Baik tidaknya metode yang digunakan dalam peramalan tergambarkan pada penyimpangan oleh hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi.
Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya digunakan apabila
terdapat tiga kondisi sebagai berikut: a.
Adanya informasi tentang keadaan yang lain. b.
Informasi tersebut dapat dikuantifikasi dalam bentuk data. c.
Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa mendatang.
2.6. Tahapan Peramalan
Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa medatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah
perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu mendatang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu. Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksi-
proyeksi adalah fungsi mekanikal. Menurut Handoko 1994, proses peramalan terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1.
Penentuan Tujuan; langkah pertama terdiri atas penentuan estimasi
yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung kepada kebutuhan para manajer. Analis membicarakan dengan para pembuat keputusan untuk
mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan dan mengetahui: a.
Peubah-peubah apa yang akan di estimasi. b.
Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan. c.
Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan digunakan. d.
Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan. e.
Derajat kepentingan estimasi yang diinginkan. f.
Kapan estimasi dibutuhkan. g.
Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.
2.
Pengembangan Model; Setelah tujuan diterapkan langkah berikutnya
adalah mengembangkan suatu model, yang merupakan penyajian secara lebih sederhana dari sistim yang dipelajari. Model adalah suatu
kerangka analitik yang bila diberi data masukan menghasilkan estimasi
penjualan di masa mendatang. Pemilihan suatu model yang tepat adalah penting, karena setiap model memiliki asumsi-asumsi yang harus
dipenuhi sebagai persyaratan penggunaannya. Validitas dan reabilitas estimasi sangat tergantung pada model yang dipakai.
3.
Pengujian Model; Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk
menentukan tingkat akurasi validitas dan realibilitas yang diharapkan. Penerapannya mencakup pada data historik dan penyiapan estimasi
untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketetapan hasil peramalan dengan
kenyataan. Dengan kata lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan prediksi secara logika suatu
model. 4.
Penetapan Model; Setelah pengujian, analis menetapkan model dan
dalam tahap ini data historis dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan.
5.
Revisi dan Evaluasi; Ramalan-ramalan yang dibuat harus senantiasa
diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan, karena adanya perubahan- perubahan yang dilakukan oleh perusahaan
atau lingkungannya seperti tingkat harga produk perusahaan, karakteristik produk, biaya-biaya periklanan, kebijaksanaan moneter
dan kemajuan teknologi. Evaluasi merupakan perbandingan hasil ramalan dengan hasil nyata untuk menilai ketetapan penggunaan suatu
metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga mutu estimasi-estimasi di waktu mendatang.
2.7. Metode Peramalan