116
lainnya timbul dari hak istimewa, dari gadai dan dari hipotik, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 1133 KUH Perdata
82
.
2. Jenis-jenis Perjanjian Jaminan
Keberadaan jaminan collateral merupakan kebutuhan bagi kreditur atau bank. Dalam hal ini terdapat suatu transaksi jaminan yang dapat diartikan sebagai
suatu ketetapan di mana suatu pihak baik sebagai individualpribadi atau sebagai organisasi bisnis, memberikan pinjaman atau memberikan kredit kepada pihak lain
dengan harapan bahwa pinjaman tersebut akan dibayar kembali dengan bunga yang sesuai dan jika syarat-syarat dalam transaksi pemberian hutang tersebut tidak
terpenuhi maka pihak terjamin pihak yang kepada siapa kewajiban harus dipenuhi akan menuntut haknnya atas jaminan. Hak istimewa ialah suatu hak yang oleh
Undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya.
Gadai dan Hipotik adalah lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal di mana oleh Undang-undang ditentukan sebaliknya. Hal ini sebagaimana diatur dalam
Pasal 1134 KUH Perdata. Dalam transaksi jaminan disyaratkan adanya suatu hutang, seorang debitur,
seorang kreditur yang menjadi pihak terjamin, harta kekayaan yang menjadi jaminan barang jaminan dan suatu perjanjian yang menjamin bahwa kreditur akan memiliki
82
Hak istimewa ini juga diatur secara khusus dalam Pasal 1150 KUH Perdata tentang Gadai, Pasal 27 Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan Pasal 20 ayat 1 huruf b
UUHT.
Universitas Sumatera Utara
117
kepentingan atas jaminan pada barang jaminan yang disebut perjanjian jaminan. Perjanjian jaminan timbul karena adanya perjanjian pokok. Perjanjian pokoknya
berupa perjanjian pinjam-meminjam atau perjanjian kredit dan tidak mungkin ada perjanjian jaminan tanpa ada perjanjian pokoknya. Perjanjian jaminan merupakan
perjanjian khusus yang dibuat oleh kreditur atau bank dengan debitur atau pihak ketiga yang membuat suatu janji dengan mengikatkan benda tertentu atau
kesanggupan pihak ketiga dengan tujuan memberikan keamanan dan kepastian hukum pengembalian kredit atau pelaksanaan perjanjian pokok. Perjanjian jaminan
ini dapat dibagi menjadi 2 dua, yaitu sebagai berikut: a.
Perjanjian Jaminan Perorangan Perjanjian jaminan perorangan merupakan hak relatif yaitu hak yang hanya dapat
dipertahankan terhadap orang tertentu yang terikat oleh perjanjian. Perjanjian jaminan perorangan adalah perjanjian jaminan antara kreditur dengan pihak
ketiga, di mana perjanjian ini diadakan untuk kepentingan debitur. Perjanjian jaminan perorangan dinamakan sebagai penanggungan utang borgtocht. Hal ini
sebagaimana diatur dalam Pasal 1820 KUH Perdata. Dalam perjanjian jaminan perorangan personal guarantee yang diikat adalah kesanggupan dari pihak
ketiga untuk melunasi hutang debitur. Dalam perjanjian jaminan perorangan tidak jelas benda apa atau yang mana milik pihak ketiga yang akan menjadi
jaminan, sehingga di sini akan berlaku ketentuan seperti dalam jaminan umum yang lahir karena undang-undang dan hanya memberikan kedudukan yang sama
di antara para kreditur yaitu sebagia kreditur konkuren saja.
Universitas Sumatera Utara
118
b. Perjanjian Jaminan Kebendaan
Perjanjian jaminan kebendaan selalu berupa menyendirikan suatu bagian dari kekayaan seseorang, si pemberi jaminan dan menyediakannya guna pemenuhan
kewajiban hutang seseorang debitur. Kekayaan tersebut dapat berupa kekayaan debitur sendiri atau kekayaan pihak ketiga yang mengikatkan diri dalam
perjanjian antara debitur dengan kreditur atau bank. Penyendirian atau penyediaan secara khusus itu diperuntukkan bagi keuntungan seorang kreditur tertentu yang
telah memintanya, karena bila tidak ada penyendirian atau penyediaan secara khusus itu, bagian dari kekayaan tadi, seperti halnya seluruh kekayaan si debitur
dijadikan jaminan untuk pembayaran semua hutang si debitur. Dengan demikian maka
pemberian jaminan
kebendaan kepada
seorang kreditur
tertentu memberikan kepada kreditur tersebut suatu previlege atau kedudukan istimewa
terhadap para kreditur lainnya.
C. Perjanjian Berbagi Jaminan antara Bank-Bank sebagai Kreditur dengan Debitur