50 100
150
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
P enerbita n Oblig as i
N e g a ra D e nom ina s i
R upiah D e nom ina s i
Valas
Gambar 4.1. Perkembangan Penerbitan Obligasi Pemerintah 2003-2009
4.1.3 Perkembangan Penerimaan Negara
Tahun 1997 sampai tahun 2000 merupakan tahun fiskal yang sangat sulit bagi perekonomian Indonesia. Akan tetapi secara kuantitatif jumlah penerimaan negara
baik melalui perpajakan dan non perpajakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1998, kontribusi perpajakan di Indonesia mencapai 11,4 dari
total PDB atau setara dengan Rp.70,93 triliun. Pengaruh krisis sangat besar terhadap perolehan sumber dana dalam negeri. Sektor usaha yang terpuruk membawa dampak
pada menurunnya penerimaan perpajakan. Sementara itu penerimaan dari minyak bumi telah menurun sejak beberapa dekade sebagai akibat dari melemahnya harga
minyak dunia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Perkembangan Pendapatan Negara dan Hibah triliun rupiah
Kategori 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Pendapatan Negara dan Hibah 342.81
403.77 540.13
659.12 694.09 894.99 848.57
I.Penerimaan Dalam Negeri 342.47
403.03 532.67
654.88 690.26
892.04 847.63
1.Penerimaan Perpajakan 248.47
279.21 351.97
425.05 492.01 609.23 661.75
2.Penerimaan Negara Bukan Pajak 94
123.82 180.70
229.83 198.25 282.81 185.87
II.Penerimaan Hibah dalam dan luar Negeri 0.34
0.74 7.46
4.23 3.82
2.95 0.93
Sumber : Bank Indonesia 2003-2009
Komponen penerimaan dalam negeri berasal dari perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pendapatan negara dari
tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 2009 pendapatan negara mengalami penurunan dari Rp.894,99 triliun pada tahun 2008 turun menjadi
Rp.848,57 triliun pada tahun 2009. Hal ini disebabkan karena penerimaan dalam negeri khususnya penerimaan negara bukan pajak mengalami penurunan dari
Rp.282,81 triliun pada tahun 2008 turun menjadi Rp.185,87 triliun pada tahun 2009. Memang pada tahun 2007 penerimaan negara bukan pajak juga mengalami
penurunan dari Rp.299,83 triliun pada tahun 2006 turun menjadi Rp.198,25 triliun
Universitas Sumatera Utara
pada tahun 2007. Akan tetapi pengaruhnya kepada pendapatan negara tidak begitu besar karena masih ditutupi oleh penerimaan perpajakan dan penerimaan hibah.
Disini perlu usaha dari Pemerintah untuk meningkatkan penerimaan melalui kebijaksanaan perpajakan tax reform, yang tengah digarap dan harus dijalankan
secara serius. Tax reform mengalami perjalanan yang panjang dan memiliki 6 dasar sistem perpajakan yaitu: pajak haruslah sederhana, harus mencerminkan azas
pemerataan dan keadilan, memberikan kepastian hukum bagi wajib pajak maupun aparat pajak, menutup peluang penyeludupan, memberikan kepercayaan dan
menunjang pembangunan. Srategi Pemerintah dalam mengelola sisi pendapatan negara terus dilakukan melalui berbagai langkah konsolidasi fiskal yang diarahkan
pada upaya mendorong peningkatan penerimaan negara. Untuk tahun anggaran 20062007 penerimaan negara dan hibah tahun 2006 mencapai Rp.659,12 triliun,
sedangkan tahun 2007 mencapai Rp.694,09 triliun. Realisasi pendapatan negara dan hibah tahun 2008 meningkat signifikan
akibat berbagai kebijakan Pemerintah maupun dampak dari kondisi ekonomi makro. Pendapatan negara dan hibah mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 38,6, lebih
tinggi dari pertumbuhan tahun 2007 sebesar 11. Dalam hal ini sektor perpajakan maupun migas berkontribusi besar bagi pencapaian tersebut. Dengan kondisi tersebut
realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai 109,6 dari APBN-P 2008. Dari sektor perpajakan, realisasi penerimaan mencapai 108,1 dari APBN-P 2008 atau
meningkat sebesar 34,2 lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 20. Peningkatan penerimaan pajak tersebut tidak terlepas dari pengaruh
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan berbagai kebijakan perpajakan diantaranya adalah intensifikasi, ekstensifikasi, modernisasi dan penegakan hukum.
Secara khusus, intensifikasi pada tahun 2008 difokuskan pada penggalian potensi di booming sectors seperti industri kelapa sawit, batu bara dan jasa konstruksi
serta program mapping, profiling dan benchmarking wajib pajak. Sementara itu, kebijakan penegakan hukum terutama dilakukan pada sektor cukai dalam rangka
mengurangi peredaran tembakau ilegal. Di samping optimalisasi kebijakan, kondisi eksternal juga turut berkontribusi pada meningkatnya penerimaan perpajakan.
Kenaikan harga minyak dan beberapa komoditas lain di pasar internasional sampai dengan pertengahan triwulan III-2008 mampu meningkatkan penerimaan PPH migas,
bea masuk dan pajak ekspor. Pada tahun 2009 pendapatan Negara dan hibah mengalami penurunan dibanding tahun 2008 yaitu dari Rp.894,99 triliun pada tahun
2008 menjadi Rp.848, 57 triliun pada tahun 2009. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan pendapatan negara dan hibah dari tahun 2003 sampai dengan tahun
2009.
Universitas Sumatera Utara
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009
Pendapatan Negara dan Hibah
Penerimaan Dalam Negeri
Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Negara Bukan
Pajak Hibah
Gambar 4.2. Perkembangan Pendapatan Negara dan Hibah 2003-2009
4.1.4 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah