Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Pemerintah

Pengelolaan anggaran pembangunan juga harus tetap ditempatkan sebagai bagian yang utuh dari upaya menciptakan APBN yang sehat, melalui upaya mengurangi secara bertahap peran pembiayaan yang bersumber dari luar negeri tanpa mengurangi upaya menciptakan pertumbuhan yang berkesinambungan. Pembiayaan pembangunan dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan dalam negeri dan pinjaman program. Pengelolaan dana tersebut akan dialokasikan kepada departemen di tingkat pusat termasuk Departemen Hankam dan pemerintah daerah yang diklasifikasikan kedalam dana pembangunan yang dikelola daerah Djamin,1993. Dalam kebijakan penyusunan APBN dikenal beberapa kebijakan anggaran yaitu anggaran berimbang, anggaran surplus dan anggaran defisit. Dalam pengertian umum, anggaran berimbang adalah suatu kondisi dimana penerimaan sama dengan pengeluaran G=T. Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan GT, sedangkan anggaran defisit adalah anggaran dimana pengeluaran lebih besar dari penerimaan GT. Anggaran surplus digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah inflasi, sedangkan anggaran defisit digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah pengangguran dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

2.3.3 Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan Djamin,1993: a. Pengeluaran yang self liquiditing sebagian atau seluruhnya, artinya pengeluaran Pemerintah mendapatkan pembayaran kembali dari masyarakat yang menerima jasa atau barang yang bersangkutan. Misalnya, pengeluaran untuk jasa perusahaan Negara atau proyek-proyek produktif untuk tujuan ekspor. Universitas Sumatera Utara b. Pengeluaran yang reproduktif, artinya mewujudkan keuntungan-keuntungan ekonomis bagi masyarakat, yang dengan naiknya tingkat penghasilan dan sasaran pajak akan menaikkan penerimaan Pemerintah. Misalnya untuk bidang pengairan, pertanian, pendidikan dan kesehatan masyarakat pubic health. c. Pengeluaran yang tidak self liquiditing dan tidak produktif, yaitu pengeluaran yang langsung menambah kegembiraan dan kesejahteraan masyarakat. Misalnya untuk bidang rekreasi, pendirian monument, objek-objek pariwisata dan sebagainya. Ada tiga pos utama pada sisi pengeluaran Pemerintah, yaitu : 1. Pengeluaran Pemerintah untuk pembelian barang dan jasa 2. Pengeluaran Pemerintah untuk gaji pegawai 3. Pengeluaran Pemerintah untuk pembayaran transfer transfer payment. Pembayaran transfer Pemerintah adalah pembayaran Pemerintah kepada individu yang tidak dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai imbalannya. Pengeluaran Pemerintah berupa pembayaran subsidi atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat. Pemerintah mampu mempengaruhi tingkat pendapatan keseimbangan menurut dua cara yang terpisah. Pertama, pembelian Pemerintah atas barang dan jasa merupakan komponen dari permintaan agregat. Kedua, pajak dan transfer payment mempengaruhi hubungan antara output dan pendapatan disposibel pendapatan bersih yang siap untuk dikonsumsi atau ditabung yang didapat oleh sektor swasta. Universitas Sumatera Utara Perubahan dalam pengeluaran Pemerintah dan pajak akan mempengaruhi tingkat pendapatan. Hal ini menimbulkan kemungkinan bahwa kebijakan fiskal dapat digunakan untuk menstabilkan perekonomian. Jika perekonomian berada dalam keadaan resesi, pajak harus dikurangi dan pengeluaran ditingkatkan untuk meningkatkan output. Jika sedang dalam masa makmur booming, pajak harus ditingkatkan dan pengeluaran Pemerintah dikurangi agar kembali ke penggunaan tenaga kerja penuh.

2.3.4 Teori Pengeluaran Pemerintah