosari diperoleh rata-rata 4,07, sedangkan jiwa kewirausahaan pada SMK N 2 Wonosari diperoleh rata-rata 3,85. Sedangkan hasil harga t dalam tabel 38 ditemukan dk sebesar 78, diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 5 : t tabel = 1,991, sedangkan harga t hitung sebesar 3,418. Dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel 3,418 1,991. Hasil penelitian ini sesuai dengan diskripsi teoritik Mubadi dan Laurentius Saptono, 2005: 20 yang menyatakan bahwa jenis kelamin seseorang sering menyebabkan seseorang dalam beberapa hal persoalan yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi perbedaaan tersebut biologis jiwanya dan lingkungan kebudayaan. Hal tersebut disebabkan adanya karakteristik yang melekat pada klasifikasi gender tersebut. Putra, 134 misalnya pada umumnya lebih dominan dalam menggunakan rasio dalam cara berpikir, bertindak, dan bersikap terhadap suatu objek. Hal ini berarti ciri-ciri dominan pada seorang wirausaha seperti yang dikemukakan oleh Meredith 2002 lebih dimiliki oleh putrapria daripada putriwanita. Dengan demikian diduga kuat bahwa antara siswa putri dan siswa putra berbeda dalam hal jiwa kewirausahaannya. b. Budaya keluarga Hasil uji t-test dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan budaya keluarga antara siswa putri dan putra SMKN di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata tiap sekolah dan hasil harga t hitung dengan harga t tabel. Hasil rata-rata budaya keluarga pada SMKN 1 Wonosari diperoleh rata-rata 4,08, sedangkan budaya keluarga pada SMKN 2 Wonosari diperoleh rata-rata 3,70. Hasil dalam tabel 38 ditemukan dk sebesar 78, maka diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 5 : t tabel = 1,991, sedangkan harga t hitung sebesar 3,624. Dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel 3,624 1,991. Hasil penelitian ini sesuai dengan diskripsi teoritik Timmons, J.A. Spinelli, S., 2008: 194 yang menyatakan bahwa ada perbedaan budaya keluarga, kita melihat dari perilaku relasi dan pergaulannya. Misalnya putriwanita suka membangun hubungan pribadi dengan orang lain. Wanita dibesarkan untuk melayani dan memerhatikan sesama, sedangkan putrapria dibesarkan untuk bersaing dan mendominasi. Sifat memerhatikan sesama ini bisa menjadi perbedaan kunci keberhasilan wanita dalam berwirausaha dibanding 135 dengan pria. Dengan demikian diduga kuat bahwa antara siswa putri dan siswa putra berbeda dalam hal budaya keluarganya.

c. Minat berwirausaha

Hasil uji t-test dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan minat berwirausaha antara siswa putri dan putra SMKN di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata tiap sekolah dan hasil harga t hitung dengan harga t tabel. Hasil rata-rata minat berwirausaha pada SMK N 1 Wonosari diperoleh rata-rata 4,02, sedangkan minat berwirausaha pada SMKN 2 Wonosari diperoleh rata-rata 3,64. Hasil dalam tabel 38 ditemukan dk sebesar 78, maka diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 5 : t tabel = 1,991, sedangkan harga t hitung sebesar 4,142. Dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel 4,142 1,991. Hasil penelitian ini sesuai dengan diskripsi teoritik Timmons, J.A. Spinelli, S., 2008: 194 yang menyatakan bahwa ada perbedaan minat berwirausahanya, kita melihat dari pengambilan resiko dalam menjalankan usahanya. Misalnya putriwanita cenderung lebih berhati-hati dan konservatif, sangat memperhitungkan resiko pribadi dan bisnis, sedangkan putrapria cenderung ingin cepat-cepat mengembangkan usahanya. Menurut penelitian Trish Costello dari Kauffman Fellows www.kfp.org wirausahawan putriwanita pada umumnya lebih memiliki ciri khas seorang wirausahawan sejati dibanding wirausahawan putrapria. Dengan demikian diduga kuat bahwa antara siswa putri dan siswa putra berbeda dalam hal minat berwirausahanya. 