2.2.4 Pengaruh Penerimaan Negara Tahun Sebelumnya Terhadap Penerbitan Obligasi Pemerintah
Penerimaan Pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri sangat penting bagi keberhasilan proses pembangunan nasional. Hal ini disebabkan penerimaan
Pemerintah terutama dari dalam negeri yaitu dari pajak dan non-pajak maupun migas dan nonmigas adalah untuk menutup pengeluaran rutin Pemerintah. Dan kalau ada
sisanya dijadikan sebagai tabungan pemerintah setelah ditambah dengan pinjaman luar negeri yang dimanfaatkan untuk mendanai pembangunan. Apabila penerimaan
pemerintah ini cukup besar untuk membiayai pembangunan dan pengeluaran rutin, maka obligasi ataupun surat utang negara yang diterbitkan akan berkurang
Dumairy,1997. Dari pernyataan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh penerimaan negara tahun sebelumnnya terhadap penerbitan obligasi pemerintah
adalah negatif.
2.3 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah adalah sejumlah anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, baik dalam bentuk pengeluaran rutin dan pengeluaran untuk
pembiayaan pembangunan dalam satu tahun Djunasien dan Hidayat,1999.
2.3.1 Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin merupakan pengeluaran yang digunakan untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan Pemerintah yang meliputi belanja pegawai,
belanja barang, pembayaran bunga dan cicilan utang, subsidi dan pengeluaran rutin
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Melalui pengeluaran rutin, Pemerintah dapat menjalankan misinya dalam rangka menjaga kelancaran penyelenggaraan Pemerintah, kegiatan operasional dan
pemeliharaan aset negara, pemenuhan kewajiban kepada luar negeri, perlindungan kepada masyarakat miskin dan kurang mampu serta menjaga stabilitas perekonomian
Djunasien dan Hidayat,1999. Besarnya pengeluaran rutin dipengaruhi oleh berbagai langkah kebijakan yang
ditempuh Pemerintah dalam rangka pengelolaan keuangan negara dan stabilitas perekonomian seperti perbaikan pendapatan aparatur Pemerintah, penghematan
pembayaran bunga utang dan pengalihan subsidi agar lebih tepat sasaran. Kenaikan pengeluaran Pemerintah terutama dari pos belanja pegawai yang dialokasikan untuk
menaikkan gaji pegawai dan pensiunan. Selain itu lonjakan pengeluaran Pemerintah terjadi pada pos pembayaran bunga utang luar negeri dan dalam negeri. Perbedaan
karakteristik yang paling mendasar antara pinjaman dari dalam dan luar negeri yaitu pada implikasi disaat pengembalian amortisasi.
Dalam kasus pinjaman dalam negeri, pembayaran bunga utang oleh Pemerintah akan kembali dinikmati oleh masyarakat Indonesia karena terjadi transfer
pendapatan dari kelompok masyarakat yang menjadi kreditur. Dampak dari aliran dana ini masih berputar di dalam negeri karena masing-masing pihak adalah warga
negara Indonesia. Sedangkan dalam kasus pinjaman luar negeri, terjadi aliran dampak ekonomi multiplier effect yang berbeda. Pihak-pihak yang menerima pengembalian
pinjaman adalah kreditur di luar negeri Mangkoesoebroto,2001.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah utang luar negeri yang semakin besar menyebabkan anggaran yang digunakan untuk membayar bunga utang juga semakin meningkat. Meningkatnya
jumlah pembayaran bunga utang tersebut selain disebabkan oleh membengkaknya jumlah utang jatuh tempo juga dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing. Selain itu pengeluaran untuk subsidi yang berperan cukup besar adalah subsidi Bahan Bakar Minyak BBM. Subsidi ini muncul pada tahun
19971998 sebagai akibat dari melonjaknya harga minyak mentah di pasar dunia menyebabkan meningkatnya biaya pengadaan BBM hingga melebihi hasil penjualan
BBM itu sendiri, akibatnya pemerintah terpaksa memberikan subsidi terutama terhadap minyak tanah dan solar.
2.3.2 Pengeluaran Pembangunan