Metafora Pergantian Arti Displacing of Meaning
Tod. Selanjutnya pada baris ke-31 terdapat kalimat kebahagiaan pun diberikan pada cacing. Cacing adalah makhluk kecil yang tidak berdaya. Wollust ward dem
Wurm gegeben memiliki makna bahwa kebahagiaan juga diberikan kepada makhluk kecil dan tak berdaya. Bahkan Kherub yang merupakan malaikat khusus
yang melayani Tuhan berdiri di hadapan Tuhan. Tuhan memberikan kebahagiaan pada semua makhluk tak terkecuali.
37.
Freude heisst die starke Feder
38.
In der ewigen Natur. Kebahagiaan Freude diibaratkan seperti pena kuat die starke Feder.
Pena adalah adalah tulis yang dapat memiliki banyak warna untuk melukiskan sesuatu. Schiller mengibaratkan kebahagiaan seperti pena yang melukiskan dan
memberi warna pada dunia in der ewigen Natur. Warna-warna tersebut akan membuat dunia menjadi lebih indah. Seperti itulah kebahagiaan memiliki peran
penting untuk membuat alam dunia menjadi lebih berwarna dan lebih indah.
65.
Groll und Rache sei vergessen,
66.
unserm Todfeind sei verziehn.
67.
keine Träne soll ihn pressen,
68.
Keine Reue nage ihn Schiller hidup pada masa pemerintahan Raja Karl Eugen. Pada masa
pemerintahannya, ia sering berperilaku sewenang-wenang pada rakyat. Rakyat dan bahkan Schiller membenci raja tersebut dan ingin membalas dendam atas
ketidakadilan yang mereka terima. Todfeind musuh bebuyutan pada baris ke-66 merupakan Raja Karl Eugen. Namun pada baris ke-65 sampai ke-68 Schiller
mengatakan untuk melupakan rasa benci dan keinginan untuk membalas dendam pada musuh bebuyutan mereka yaitu Raja Karl Eugen. Tidak perlu ada air mata
penyesalan yang harus ditumpahkan ketika kebencian sudah dilupakan dan memaafkan musuh bebuyutan karena tak ada kesalahan yang tidak terampuni.
71.
Freude sprudelt in Pokalen
72.
in der Traube goldnem Blut
73.
trinken Sanftmuth Kannibalen,
74.
die Verzweiflung Heldenmut- Freude sprudelt in Pokalen pada baris ke-71 merupakan metafora yang
menggambarkan Freude kebahagiaan seolah-olah bergejolak seperti air di dalam piala. Piala adalah gelas berkaki yang terbuat dari emas atau perak yang
digunakan sebagai tempat minum para raja dan bangsawan. Kannibalen pada baris ke-73 merupakan metafora dari para penguasa dan bangsawan. Kannibalen
kanibal adalah orang-orang yang suka memakan daging atau bagian tubuh manusia. Para penguasa dan bangsawan diibaratkan sebagai kanibal karena
mereka sering kali bertingkah sewenang-wenang terhadap rakyat kecil. Hal tersebut ditunjukkan dalam kalimat bahwa kanibal meminum darah emas dengan
kelembutan di dalam tandan. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang rakus dan tidak akan pernah puas atas apa yang dimilikinya. Air yang
seharusnya cukup untuk menghilangkan dahaga tidak cukup bagi mereka, sehingga diganti dengan darah. Darah adalah bagian tubuh manusia, sehingga
mereka diibaratkan sebagai kanibal karena mengkonsumsi bagian tubuh manusia.
80.
Dieses Glas dem guten Geist
81.
Den der Sterne Wirbel loben,
82.
den des Seraphs Hymne preist,
83.
dieses Glas dem guten Geist
84.
