Total Padatan Terlarut Apriyantono 1989 Analisa Oligosakarida dengan Kromatografi Kertas Muchtadi et al.

40 100 x b a c TPT − = Perhitungan : Berat sampel gram = W 1 Berat sampel setelah dikeringkan gram = W 2 Kehilangan berat gram = W 1 -W 2 = W 3 Persen kadar air dry basis 100 2 3 x W W = Persen kadar air wet basis 100 1 3 x W W =

2. Total Padatan Terlarut Apriyantono 1989

Pengukuran total padatan terlarut TPT bertujuan untuk melihat kepekatan padatan yang terlarut yang berguna pada pengujian dengan kromatografi kertas dan uji pertumbuhan BAL. Cawan porselen dikeringkan selama 2 jam dalam oven bersuhu 100 o C, kemudian didinginkan dalam desikator hingga diperoleh berat tetap. Cawan tersebut kemudian ditimbang a gram. Sebanyak 1 ml ekstrak kasar oligosakarida di tempatkan ke dalam cawan porselen tersebut dan ditimbang berat larutan ekstrak kasar oligosakarida b gram. Cawan yang telah berisi ekstrak kasar oligosakarida kemudian ditempatkan dalam oven selama sehari semalam. Setelah kering, cawan berisi sampel ekstrak kasar oligosakarida didinginkan dalam desikator selama 10 menit atau hingga berat cawan stabil. Berat cawan yang berisi ekstrak kering kemudian diukur c gram. Total padatan terlarut dihitung dari hasil perbandingan berat ekstrak setelah dikeringkan dengan berat ekstrak sebelum dikeringkan dan dikalikan 100.

3. Analisa Oligosakarida dengan Kromatografi Kertas Muchtadi et al.

1989 Analisa ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan konsentrasi komponen oligosakarida yang terdapat pada ekstrak kasar oligosakarida tepung ubi jalar sampel dengan cara membandingkan dengan standar gula. Dalam analisa oligosakarida dengan kromatografi kertas digunakan campuran pelarut 2- propanol, etil-asetat, akuades 7:1:2, chamber berukuran 20x20 cm dan kertas Whatman no.1. Setiap sampel diteteskan ke atas kertas Whatman no.1 41 pelarut ditempuh yang jarak komponen ditempuh yang jarak Rf = sebanyak 10 μl membentuk spot lingkaran kecil atau garis tipis. Standar rafinosa 1, maltosa 1, glukosa 1, sukrosa 1, fruktosa 1, inulin 1, stakiosa 1, fruktooligosakarida 1 dan maltotriosa 1 juga diteteskan masing-masing sebanyak 10 μl ke atas kertas. Kertas kromatografi yang telah diteteskan sampel dan standar gula, dimasukkan ke dalam chamber. Sisi kertas yang terdapat spot sampel dan standar gula terendam pelarut dengan tinggi pelarut setengah dari tinggi spot. Setelah itu, chamber ditutup rapat dan didiamkan selama 5 jam Gambar 17. Area-area spot komponen oligosakarida disemprot dengan larutan pewarna berupa campuran difenilamin 4 g, anilin 4 ml dan asam ortofosfat 80 20 ml di dalam 200 ml aseton. Kemudian kertas kromatografi dipanaskan dalam oven 100 o C sehingga muncul warna biru kehijauan. Gambar 17 Skema kromatografi kertas Perhitungan laju migrasi sampel terhadap pelarut Rf adalah sebagai berikut: chamber pelarut tutup chamber kertas kromatografi spot sampel batas 42 Ws V x FP x Cs x As Ap Cp =

4. Analisa Oligosakarida dengan HPLC AOAC 1999