Semiotika dalam Karya Sastra

maka akan didapatkan “arti” dari sebuah teks. “Arti” adalah semua informasi dalam tataran mimetik yang disajikan oleh teks kepada pembaca, bersifat tekstual dan bersifat referensial sesuai dengan bahasa. Jadi, pembacaan heuristik adalah pembacaan semiotik tingkat pertama, yaitu berdasarkan struktur kebahasaan yang menerjemahkan “keanehan” kata- kata dan struktur bahasa agar sesuai dengan bahasa sehari-hari dan struktur kata berlaku. Pada tahap ini akan ditemukan arti dari puisi tersebut secara tekstual. 2. Pembacaan Hermeneutik Pembacaan hermeneutik dilakukan setelah pembacaan heuristik dan merupakan pembacaan sistem semiotik tingkat kedua. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang retroaktif sesudah pembacaan heuristik dengan memberi konvensi sastranya Pradopo, 2003: 135. Pada tahap pembacaan ini, puisi dimaknai secara keseluruhan. Tanda-tanda yang ditemukan dalam pembacaan heuristik ditemukan makna yang sebenarnya. 3. Ketidaklangsungan Ekspresi Karya sastra dalam hal ini puisi menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Bahasa berkedudukan sebagai bahan dalam hubungannya dengan sastra disebut sebagai sistem semiotik tingkat pertama karena sudah memiliki sistem dan konvensi sendiri. Sedangkan, sastra disebut sebagai sistem semiotik tingkat kedua karena sastra memiliki sistem dan konvensi sendiri yang mempergunakan bahasa Pradopo, 2003: 121. Seperti yang dikatakan Riffaterre bahwa puisi mengatakan sesuatu tetapi memiliki makna yang lain. Artinya, puisi menyampaikan sesuatu secara tidak langsung. Ketidaklangsungan ekspresi tersebut menurut Riffaterre 1978: 2 disebabkan oleh tiga hal, yaitu 1 pergantian arti displacing of meaning, 2 penyimpangan arti distorting of meaning , 3 penciptaan arti creating of meaning. a. Pergantian Arti Displacing of Meaning Menurut Riffaterre pergantian arti disebabkan oleh penggunaan bahasa kiasan, seperti simile, metafora, personifikasi, alegori, metonimi, sinekdoki, dan perumpamaan epos. Dalam pergantian arti ini suatu kata atau tanda memiliki arti lain tidak menurut arti sesungguhnya. Penggunaan bahasa kias adalah sebagai alat untuk memperoleh efek puitis dalam puisi. Bahasa kiasan mencakup semua jenis ungkapan berupa kata, frasa ataupun kalimat yang memiliki makna lain dengan makna harfiahnya. Bahasa kias ini berfungsi untuk menggugah tanggapan pembaca serta mengetengahkan sesuatu yang berdimensi banyak dalam bentuk yang sesingkat-singkatnya. Sayuti, 1985: 75.

1. Simile

Simile adalah bahasa kiasan yang membandingkan hal yang sebenarnya tidak sama menggunakan kata banding bak, bagai, seperti, umpama, ibarat, laksana, dan sebagainya. Contoh simile dalam karya sastra Jerman dapat ditemukan dalam puisi karya Rilke yang berjudul Lӧsch mir die Augen aus berikut ini. Sumber: http:rainer-maria-rilke.de05b007blutetragen.html. Wenn du meine Arme abbrechen hätte, ich fasse dich mit meinem Herzen wie mit einer Hand, Kalimat ich fasse dich, mit meinem Herzen wie mit einer Hand memiliki arti kupeluk dirimu dengan hatiku, seperti dengan tanganku. Dalam kutipan puisi tersebut, penyair menggunakan kata wie untuk mengibaratkan sebuah hati dengan sebuah tangan yang dapat memeluk.

2. Metafora

Metafora adalah bahasa kiasan yang mengumpamakan atau mengganti sesuatu dengan hal dengan tidak menggunakan kata pembanding Pradopo, 2003: 124. Menurut Alterbend via Badrun, 1989: 27 metafora adalah bahasa kiasan yang melihat sesuatu hal sama dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Contoh metafora dapat ditemukan dalam kutipan puisi berjudul Heidenrӧslein karya Johann Wolfgang von Goethe berikut ini. Sumber: http:gutenberg.spiegel.debuchjohann-wolfgang-goethe-gedichte-3670475. Sah ein Knab ein Rӧslein stehn, Rӧslein auf der Heiden. War so jung und morgenschӧn, Lief er schnell, es nah zu sehn. Seorang pemuda melihat sekuntum bunga mawar kecil, Bunga mawar kecil di hamparan ladang. Begitu muda dan cantik seperti pagi, Dia berlari cepat untuk melihat bunga mawar kecil itu lebih dekat. Metafora dalam kutipan puisi karya Goethe tersebut adalah Rӧslein yang memiliki arti bunga mawar kecil, mengibaratkan gadis kecil. Gadis kecil itu masih sangat muda dan cantik seperti pagi.

3. Personifikasi

Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan sifat-sifat manusia pada binatang, tumbuhan, benda atau konsep Badrun, 1989: 32. Contoh personifikasi dalam puisi Jerman terdapat pada karya Eduard Mörike yang