Universitas Sumatera Utara
menginterpretasikan dan mereaksi lingkungan kita. Oleh karena itu untuk mengenal diri pribadi, kita harus memahami komunikasi intrapribadi.
Seperti ditegaskan tadi bagi seorang komunikator melakukan komunikasi intrapribadi amat penting sebelum ia berkomunikasi dengan orang lain lebih-lebih
jika komunikasi bersifat vertikal ke atas upward vertical communication; kalau kita berkehendak mengubah perilaku atasan kita atau orang yang statusnya lebih
tinggi daripada kita. Dengan terlebih dahulu di dalam diri pribadi kita memformulasikan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan kita,
komunikasi akan efektif sesuai dengan tujuan kita.
2.2.2.2 Sistem Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan informasi yang meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir Rakhmat, 2007:49. Sensasi
adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain,
persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan
memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.
I. Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. “Bila alat-alat indera
mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan ‘bahasa’ yang dipahami oleh ‘komputer’ otak maka terjadilah proses sensasi,” kata
Dennis Coon 1997:79. “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera,” tulis Benyamin B. Wolman 1973:343 dalam Rakhmat, 2007:49.
Sensasi berhubungan erat dengan alat indera sebagai penerima informasi. Melalui alat inderalah manusia dapat memahami kualitas fisik
lingkungannya dan memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Apa saja yang menyentuh alat indera
dari dalam atau dari luar disebut stimuli Rakhmat, 2007:50. Sensasi dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal.
Universitas Sumatera Utara
II. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun
begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori Desiderato
1976 dalam Rakhmat, 2007:51. -
Perhatian Attention
Kenneth E. Anderson 1972 mengatakan perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah dalam Rakhmat, 2007:52. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat
indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
Faktor eksternal penarik perhatian Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional
dan personal. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan,
dan perulangan. Faktor internal penaruh perhatian
Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, kita mendengar apa yang kita dengar. Perbedaan perhatian ini timbul
dari faktor-faktor internal dalam diri kita seperti faktor-faktor biologis, sosiopsikologis, motis sosiogenesis, sikap, kebiasaan dan
kemauan, mempengaruhi apa yang kita perhatikan. Kenneth E. Anderson menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang
harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi dalam Rakhmat, 2007:54.
1. Perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis,
bukan pasif dan refleksif. Kita secara sengaja mencari stimuli tertentu dan mengarahkan perhatian kepadanya.
Sekali-sekali, kita mengalihkan perhatian dari stimuli yang satu dan memindahkannya pada stimuli yang lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Kita cenderung meperhatikan hal-hal tertentu yang penting,
menonjol, atau melibatkan diri kita. 3.
Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan, dan
kepentingan kita. Kita cenderung memperkokoh kepercayaan, sikap, nilai, dan kepentingan yang ada dalam
mengarahkan perhatian kita, baik sebagai komunikator atau komunikate.
4. Kebiasaan sangat penting dalam menetukan apa yang
menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
5. Dalam situasi tertentu secara sengaja menstrukturkan
perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan.
6. Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut
lebih kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepsi kita akan betul-betul cermat.
Kadang-kadang konsentarsi yang sangat kuat mendistorsi persepsi kita.
7. Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita; kita
cenderung mempersepsi apa yang memang ingin kita persepsi.
8. Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam
menentukan perhatian dan persepsi tidak jarang efek motivasi ini menimbulkan distraksi atau distorsi
meloloskan apa yang patut diperhatikan, atau melihat apa yang sebenarnya tidak ada.
9. Intensitas perhatian tidak konstan.
10. Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga
tidak konstan. Kita mungkin memfokuskan perhatian kepada objek sebagai keseluruhan, kemudian pada aspek-
aspek objek itu, dan kembali lagi kepada objek secara keseluruhan.
11. Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak
menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian. Pada akhirnya, perhatian terhadap stimuli
mungkin akan berhenti.
12. Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli
secara serentak. Makin besar keragaman stimuli yang mendapat perhatian, makin kurang tajam persepsi kita pada
stimuli tertentu.
13. Perubahan atau variasi amat sangat penting dalam menarik
dan mempertahankan perhatian. -
Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
personal. Persepsi bukan ditentukan jenis atau bentuk stimuli. Tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli. Nilai sosial
suatu objek bergantung pada kelompok sosial orang yang menilai. Persepsi juga dipengaruhi faktor emosional, kebudayaan yang sudah merupakan
disiplin tersendiri dalam psikologi antarbudaya dan komunikasi antarbudaya.
Kerangka Rujukan Frame of Reference
Kerangka rujukan adalah faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi. Pada awalnya konsep ini berasal dari
penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek. Para psikolog sosial menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi
sosial. Dalam komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya.
Kerangka rujukan ini sangat berguna untuk menganalisa interpretasi perseptual dari peristiwa yang dialami Rakhmat,
2007:58.
-
Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Manusia selalu
memandang stimuli dalam konteksnya dan dalam strukturnya. Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat, 2007:56 merumuskan beberapa
dalil persepsi sesuai dengan penjelasan diatas yaitu: 1.
Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-
objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. 2.
Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun
stimuli yang diterima oleh kita tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita
persepsi.
3. Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada
umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
Dalil ini berada pada konteks hubungan dimana jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan
sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
4. Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau
menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama Rakhmat, 2007:56-61.
III. Memori