14
B. Kajian Mengenai Materi Wayang Pandawa
Pada tahun 2003, UNESCO mengumumkan bahwa wayang merupakan warisan budaya tak benda Indonesia. Hal ini dapat dijadikan alasan kuat sehingga
kurikulum muatan lokal bahasa Jawa DIY memuat cerita wayang. Cerita wayang mulai diajarkan dari kelas I hingga kelas VI sekolah dasar dengan materi
Punakawan, Pandawa, Ramayana dan Baratayuda. Keluasan materi yang diajarkan disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa disetiap jenjang kelas.
Penelitian ini difokuskan pada materi wayang Pandawa di kelas IV yang meliputi nama tokoh Pandawa, orang tua tokoh Pandawa, titisan, pusaka yang
dimiliki tokoh, aji-aji yang dimiliki tokoh, kerajaan serta watak tokoh. Adapun materi wayang Pandawa tersebut menurut Warih Jatirahayu dan Margono
Notopertomo, Muchyar Abi Tofani 2013 dan Ensiklopedia Wayang adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Wayang Pandawa
Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sansekerta Pandava yang secara harfiah berarti anak Pandhu. Kisah wayang Pandawa diambil dari sebuah kitab
epos yang berjudul Mahabharata yang berasal dari India. Cerita wayang Pandawa asli mendapat perubahan yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia
sehingga agar mudah diterima oleh masyarakat. Pandawa sendiri merupakan sebutan untuk kelima putra Pandhu Dewanata
dari kerajaan Hastinapura. Kelima anak Pandhu tersebut adalah Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Adapun penjelasan tentang tokoh-tokoh wayang
Pandawa adalah sebagai berikut.
15
a. Yudhistira
Gambar 1. Tokoh Wayang Yudhistira Yudhistira merupakan anak sulung dari Prabu Pandhu Dewanata dan Dewi
Kunthi Talibrata. Yudhistira memiliki nama lain, diantaranya ialah Raden Wijakangka, Puntadewa, Samiaji dan Dharmaputra. Menurut budaya Hindu,
Pandawa merupakan titisan para dewa. Dalam wayang Jawa, Yudhistira atau Puntadewa merupakan titisan dari Bethara Darma atau dewa keadilan dan
kebijaksanaan. Yudhistira memiliki watak sabar, tenang, suka mengalah, jujur, cinta perdamaian dan tidak suka marah meskipun telah disakiti hatinya.
Yudhistira merupakan raja Amarta dengan gelar Darma Kusuma. Yudhistira memiliki kitab Jamus Kalimasada, sedangkan pusaka yang dimiliki ialah Payung
Tunggulnaga, Kalung Robyong Mustikawarih, dan Tombak Karawelang.