124
3. Kedudukan
Security Agent ”Agen Jaminan” dalam Perjanjian Berbagi Jaminan.
Sama seperti dalam sistem keagenan biasa maka siapa saja yang cakap berbuat secara hukum dapat menjadi agen dalam sistem berbagi jaminan. Hanya saja,
dengan alasan-alasan lebih praktis, efektif dan efisien maka yang lebih sering justru salah seorang dari kreditur tersebut yang menjadi agennya. Dengan demikian, agen
tersebut akan bertindak untuk dan atas nama semua kreditur, termasuk untuk dirinya sendiri dalam kedudukannya sebagai kreditur.
Prinsip dasar hukum keagenan ini diatur secara sangat sederhana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD tentang komisioner dalam Pasal 76 sampai
dengan 85 huruf a dan dalam KUH Perdata tentang pemberian kuasa dalam Pasal 1792 sampai dengan Pasal 1819 KUH Perdata. Di samping itu, hubungan keagenan
tunduk pula baik kepada ketentuan-ketentuan umum tentang perikatan seperti yang diatur dalam Pasal 1233 sampai dengan Pasal 1312 KUH Perdata maupun kepada
ketentuan-ketentuan tentang perikatan yang lahir karena perjanjian yang diatur dalam Pasal 1313 sampai dengan Pasal 1351 dan tentang hapusnya perjanjian Pasal-pasal
1381 sampai dengan Pasal 1456 KUH Perdata. Selanjutnya terkait dengan sah tidaknya agen dalam bertindak untuk dirinya
sendiri, hal ini sebenarnya sudah tidak sesuai dengan prinsip dasar hukum keagenan dimana dalam hal keagenan mesti ada 2 dua pihak yaitu pihak agen dan pihak
prinsipal. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah krusial karena kalaupun terjadi kasus paling jelas bahwa oleh hukum, perjanjian keagenan khusus terhadap
Universitas Sumatera Utara
125
dirinya sendiri dianggap tidak pernah ada maka akibat yang paling jauh akan terjadi bahwa si agen tersebut dalam hal ini dianggap bertindak untuk dirinya sendiri, bukan
lagi dalam kedudukannya sebagai agen, melainkan sebagai para pihak langsung. Jadi, tidak mempunyai konsekuensi yuridis serius yang berbeda dengan
seandainya dia bertindak sebagai agen. Disamping itu, karena umumnya dalam sistem berbagi jaminan, seorang agen di samping bertindak untuk dirinya sendiri, dia juga
bertindak untuk dan atas nama orang lain maka akan terjadi semacam conflict of interest dalam tindakannya itu.
Dalam hal demikian, dengan adanya pengaturan yang rinci dalam kontrak sistem berbagi jaminan maka conflict of interest ini dapat dihilangkan atau ditekan
seminimal mungkin. Oleh karena itu pula, pengaturan kedudukan, hak dan kewajiban dari agen dalam kontrak sistem berbagi jaminan menjadi sangat krusial.
Pada pokoknya, kedudukan agen berbagi jaminan sama dengan kedudukan agen pada umumnya, yakni mewakili prinsipalnya untuk melakukan sesuatu
perbuatan tertentu. Dalam hal agen dalam sistem berbagi jaminan maka
kedudukannya adalah untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : a.
mewakili prinsipal kreditur-kreditur dalam hal pengikatan jaminan hutang; b.
mewakili prinsipal dalam hal eksekusi jaminan hutang; c.
membagi-bagi hasil eksekusi jaminan hutang kepada para kreditur menurut imbangan seperti yang diperjanjikan, in casu, biasanya secara proporsioanl
persentase jumlah piutangnya pari passu;
Universitas Sumatera Utara
126
d. melakukan hal-hal lain dalam hubungannya dengan jaminan hutang seperti
mengawasi barang yang menjadi objek jaminan hutang, menerimamemegang polis asuransi dari jaminan hutang dan bila perlu mengurusi masalah-masalah
administrasi lainnya.
4. Perjanjian Berbagi Jaminan di PT Bank Mandiri Persero, Tbk