a. mengumpulkan usulan proyek b. menentukan umur proyek umur ekonomis dan umur teknis dari dari unsur
pokok investasi c.
menentukan discount rate: interest rate dan modal d.
identifikasi biaya dan manfaat: finansial dan modal Manfaat benefit:
Biaya cost: e. menghitung present value: cash flow dan discount factor
f. mengevaluasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria Net present value
NPV atau nilai manfaat bersih sekarang dan Benenfit Cost Ratio BCR atau perbandingan antara pendapatan dengan biaya yang didiskon
untuk masing-masing alternatif pengelolaan akan mengikuti persamaan berikut:
1
t T
t
r Ct
Bt NPV
.....
.................................................................. 7
n t
t t
n t
t t
r C
r B
BCR
1 1
1 1
…………........
........................................................ 8
dimana: Bt
=
manfaat proyek artificial reefs C
= biaya proyek artificial reefs r
= discount rate t
= kurun waktu penilaian tahun Kriteria penilaian program terumbu buatan artificial reefs efektif
dikembangkan jika NPV0 atau bila BCR1. Nilai BCR menentukan tingkat efektivitas dalam pemanfaatan sumberdaya. Tingkat suku bunga discount
rate yang dipakai sebesar 15 berdasarkan Social Opportunity Cost of
Capital tertinggi yang diaplikasikan di negara berkembang Kadariah et al.
1999 dengan jangka waktu analisis adalah 20 tahun.
4.5 Definisi operasional
1 Terumbu buatan artificial reefs adalah suatu kerangka buatan manusia yang ditenggelamkan di dasar perairan untuk mempengaruhi proses-proses fisik,
biologi atau sosial ekonomi yang berhubungan dengan sumberdaya hayati laut.
2 Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
3 Nilai ekonomi sumberdaya alam adalah pengukuran dari barang dan jasa ke dalam satuan moneter.
4 Manfaat sumberdaya alam adalah besarnya hasil yang diperoleh dari sumberdaya dalam satuan moneter.
5 Biaya adalah besarnya satuan moneter yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk mencapai tujuan manfaat tertentu.
6 Surplus konsumen adalah pengukuran kesejahteraan ditingkat konsumen berdasarkan selisih keinginan membayar dari konsumen dengan apa yang
sebenarnya dia bayar. 7 Keuntungan adalah selisih antara total manfaat yang diperoleh dengan biaya
V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
5.1 Letak geografis dan administrasi
Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau yang terletak di utara kota Jakarta dan tercatat sebagai salah satu Kabupaten Administrasi di kawasan
Provinsi DKI Jakarta. Secara geografis batas Kepulauan Seribu adalah : Sebelah Utara
: Laut Jawa Selat Sunda Sebelah Timur
: Laut Jawa Sebelah Selatan : Kecamatan Cengkareng, Penjaringan, Pademangan,
Tanjung Priok, Koja, Cilincing dan Tangerang Sebelah Barat
: Laut Jawa Selat Sunda Wilayah Kepulauan Seribu memiliki luas daratan sekitar 843,65 ha dan
luas perairan sekitar 7.000 km
2
, yang terbagi menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Pulau
Panggang, Pulau Kelapa, Pulau Harapan dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dengan 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau
Untung Jawa. Kepulauan Seribu memiliki 110 pulau, dengan 11 pulau berpenghuni yaitu Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa
Dua, Pulau Harapan, Pulau Sebira, Pulau Tidung, Pulau Payung, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Untung Jawa.
5.2 Topografi, iklim dan oseanografi
Topografi Kepulauan Seribu rata-rata landai 0,15 dengan ketinggian 0-2 m di bawah permukaan laut. Luas daratan masing-masing pulau terpengaruhi
oleh adanya pasang surut yang mencapai ketinggian 1-15 m di atas Pelabuhan Tanjung Priok. Tipe iklim di 11 pulau pemukiman adalah tropika panas dengan
suhu maksimum 32,3 C, suhu minimum 21,6
C dan suhu rata-rata 27 C serta
kelembaban udara 80. Cuaca baik di Kepulauan Seribu sekitar bulan-bulan Maret, April sampai dengan Mei.
Curah hujan cukup tinggi, dimana bulan terbasah yaitu pada Januari dengan curah hujan yang tercatat mencapai 100–400 mm. Sedang bulan-bulan
kering yaitu bulan Juni dan September, curah hujan bermusim yang dominan di wilayah Kepulauan Seribu yaitu Musim Barat dan Musim Timur.
Arus permukaan pada musim barat berkecepatan maksimum 0,5 mdetik. Gelombang
laut yang terdapat pada musim barat mempunyai ketinggian antara 0,5 - 1,75 m dan musim timur 0,5 – 1,0 m.
5.3 Keadaan sosial ekonomi lokasi studi
5.3.1 Aksesbilitas Lokasi penelitian terletak di Kelurahan Pulau Panggang, yang terdiri dari
Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Jarak dari pusat pemerintahan kelurahan berjarak 9 Km dari pusat kantor Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, 2 Km dari
pusat kantor Administrasi Kepulauan Seribu dan 74 Km dari pusat pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
5.3.2 Kependudukan Secara administrasi Pulau Panggang dan Pulau Pramuka menjadi bagian
dari Kelurahan Pulaua Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Tabel 13 menunjukkan Pulau beserta luasan dan peruntukannya.
