118
b. Perjanjian Jaminan Kebendaan
Perjanjian jaminan kebendaan selalu berupa menyendirikan suatu bagian dari kekayaan seseorang, si pemberi jaminan dan menyediakannya guna pemenuhan
kewajiban hutang seseorang debitur. Kekayaan tersebut dapat berupa kekayaan debitur sendiri atau kekayaan pihak ketiga yang mengikatkan diri dalam
perjanjian antara debitur dengan kreditur atau bank. Penyendirian atau penyediaan secara khusus itu diperuntukkan bagi keuntungan seorang kreditur tertentu yang
telah memintanya, karena bila tidak ada penyendirian atau penyediaan secara khusus itu, bagian dari kekayaan tadi, seperti halnya seluruh kekayaan si debitur
dijadikan jaminan untuk pembayaran semua hutang si debitur. Dengan demikian maka
pemberian jaminan
kebendaan kepada
seorang kreditur
tertentu memberikan kepada kreditur tersebut suatu previlege atau kedudukan istimewa
terhadap para kreditur lainnya.
C. Perjanjian Berbagi Jaminan antara Bank-Bank sebagai Kreditur dengan Debitur
1. Perjanjian Berbagi Jaminan
Perjanjian berbagi jaminan sering dilakukan dan sudah diterima dalam praktek hukum perkreditan di Indonesia. Karena perkembangan bisnis perbankan dewasa ini
memang membutuhkan eksistensi perjanjian berbagi jaminan tersebut. Jika dilihat dari asal muasalnya maka security sharing system ”sistem berbagi jaminan”
sebenarnya berasal dari praktek hukum di luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
119
Kondisi-kondisi dan persyaratan yang tercantum dalam klausula cross default dan cross collateral di atas, memberikan kewenangan bagi bank tanpa diperlukan
somasi atau
peringatan lagi
untuk mengakhiri
perjanjian kredit.
Sebagai konsekuensinya, bank akan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus
lunas dari jumlah-jumlah uang yang terhutang oleh debitur berdasarkan perjanjian kredit ini danatau berdasarkan perjanjian-perjanjian lainnya baik yang telah ada
danatau akan dibuat antara debitur dan bank termasuk perubahannya danatau penambahannya danatau pembaharuannya danatau perpanjangannya, baik yang
dibuat secara notariil maupun yang dibuat secara di bawah tangan yang mungkin ada, serta baik karena hutang-hutang pokok, bunga-bunga denda, denda, provisi dan
biaya-biaya lain sehubungan dengan hutang dimaksud dan karena itu pemberitahuan dengan surat juru sita atau surat-surat lain yang berkekuatan serupa itu tidak
diperlukan lagi. Perkembangannya secara internasional pun sebenarnya baru terbilang pesat
setelah pesatnya perkembangan loan sindikasi, baik itu dalam bentuk loan murni ataupun dalam bentuk investment via surat berharga.
83
Pada prinsipnya, perjanjian berbagi jaminan
84
merupakan suatu sistem jaminan hutang security dengan mana terhadap satu atau lebih hutang dari seseorang debitur kepada beberapa kreditur
83
Nasepta, Wawancara, Relastionship Manager, Bank Mandiri Medan, di Medan, tanggal 22 Maret 2012.
84
Adapun model perjanjian berbagi jaminan yang diteliti peneliti dalam penelitian ini adalah perjanjian berbagi jaminan yang dapat diartikan sebagai suatu perjanjian dimana jaminan yang menjadi
agunan untuk menjamin pelunasan hutang dari debitur kepada seorang kreditur juga diserahkan menjadi jaminan dengan suatu perjanjian jaminan oleh debitur tersebut kepada satu atau lebih kreditur lainnya
namun tidak harus pada saat yang bersamaan atau terpisah.
Universitas Sumatera Utara
120
dijadikan jaminan yang akan digunakan oleh kreditur-kreditur secara bersama-sama. Jadi, yang merupakan karakteristik dari sistem berbagi jaminan adalah sebagai
berikut: a.
Adanya seorang debitur b.
Adanya beberapa kreditur c.
Adanya beberapa hutang atau satu hutang secara sindikasi d.
Adanya jaminan, seperti gadai, hak tanggungan, hipotik dan fidusia e.
Jaminan hutang tersebut diperuntukkan oleh debitur kepada semua kreditur yang melakukan sharing jaminan.
Jadi masing-masing kreditur memiliki perjanjian jaminan yang bersumber dari perjanjian kredit dengan debitur tersebut. Unsur dalam perjanjian berbagi jaminan ini
dapat dijabarkan sebagai berikut: a.
Terdapat lebih dari satu kreditur b.
Terdapat lebih dari 1 satu perjanjian kredit dikarenakan debitur mengikatkan dirinya secara bilateral dengan masing-masing kreditur
c. Terdapat lebih dari 1 satu perjanjian jaminan untuk objek jaminan yang sama di
saat yang berlainan d.
Sistem berbagi jaminan dalam praktek pemberian kredit yang diberikan oleh lebih dari 1 satu kreditur diperlukan karena:
1 kecuali terhadap Hak Tanggungan, yang mengenal Hak Tanggungan peringkat pertama, kedua dan seterusnya maka bentuk-bentuk jaminan lain
Universitas Sumatera Utara
121
tidak mengenal peringkat seperti ini, sehingga tidak dapat dijadikan lebih dari satu jaminan hutang, kecuali dengan Perjanjian Berbagi Jaminan.
2 sistem berbagi jaminan lebih koordinatif berhubung adanya kesempatan diangkatnya, sekaligus diatur kedudukan, hak dan kewajiban dari security
agent. 3 sistem pembagian hasil jaminan secara proporsional pari passu dalam
banyak hal lebih memuaskan para kreditur. Dan ini dapat dilakukan dengan sistem sistem berbagi jaminan.
4 sistem berbagi jaminan dapat menghindari saling rebutan dalam eksekusi jaminan, atau menghindari satu objek jaminan yang terhadapnya diikat
jaminan beberapa kali secara ilegal. Dalam
berbagi jaminan
tergantung pada
pengertian jaminan
yang didefinisikan dalam perjanjian berbagi jaminan yang bersangkutan. Tetapi biasanya
dalam praktek, yang dimaksud dengan jaminan security dalam hal ini adalah setiap bentuk jaminan hutang kelembagaan yang bersifat kebendaan, berupa collateral,
misalnya hak tanggungan, gadai, fidusia, hipotik. Terhadap jaminan-jaminan hutang, yang terhadapnya dilakukan sistem
berbagi jaminan, eksekusinya dilakukan oleh semua kreditur atau masing-masing memberi kuasa kepada agen sindikasi dari suatu loan syndication atau joint financing,
ataupun masing-masing kreditur memberi kuasa kepada seorang pengacara. Dan hasil eksekusi nantinya dibagi-bagikan secara proporsional pari passu, ataupun seperti
yang diatur dalam loan agreement yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
122
2. Proses Pengikatan Dalam Sistem Berbagi Jaminan