136 Sehingga dari hasil pembahasan masing-masing variabel dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jiwa kewirausahaan, budaya keluarga dan minat berwirausaha antara siswa putri dan putra SMKN di Kabupaten Gunungkidul SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari. Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh FX. Mubadi dan Laurentius Saptono 2005 dengan judul ” Jiwa Kewirausahaan siswa SMK: suatu survey pada 3 SMK Negeri dan 7 SMK Swasta di DIY ”dengan hasil penelitian ada perbedaan jiwa kewirausahaan ditinjau dari kultur keluarga dengan � 2 hitung = 12,597 � 2 tabel = 9,488, penelitian oleh Schiler dan Crawson 1997 menemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam minat berwirausaha antara perempuan dan laki-laki dan penelitian lain yang dilakukan oleh Matthews dan Monser 1996 pada lulusan master di Amerika dengan menggunakan studi longitudional menemukan bahwa minat putrapria untuk berwirausaha lebih konsisten dibandingkan minat putriwanita yang berubah menurut waktu. 5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-masing Variabel Melalui analisis persamaan regresi ganda dapat diketahui pula sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari jiwa kewirausahaan dan budaya keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMKN di Kabupaten Gunungkidul SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari. Besarnya sumbangan relatif SMKN 1 Wonosari adalah 100 yang diperoleh dari jiwa kewirausahaan sebesar 50,6 dan budaya keluarga sebesar 49,4. Sedangkan besarnya sumbangan efektifnya adalah 59,6 yang 137 diperoleh dari jiwa kewirausahaan sebesar 30,2 dan budaya keluarga sebesar 29,4 . Sehingga pengaruh kedua variabel bebas terhadap minat berwirausaha sebesar 59,6 sedangkan 40,4 dipengaruhi oleh variabel- variabel lain yang tidak dibahas dan tidak diteliti pada penelitian ini. Dan besarnya sumbangan relatif SMKN 2 Wonosari adalah 100 yang diperoleh dari jiwa kewirausahaan sebesar 48,8 dan budaya keluarga sebesar 51,2. Sedangkan besarnya sumbangan efektifnya adalah 28,4 yang diperoleh dari jiwa kewirausahaan sebesar 13,9 dan budaya keluarga sebesar 14,5 . Sehingga pengaruh kedua variabel bebas terhadap minat berwirausaha sebesar 28,4 sedangkan 71,6 dipengaruhi oleh variabel- variabel lain yang tidak dibahas dan tidak diteliti pada penelitian ini. 138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dikemukakan pada BAB IV sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa SMKN di Kabupaten Gunungkidul SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari. Hal ini dapat ditunjukan dengan SMKN 1 Wonosari mempunyai t hitung t tabel t hitung : 5,207 t tabel : 1,686 pada taraf signifikansi 5, koefisien determinan � 2 atau besarnya sumbangan pengaruh X 1 terhadap Y tersebut adalah 0,416 atau sebesar 41,6 dan diperoleh persamaan Y = 0,099 + 0,962 X 1. SMKN 2 Wonosari mempunyai t hitung t tabel t hitung : 2,993 t tabel : 1,686 pada taraf signifikansi 5, koefisien determinan � 2 atau besarnya sumbangan pengaruh X 1 terhadap Y tersebut adalah 0,191 atau sebesar 19,1 dan diperoleh persamaan Y = 1,412 + 0,579 X 1 . Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jiwa kewirausahaan yang dimiliki siswa maka akan semakin tinggi pula minat berwirausaha siswa. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMKN di Kabupaten Gunungkidul SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari. Hal ini dapat ditunjukkan dengan SMKN 1 Wonosari mempunyai t hitung t tabel t hitung : 5,144 t tabel : 1,686 pada taraf signifikansi 5, koefisien determinan � 2 atau besarnya sumbangan