Lokasi dan Waktu penelitian Pengumpulan Data Tahapan Penelitian

PT. FKT untuk saat ini melakukan produksi untuk memenuhi permintaan dari perusahaan perakitan kendaraan bermotor yang berupa bulk dan permintaan untuk dealer yang berupa oli kemasan botol untuk selanjutnya disebar ke pedagang kecil. Penelitian ini difokuskan kepada produk oli dalam kemasan botol karena permintaan bulk bersifat statis dan cenderung tetap.

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di pabrik PT. FKT di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, dari Oktober 2010 sampai dengan Maret 2011.

3.3. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang didapatkan langsung dari PT. FKT. Data primer yang digunakan dan diolah didapatkan dengan metode wawancara, diantaranya adalah: a. Data mengenai proses produksi secara umum. b. Data mengenai biaya-biaya produksi, kapasitas produksi, permintaan produk. c. Pola pengiriman bahan baku dan pengiriman barang ke pasar. Metode pengumpulan data yang lain adalah dengan melakukan observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti. Tabel pengumpulan data dan analisis dapat di lihat pada Lampiran 2. 3.4 Pengolahan Data 3.4.1 Analisa Pola Permintaan Produk Pola permintaan produk diolah berdasarkan data historis jumlah permintan tiap produk sehingga mendapatkan ramalan pola permintaan produk, kemudian hasil analisis disajikan secara visual dengan grafik- grafik dan diagram agar lebih mudah dipahami apakah pola permintaan bersifat trend, musiman, siklus, atau acak. Tahap-tahap kegiatan analisis pola permintaan produk adalah: 1. Mengumpulkan data permintaan produk 2008-2010. 2. Mengolah data-data tersebut, mengelompokkan berdasarkan tipe produk, lalu mencari rata-rata, nilai tengah, permintaan tertinggi, permintaan terrendah, masing-masing produk. 3. Menyajikan hasil olahan data tersebut dalam bentuk kurva, bagan- bagan dan mendeskripsikannya.

3.4.2 Pola Produksi Optimum

Setelah mendapatkan ramalan pola permintaan produk, data tersebut akan dipergunakan untuk menyusun pola produksi optimum bagi perusahaan dengan mempertimbangkan kapasitas produksi, dan hambatan sumberdaya yang dialami oleh perusahaan sebagai elemen pembatas dengan menggunakan linear programming dan dengan bantuan software.

3.4.3 Manajemen Persediaan Bahan Baku

Setelah mendapatkan pola produksi optimum, kemudian sistim persedian bahan baku yang telah telah diterapkan oleh PT.FKT disesuaikan dengan pola produksi yang telah optimum. Dalam menyesuaikan persediaan bahan baku terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: a. Safety Stock. Safety stock yaitu persediaan tambahan yang disiapkan untuk melindungi perusahaan dari kemungkinan terjadinya kehabisan barang, dalam hal ini bahan baku. Safety Stock diperlukan untuk menjaga terhadap ketidakpastian atau perubahan Lead Time. Safety stock dihitung dengan rumus: safety stock = √ 1 Dimana : Z = service level. = rata-rata kebutuhan L = lead time. b. Lead Time. Lead time adalah jeda waktu antara dilakukannya pemesanan hingga barang pesanan sampai dan siap untuk digunakan dalam proses produksi. c. Reorder Point R. Reorder point adalah titik dimana perusahaan harus kembali melakukan pemesanan setelah dihitung dengan mempertimbangkan lead time dan safety stock sebagaimana hingga ketika barang yang dipesan tersebut tiba kondisi safety stock sama dengan nol 0. Reorder point dihitung dengan rumus: Reorder point = đL + Z.σ d . √ 2 Dimana : đ = rata-rata penggunaan per satuan waktu. Z = service level. L = lead time. Z. σ d √ = safety stock.

3.5. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan di PT.FKT diawali dengan mempelajari kondisi perusahaan secara umum melalui studi literatur dan wawancara dengan plant manager PT. FKT tentang kondisi perusahaan secara umum, sepeti tingkat penjualan, produk yang dihasilkan dan lain-lain. Mendefinisikan faktor-faktor biaya produksi yang dilakukan dengan metode pengamatan, diskusi, studi literatur dan wawancara yang di lakukan di kedua plant produksi di PT. FKT, lalu dilanjutkan dengan pemetaan pola permintaan produksi dari bahan baku didatangkan hingga produk jadi keluar dari mesin dan siap di kemas dalam box. Metode pencarian data yang sama dilakukan untuk mendapatkan pola produksi optimum, yaitu yang paling efisien dari segi biaya produksi. Model persediaan bahan baku disusun dan disesuaikan dengan pola produksi yang sudah optimal dari segi biaya produksi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. FEDERAL KARYATAMA PT. FKT adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi oli pelumas, dan memulai usaha pada tahun 1989. PT. FKT pada saat ini memproduksi oli pelumas untuk kendaraan bermotor roda 2 yang didistribusikan dari Sabang hingga Merauke melalui agen-agen yang ditunjuk oleh PT. FKT . Sejak 1 Januari 1997, PT. FKT menempati kantor utama dan pabrik di Kawasan Industri Pulogadung, yang kemudian pada tahun 2009 PT. FKT mendirikan pabrik yang kedua juga di Kawasan Industri Pulogadung. Penelitian dilakukan pada kedua pabrik tersebut, yang memiliki kapasitas produksi total mencapai 176.000 botol oli mesin baik kemasan 1 liter maupun 0,8 liter per hari, dan dengan mempekerjakan 218 karyawan. Presiden direktur pada struktur organisasi PT. FKT merupakan pimpinan tertinggi yang bertanggungjawab atas kelancaran dan kemajuan perusahaan. Meskipun demikian kekuasaan tertinggi perusahaan tetap berada dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.2. Produk-produk PT. FKT

Produk yang dihasilkan PT. FKT adalah oli pelumas mesin kendaraan bermotor roda dua kopling basah atau yang biasa disebut kendaraan bermotor roda dua manual dan juga kendaraan bermotor roda dua dengan kopling kering, atau biasa disebut dengan sebutan kendaraan bermotor roda dua matic. PT. FKT memproduksi oli dengan merek dagang sebagai berikut:  EVOTEC, oli mesin dengan kekentalan multigrade SAE 10W-30, dengan spesifikasi standar kualitas API - SJ JASO MA. Oli ini sesuai untuk melumasi mesin kendaraan bermotor roda dua bermesin 4-Tak dengan sistem kopling basah manual dengan teknologi mesin baru yang membutuhkan pelumas encer.