Tabel 13 Nama Pulau, Luas dan Peruntukannya di Kelurahan Pulau Panggang Nama Pulau
Luas ha Peruntukan
Pulau Opak Kecil Pulau Karang Bongkok
Pulau Kotok Kecil Pulau Kotok Besar
Pulau Karang Congkak Pulau Gosong Pandan
Pulau Semak Daun Pulau Panggang
Pulau Karya Pulau Pramuka
Pulau Gosong Sekati Pulau Air
Pulau Peniki 1,10
0,50 1,30
20,75 0,65
0,20 0,75
9,00 6,00
16,00 0,20
2,90 3,00
Peristirahatan Peristirahatan
PHU Pariwisata
Peristirahatan Peristirahatan
PHPA Pemukiman
Perkantoran TPU Pemukiman
Peristirahatan Peristirahatan
Mercusuar
Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang 2008
Jumlah penduduk Kelurahan Pulau Panggang tahun 2008 berjumlah 5.505 jiwa dengan jumlah jiwa laki-laki 2.823 jiwa dan perempuan 2.682 jiwa.
Penduduk kelurahan Pulau Panggang terdistribusi hanya di dalam Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Jumlah usia produktif di Kelurahan Pulau Panggang cukup
besar yaitu 2.034 jiwa dengan profesi yang beragam. Mata pencaharian utama bagi masyarakat Pulau Panggang dan Pulau Pramuka adalah nelayan dan
pembudidaya laut. Kehidupan masyarakat kelurahan Pulau Panggang sangat tergantung dari kondisi laut beserta sumberdaya pesisir yang berada di sekitarnya.
Laporan bulanan Kelurahan Pulau Panggang April 2007 menunjukkan bahwa sekitar 77 masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang bermata pencaharian
sebagai nelayan dan pembudidaya ikan Tabel 14. Tabel 14 Data Perkembangan Usaha Perikanan Kelurahan Pulau Panggang
No Pulau
Perikanan Tangkap Orang Pembudidaya Orang
Nelayan Harian
Nelayan Mingguan
Nelayan Bulanan
Rumput Laut
Budidaya Kerapu dengan
jaring apung Budidaya
Kerapu dengan jaring tancap
1 Panggang
1.118 317
110 60
10 7
2 Pramuka
722 185
50 20
1 Sumber : Kecamatan Kepulauan Seribu dalam Angka 2007
5.4 Potensi ekosistem sumberdaya pesisir dan laut
5.4.1 Ekosistem terumbu karang Ekosistem terumbu karang mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi
karena proses daur ulang unsur hara yang berlangsung cepat. Terumbu karang juga memiliki fungsi ekologi sebagai penyangga pantai, keindahan bentuknya
juga menjadikan ekosistem terumbu karang berpotensi sebagai kawasan pariwisata bahari. Data pengamatan proyek pengembangan Taman Nasional Laut
Pulau Seribu 1995 mencatat bahwa ternyata secara relatif jenis-jenis karang yang ada di perairan Pulau Panggang didominasi oleh jenis non-Achropore. Jenis-
jenis karang tersebut antara lain karang batu hard coral, karang mati died coral
, karang mati plus algae Archopora branching, Archopora encrusting,
Archopora submassive, Archopora tabulate, non Archopora branching, Heliopora dan Millepora.
Ekosistem terumbu karang bersimbiosis dengan sehingga diantara komunitas karang tersebut terdapat ikan dengan jenis yang beragam. Terumbu
karang di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan karang yang hidup disepanjang tubir atau menyatu dengan daratan pantai mengelilingi pulau
membentuk suatu paparan terumbu reef flat. Kondisi terumbu karang Kepulauan Seribu sangat memprihatinkan, terumbu di pulau-pulau yang berdekatan dengan
Jakarta dengan tutupan karang keras 5. Kondisi terumbu karang di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka semakin kritis. Pengamatan di Pulau Pramuka
tahun 2004 menunjukkan bahwa keberadaan karang keras sebesar 34, karang mati 34 pasir, patahan karang dan batu sebesar 12 serta biota lainnya sebesar
20. Tahun 2005 menunjukkan penurunan pada karang keras yaitu sebesar
16, karang mati 11, pasir, patahan karang dan batu sebesar 68 dan biota lainnya hanya 5 Terangi 2005 dalam Azizy 2009. Data-data tersebut
menunjukkan bahwa di wilayah ini terjadi kerusakan terumbu karang sehingga keberadaan karang keras menurun dan patahan karang justru mengalami kenaikan.
Pengamatan tahun 2005 di perairan Pulau Panggang menunjukkan kekayaan jenis ikan karang mencapai 24 jenis, marga karang keras mencapai 36 jenis dan jenis
makrobentos mencapai 30 jenis. Keberadaan jenis ikan karang mengalami penurunan dari tahun sebelumya yaitu tahun 2004 dengan kekayaan jenis
mencapai 32 jenis Terangi 2005 dalam Azizy 2009.
5.4.2 Perikanan Sektor perikanan merupakan mata pencahariaan utama, berdasarkan data
bulanan Kelurahan Pulau Panggang 2008, jumlah nelayan tangkap mencapai 1.536 orang dan pembudidaya ikan sebanyak 186 orang. Usaha perikanan tangkap
di Kelurahan Pulau Panggang didominasi oleh jenis armada kecil dengan ukuran rata-rata antara 1-20 GT. Masih banyak juga nelayan yang menggunakan motor