Überm Sternenzelt dort oben Dieses Glas pada baris ke-80 dan ke-83 merupakan tempat minum, namun
dalam hal ini diartikan sebagai wadah untuk menampung doa-doa yang ditujukan
untuk Tuhan. Dengan kata lain, gelas tersebut mengiaskan doa-doa pujian kepada Tuhan. Tuhan yang dipuji oleh bintang yang berotasi pada orbitnya dan oleh
Serafim. Serafim adalah malaikat yang melayani Tuhan. Kata dem guten Geist der Geist pada baris ke-80 dan ke-83 merupakan
metafora dari Tuhan. Tuhan merupakan segala hal yang baik, sehingga Tuhan dikiaskan seperti jiwa yang baik.
85.
Festen Mut in schwerem Leiden,
86.
Hilfe, wo die Unschuld weint, Festen Mut keberanian yang kuat dalam baris ke-85 merupakan arti yang
sebenarnya, yaitu keberanian yang kuat dan tidak gampang rubuh. Namun, keberanian ini mucul ketika berada dalam penderitaan yang susah. Kemudian
pada baris ke-86 terdapat kata Unschuld ketidaksalahan. Unschuld merupakan metafora dari orang-orang lemah yang tidak bersalah, tetapi diperlakukan semena-
mena oleh para penguasa. Maka, orang-orang tersebut perlu ditolong untuk mendapatkan keadilan mereka hilfe, wo die Unschuld weint.
87.
Ewigkeit geschwornen Eiden,
88.
Wahrheit gegen Freund und Feind, Eiden sumpah-sumpah yang dimaksud pada baris ini merupakan sumpah
untuk berjuang dan berani melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh para penguasa dan bangsawan. Ewigkeit geschwornen Eiden sumpah-sumpah yang
diangkat dalam keabadian. Maksudnya adalah sumpah yang dipegang teguh sampai akhir. Sumpah tersebut untuk membuktikan kebenaran Wahrheit
terhadap rakyat Freund dan kaum penguasa Feind. Kebenaran dalam hal ini
merupakan hal-hal yang terjadi di antara rakyat dan penguasa, seperti pemborosan, penindasan terhadap rakyat.
91.
Dem Verdienste seine Kronen,
92.
Untergang der Lügenbrut Kronen mahkota pada baris ke-91 adalah topi kebesaran raja atau dalam
hal ini adalah nama kebesaran orang-orang besar. Tuhan akan memberikan jasa imbalan, yaitu mahkota-Nya dem Verdienste seine Kronen pada penguasa baik
hati dan berguna bagi kehidupan manusia. Jika gelar mahkota diberikan oleh Tuhan maka kebohongan-kebohongan yang telah dilakukan oleh sang penguasa
akan dimaafkan oleh Tuhan Untergang der Lügenbrut dan Tuhan akan memberikan imbalan yang setimpal untuknya
93.
Schließt den heilgen Zirkel dichter,
94.
schwӧrt bei diesem goldnen Wein,
95.
dem Gelübde treu zu sein,
96.
Schwӧrt es bei dem Sternenrichter Pada baris ke-93 terdapat kalimat schließt den heilgen Zirkel dichter
tutup lingkaran suci lebih ketat. Lingkaran suci yang dimaksud adalah kumpulan orang-orang suci dan taat yang melingkar untuk menyembah dan memuji Tuhan.
Lingkaran tersebut harus diperketat agar tidak bisa ditembus oleh apapun termasuk kekuatan penguasa. Pada baris ke-94 terdapat kalimat s
chwӧrt bei diesem goldnen Wein, dem Gelübde treu zu sein bersumpah dengan anggur emas
ini untuk setia memegang sumpah. Anggur emas yang dimaksud dalam baris ke- 94 adalah darah Yesus untuk menebus dosa-dosa umat-Nya. Kemudian baris
selanjutnya terdapat kalimat bersumpah pada hakim di atas bintang. Hakim
di atas bintang Sternenrichter yang dimaksud adalah Tuhan. Ketika sumpah dilakukan terhadap Tuhan maka tidak ada seorangpun yang berani melanggarnya.