Peran Notaris dalam Pemberian Kredit

52 kemampuan kebutuhan debitur atau menolak permohonan kredit tersebut sesuai dengan aspek kelayakan kredit berdasarkan kriteria 5 C. b. Data tersebut dituangkan dalam bentuk proposal kredit yang terdiri dari: Surat Penawaran Persetujuan Kredit SPPK, Memorandum Analisa Kredit MAK dan Credit Risk Rating CRR Keputusan persetujuan kredit oleh anggota komite kredit, dengan keyakinan: 1 Akan kemampuan pemohon kredit debitur untuk membayar kembali kredit sesuai dengan syarat-syarat yang diperjanjikan. 2 Bahwa pengikatan jaminan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3 Proses pemberian kredit maupun tujuan pemberian kreditnya telah sesuai dengan standar dan kebijakan Bank Mandiri c. Setelah komite kredit memberikan persetujuan kredit, maka akan diterbitkan Surat Penegasan Kredit SPK yang berisi rangkuman PPK dan memuat kondisipersyaratan yang ditentukan oleh komite kredit. d. Berdasarkan Surat Penegasan Kredit, Account Officer menyiapkan offering letter surat penawaran kredit dan harus ditandatangani oleh debitur sebagai bentuk persetujuannya.

4. Peran Notaris dalam Pemberian Kredit

Tersedianya jasa profesi notaris untuk memenuhi kebutuhan akan akta-akta otentik. Notaris oleh undang-undang diberi wewenang membuat akta otentik mengenai semuaperbuatan hukum perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh Universitas Sumatera Utara 53 suatu peraturan perundang-undangan atau oleh para pihak yang berkepentingan menginginkan agar dituangkan atau diatur dalam suatu akta otentik. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Dalam jabatannya seorang notaris tidak boleh berpihak dan harus menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum. Karena notaris merupakanpejabat umum yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri maka seorang notaris dituntut untuk patuh dan setia kepada Negara Republik Indonesia, Pancasila danUndang-Undang Negara Republik Indonesia. Notaris merupakan jabatan berwajah ganda, disatu pihak ia pemangku jabatan negara dan dipihak lain ia sebagai pelaksana profesi. Namun demikian dasarnya adalah sama bahwa notaris mengatur hubungan hukum secara tertulis antara berbagai pihak yang dituangkan dalam suatu akta otentik. Pasal 15 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, menyatakan : a. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai suatu perbuatan, perjanjian, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang- undangan dan atau yangdikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan data, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak ditugaskan atau Universitas Sumatera Utara 54 dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang- undang. b. Notaris berwenang pula: 1 Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; 2 Membukukan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; 3 Membuat kopi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; 4 Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; 5 Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta 6 Membuat akta yang berkaitan dengan pertahanan, atau 7 Membuat akta risalah lelang c. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang- undangan Akta otentik itu menurut Pasal 1870 KUHPerdata memberikan kepada pihak- pihak yang membuatnya suatu pembuktian yang mutlak. Disini letak penting dari profesi notaris, yakni bahwa notaris karena undang-undang diberi wewenang menciptakan alat pembuktian yang mutlak, dalam pengertian bahwa apa yang tersebut dalam akta otentik itu pada pokoknya dianggap benar. Dalam praktik perbankan, tidak ada ketentuan perundang-undangan Universitas Sumatera Utara 55 yang mengharuskan perjanjian kredit dibuat dengan akta otentik. Perjanjian kredit dapat dibuat baik dengan akta di bawah tangan maupun akta otentik akta notaris. Praktik yang berlaku ialah, untuk kredit-kredit yang berjumlah besar biasanya perjanjian kreditnya dibuat dengan akta notaris, sedangkan untuk kredit-kredit yang berjumlah kecil, antara lain Kredit Usaha Kecil KUK, cukup dibuat dengan akta di bawah tangan. Apabila proses pengikatan kredit dan pengikatan jaminan dilakukan secara notarial, maka notaris harus menyerahkan Cover notes, sebagai janji bahwa apabila pengikatan kredit maupun pengikatan jaminan telah selesai dilakukan maka dokumen-dokumen tersebut akan diserahkan ke bank. Cover Notes atau surat keterangan resmi mempunyai makna bahwa seluruh berkas agunan asli yang belum diterima akan selesai dalam waktu yang sudah disepakati. Surat keterangan dan notaris ini menyatakan suatu keadaan berdasarkan perjanjian, misalnya sertifikat tanah milik debitur disimpan oleh notaris dalam rangka proses balik nama. Dalam membuat perjanjian kredit secara notarial, notaris harus bertanggung jawab memeriksa dan memastikan bahwa perjanjian kredit tersebut telah memenuhi keabsahandan persyaratan hukum dan memuat jumlah, jangka waktu, tata cara pembayaran kembali serta syarat dan kondisi kredit lainnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam offering letter surat penawaran.

D. Cross Collateral dan Cross Default Jaminan Silang dan Ingkar Janji Silang

Salah satu tuntutan dalam lapangan hukum perbankan, khususnya dalam pemberian fasilitas kredit adalah perlu adanya variasi dalam hal-hal yang berkaitan Universitas Sumatera Utara 56 dengan agunan fasilitas kredit. Oleh karena itu, hukum harus mampu memberikan perlindungan yang memadai terhadap variasi pemberian agunan fasilitas kredit tersebut. Variasi dan perlindungan hukum ini, antara lain berkaitan dengan adanya cross default dan cross collateral dalam agunan kredit. Istilah –istilah tersebut pada mulanya tidak dikenal dalam istilah hukum KUH Perdata Indonesia, tetapi tuntutan perlindungan hukum atas kegiatan-kegiatan ekonomi, maka hukum harus memberikan tempat dan kedudukan yang layak terhadap tuntutan tersebut pada lapangan hukum yang tepat dan proporsional sehingga memberikan perlindungan yang cukup pada para pelaku ekonomi.

1. Cross Collateral Joint Collateral Jaminan SilangAgunan Bersama