Cross Default Sepihak Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Secara Cross Collateral (Studi Di PT. Bank Mandiri (Persero), TBK Cabang Medan Imam Bonjol

73 fasilitas kredit yang masih baik, lancar, dan menguntungkan dianggap juga telah melakukan tindakan wanprestasi. Oleh karena itu, sulit diterima untuk meng- crossdefault-kan suatu fasilitas kredit yang baik dengan yang tidak baik. Penolakan di-crossdefault-kan kredit yang baik denagn yang tidak baik tersebut, tidak hanya antar lembaga perbankan, tetapi mungkin saja dilakukan oleh unit kerja yang berbeda pengelolaan fasilitas kreditnya, sekalipun dalam 1 satu bankkreditur yang sama, tetapi berbeda pengelolaan fasilitas kreditnya.

3. Cross Default Sepihak

Berdasarkan asas kebebasan berkontrak dan secara teoritis, dapat juga suatu perjanjian secara sepihak menyatakan bahwa apabila perjanjian yang ditunjuk tersebut default, maka perjanjian yang menunjuk ini ikut menjadi jatuh tempo pembayaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian cross default sepihak adalah apabila suatu perjanjian kredit yang isinya, antara lain mengatur bahwa apabila terjadi default atas suatu perjanjian kredit untuk fasilitas kredit lain yang ditunjuk oleh perjanjian kredit tersebut, maka atas fasilitas kredit yang menunjuk tidak serta merta menjadi default, kecuali dinyatakan secara tegas dalam perjanjian kredit. Dengan perkataan lain, atas perjanjian kredit yang menunjuk ini tidak dapat dikatakan sebagai telah default karena default hanya untuk pihak yang ditunjuk itu saja, kecuali diperjanjikan secara tegas. Suatu fasilitas kredit yang diatur dalam perjanjian kredit yang di dalamnya mengatur tentang wanprestasi, dimana wanprestasi dimaksud didasarkan pada klausula yang diatur dalam perjanjian kredit, namun dalam cross default sepihak ini, Universitas Sumatera Utara 74 wanprestasi juga menggantungkan, yaitu pada adanya default perjanjian fasilitas kredit lainnya, tetapi fasilitas kredit yang belakangan tidak menggantungkan default- nya dengan fasilitas kredit lain yang menunjuk. Kelemahan cross default sepihak ini, antara lain kesulitan untuk dapat memonitor perjanjian yang digantungkan wanprestasi, terlebih apabila perjanjian kredit yang ditunjuk berada di luar control, misalnya perjanjian kredit yang ditunjuk merupakan perjanjian kredit dari bank lain. Cross default sepihak sering dilakukan oleh lembaga perbankan dalam hal tidak terdapat kesepakatan mengenai addendum perjanjian kredit existing yang hendak di-crossdefault-kan dengan perjanjian kredit baru. Pihak yang menandatangani fasilitas kredit baru bersedia untuk di-crossdefault-kan dengan perjanjian kredit exsisting, sedangkan pihak-pihak dalam perjanjian kredit exsisting tidak terdapat kesepakatan untuk di-cross-default-kan dengan perjanjian kredit baru atau tehadap kredit exsisting tidak dilakukan perubahan addendum perjanjian kredit. Cross default sepihak juga tidak dapat dilakukan cross collateral karena dalam cross collateral diperlukan adanya persamaan waktu terjadinya default, sedangkan dalam cross default sepihak, mungkin saja tidak terjadi wanprestasi atau default secara bersama-sama.

4. Sharing Collateral