b Private placement, yaitu Pemerintah melakukan penempatan langsung kepada investor tertentu sesuai kesepakatan. Terbitnya SUN pada saat rekapitalisasi
perbankan dahulu dan penerbitan obligasi Negara baru pengganti HB yang jatuh tempo merupakan contoh penerbitan SUN tanpa lelang dengan metode private
placement.
2.2 Penerimaan Negara Penerimaan Pemerintah
Penerimaan Pemerintah terdiri dari penerimaan dalam negeri Pemerintah, penerimaan luar negeri Pemerintah dan hibah.
Penerimaan dalam negeri Pemerintah terdiri atas Dumairy,1997:
2.2.1 Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan dapat dikelompokkan atas beberapa jenis, yaitu : a.
Pajak Penghasilan PPh Pemungutan pajak penghasilan didasarkan pada Undang-Undang Nomor 10
tahun 1994 tentang pajak penghasilan. Pajak penghasilan merupakan biaya atau tarif yang ditetapkan sesuai dengan besarnya penghasilan seseorang.
b. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa PPN dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah PPnBM PPN merupakan tarif yang dikenakan atas nilai tambah barang dan jasa,
sedangkan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan terhadap barang-barang mewah atau barang-barang yang diimpor dari luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
c. Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Pajak bumi dan bangunan merupakan pungutan yang dikenakan atas tanah dan bangunan yang didirikan di atasnya. Hasil pungutan tersebut, 90 persen
dikembalikan kepada daerah setempat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD tingkat I 16,2 persen, dan APBD tingkat II 64,8 persen. Sisanya 9
persen digunakan untuk upah atau biaya pungut, sedangkan 10 persen lagi digunakan untuk Pemerintah pusat. Sejak tahun 1994 dana yang ke Pemerintah pusat
dialokasikan kembali kepada daerah dengan perincian 65 persen dibagikan secara merata kepada daerah tingkat II, sisanya 35 persen dialokasikan sebagai insentif
kepada daerah tingkat II yang realisasi penerimaan PBB tahun anggaran sebelumnya berhasil mencapai atau melampaui penerimaan yang telah ditetapkan.
d. Bea perolehan Hak atas tanah dan bangunan BPHTB
BPHTB merupakan jenis penerimaan pajak yang dikenakan atas nilai perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang meliputi pemindahan hak dan
pemberian hak baru. Pemungutan pajak ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 1997 tentang BPHTB.
e. Pajak lainnya
Pajak lainnya terdiri dari bea meterai dan cukai. Bea meterai merupakan tarif yang dikenakan atas dokumen-dokumen terutang dan tidak terutang. Ketentuan
mengenai bea meterai tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 182KMK.041995 tanggal satu mei 1995. Cukai merupakan pungutan atas barang
Universitas Sumatera Utara
kena cukai yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir.
f. Cukai
Kebijaksanaan pemungutan cukai tidak semata-mata dilaksanakan untuk mengisi kas negara fungsi budgeter, tetapi juga bertujuan sebagai alat pengatur
dalam rangka perlindungan bagi masyarakat. Pengawasan dan penerapan sanksi untuk menjamin ditaatinya ketentuan tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor
11 tahun 1995 tentang cukai. Dasar perhitungan besarnya tarif cukai tergantung kepada jumlah barang kena cukai, tarif dan harga dasar. Tetapi dalam kasus tertentu
dikenankan pembebasan cukai terhadap keperluan tertentu seperti untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pencegahan pencemaran lingkungan, serta
pengembalian cukai apabila barang itu diekspor. g.
Bea masuk Bea masuk merupakan tarif yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor
dari luar negeri. Selain sebagai penerimaan negara, bea masuk juga bertujuan untuk memproteksi produksi dalam negeri.
h. Tarif eksport
Tarif atau pajak ekspor merupakan tarif atas beberapa komoditi yang akan diekspor, seperti yang tertera dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 241 tahun
1998 tentang penetapan besarnya tarif dan tatacara pembayaran dan penyetoran pajak ekspor atas beberapa komoditi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak