Keterbatasan Penelitian SEMIOTIKA RIFFATERRE: KASIH SAYANG

bahasa yang baik pula, sopan dan tertata. Selain rima, ditemukan pula enjambement dalam puisi ini. 3. Pembacaan hermeneutik puisi menunjukkan perasaan bahagia yang dialami Schiller karena mendapatkan kasih sayang yang tulus dari para pemuja dan sahabatnya di Sachsen. Schiller menyadari bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika semua orang saling menyayangi dengan tulus dan selalu beriman kepada Tuhan karena Tuhanlah yang memberikan karunia berupa sahabat yang menyayanginya dengan tulus. Kemudian juga terdapat ajakan untuk menyebarkan kasih sayang yang tulus pada sesama tanpa pandang bulu serta menghilangkan rasa dendam dan benci agar tercipta kedamaian di dunia. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat gambaran masyarakat saat itu, dimana terdapat perbedaan mencolok antara golongan bangsawan dan golongan rakyat kecil. Para penguasa dan bangsawan sering bertindak sewenang- wenang pada rakyat kecil. Pada akhir puisi terdapat ajakan untuk menegakkan keadilan pada semua golongan dan bersumpah untuk selalu menjunjung tinggi keadilan di hadapan Tuhan. Tuhanlah yang berhak menghakimi perilaku manusia dengan seadil-adilnya. 4. Matriks dari puisi An die Freude adalah kasih sayang yang tulus. Matriks tersebut kemudian diaktulisasikan menjadi model. Model dalam puisi ini adalah kebahagiaan. Pada setiap bait puisi ini menjabarkan tentang betapa indahnya kebahagiaan itu. Model puisi kemudian dijabarkan pada setiap bait puisi yang disebut varian. Varian-varian dalam puisi An die Freude terdapat pada bait ke-1, -2, -3, -4, -7 yaitu sebagai berikut. Bait ke-1 : kebahagiaan adalah sesuatu yang indah dan berasal dari Tuhan. Bait ke-2: siapapun yang memberikan kasih sayang pada sesama dengan tulus, maka akan hidup bahagia. Bait ke-3: Tuhan memberikan kebahagiaan pada semua makhluk. Bait ke-4: kebahagiaan sebagai pena yang melukis dan memberi warna dunia. Bait ke-7: menghapus kebencian dan keinginan membalas dendam merupakan cara untuk merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. 5. Hipogram potensial dalam puisi ini adalah penjabaran dari matriks, yaitu kasih sayang yang tulus. Hipogram aktual puisi adalah latar penciptaan puisi, yaitu masa kekuasaan Raja Karl Eugen dan ketika Schiller hijrah ke Sachsen.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengajaran bahasa Jerman. Berikut beberapa implikasi penelitian puisi An die Freude karya Johann Christoph Friedrich von Schiller. 1. Secara teoretis, hasil penelitian ini berimplikasi mendukung penerapan teori semiotika, khususnya semiotika Riffaterre, dalam pengkajian puisi. Analisis puisi melalui semiotika Riffaterre memiliki langkah-langkah yang jelas, sehingga dapat diterapkan dalam mengajarkan cara memaknai suatu puisi sederhana. 2. Pada puisi An die Freude terdapat bunyi-bunyi yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh bunyi-bunyi tersebut, antara lain ä[ ɛ:], ö[ø],