Penilaian manfaat TINJAUAN PUSTAKA

barang disubsidi maka harga konsumen merupakan willingness to pay WTP di bawah yang diterima oleh produsen; c ketika barang dijual secara internasional maka harga relevan dengan harga ekspor; d muncul ketika proyek bukan marginal produsen dari barang jenis baru. Gambar 1 merepresentasikan surplus konsumen dan penambahan konsumsi yang dihasilkan ditunjukkan dengan segitiga P 1 E P . Surplus konsumen dari konsumsi yang dihasilkan dapat diestimasi dengan formula ½ P Q    , dimana Q  adalah kenaikan konsumsi dan P  adalah perubahan dalam harga. Diperkirakan bahwa Q , merepresentasikan jutaan unit yang dikonsumsi tiap tahun dan P 1 adalah harga maksimum yang akan dibayar konsumen untuk satu unit baru Abelson 1979. 2. Nilai barang yang tidak dipasarkan Menurut Abelson 1979, ada tiga jenis manfaat yaitu manfaat pilihan option benefit, manfaat tidak tergantung interdependent benefit, dan manfaat keberadaan existence benefit. Option benefit merupakan atribut manfaat untuk ketersediaan aset kapital, interdependent benefit terjadi ketika orang memperoleh kesenangan dari menikmati kesenangan yang lain dan existence benefit merupakan nilai yang dipasang untuk lingkungan dalam hak milik dan tanpa referensi untuk kegunaan manusia. Manfaat dari barang yang tidak dipasarkan direpresentasikan oleh area di bawah kurva permintaan yaitu A + B terlihat pada Gambar 1. Tidak adanya informasi harga pasar maka digunakan dua metode utama untuk mengestimasi apakah individu bersedia membayar untuk barang yang tidak dipasarkan adalah survei dan suatu teknik dimana digambarkan oleh para ekonomi sebagai analisis preferensi. Analisis preferensi yang digunakan adalah studi tentang perilaku pasar untuk menyimpulkan nilai-nilai individu. Survei dan analisis preferensi yang terungkap harus digunakan sebagai pelengkap daripada sebagai teknik kompetisi. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan survei hipotesis tentang preferensi konsumen jauh diperkuat jika konsisten dengan perilaku pasar yang diamati, tapi kesimpulan statistik dari perilaku pasar juga diperkuat jika sesuai dengan keinginan yang diekspresikan. 3. Manfaat sekunder secondary benefit Pengeluaran proyek dan surplus menghasilkan permintaan untuk barang dan jasa yang mengarah kepada penciptaan nilai tambah. Prediksi bahwa proyek dapat menghasilkan manfaat sekunder tidak berarti bahwa manfaat tersebut harus dihitung dalam evaluasi proyek dimana proyek-proyek alternatif dapat juga menghasilkan manfaat sekunder, hanya perbedaan dalam manfaat sekunder yang dapat mempengaruhi net present value NPV nasional secara agregat. Secara singkat, untuk tujuan cost benefit analysis CBA manfaat sekunder dapat diabaikan jika permintaan agregat tidak bergantung pada pilihan proyek. Manfaat sekunder mungkin penting, misalnya di wilayah negara-negara berkembang dengan sumberdaya tetapi sedikit proyek-proyek alternatif.

2.2 Penilaian biaya

Ada empat komponen penting dalam penilaian biaya Abelson 1979: a. Perhitungan harga untuk buruh labour Dalam ekonomi pasar kompetitif, biaya kesempatan opportunity cost dari tenaga kerja adalah upah yang diperlukan untuk menarik pekerja untuk proyek, kompensasi upah untuk upah pekerja terdahulu dalam pekerjaan alternatif. Pasar tidak kompetitif atau tidak ekonomi, opportunity cost tenaga kerja memiliki komponen langsung dan tidak langsung. Biaya langsung adalah jumlah dari nilai output yang hilang ditambah biaya lain yang terikat dengan perubahan gaya hidup para pekerja. Biaya tidak langsung mempekerjakan tenaga kerja jika tingkat preferensi waktu sosial social time preference rate lebih rendah dari laba atas investasi dan jika mempekerjakan buruh bukan mesin dapat meningkatkan konsumsi dan mengurangi surplus proyek reinvestment. Umumnya biaya tidak langsung buruh dimasukkan dalam CBA hanya jika implikasi lain dari perbedaan antara pengembalian modal dan perhitungan social time preference rate STPR. Ada dua ciri perhitungan harga untuk buruh yaitu pertama umumnya harga pasar di bawah untuk kelompok yang output masa depannya rendah atau tidak ada. Prediksi dimana bukan tingkat pekerjaan sekarang yang sangat menentukan perhitungan harga buruh dalam proyek-proyek yang berlangsung selama bertahun-tahun. Upah pasar umumnya merupakan ukuran kepuasan dari biaya mempekerjakan buruh terampil. Kedua, biaya relatif dari semua buruh meningkat dari waktu ke waktu dengan peningkatan upah riil yang diimbangi dengan peningkatan produktivitas yang terus menerus. b. Perhitungan harga untuk input material Alasan menonjol bahwa harga pasar material dapat melebihi biaya sosial riil dari produksi disebabkan monopoli, pajak tidak langsung dan penggangguran. Diberikan perbedaan antara harga material dan biaya produksi yang sebenarnya, pertanyaannya adalah apakah perhitungan harga material harus dibebankan ke proyek dan jawaban umumnya adalah bahwa material-material yang disediakan dialihkan dari pengguna lain maka harga pasar mewakili biaya sosial karena mencerminkan nilai dalam penggunaan alternatif. Material yang disuplai dari peningkatan produksi tidak akan terjadi sebaliknya perhitungan harga adalah biaya produksi marginal, harus mengecualikan mark-up monopoli dan pajak tidak langsung dimana mencerminkan transfer dari konsumsi sumberdaya dan harus mencakup perhitungan harga yang sesuai untuk buruh yang terlibat dalam material produksi. c. Perhitungan harga untuk lahan Harga pasar untuk lahan memberikan beberapa indikasi dari nilai kepada masyarakat yang dimodifikasi dalam dua cara untuk merepresentasikan nilai sosial riil. Pertama, harga dapat dipengaruhi oleh subsidi yang diwakili oleh transfer dari pemerintah untuk pemilik lahan dibandingkan dengan nilai produktif riil lahan dimana subsidi tersebut adalah pengecualian dari CBA. Kedua, harga mungkin gagal mencerminkan eksternalitas dari penggunaan lahan tersebut, seperti polusi udara yang dapat merugikan pengguna industri pada masyarakat setempat. Eksternalitas negatif seperti ini akan mengurangi perhitungan harga lahan di bawah harga pasar. Secara luas, jika harga pasar harus direvisi maka nilai lahan mungkin lebih baik untuk diabaikan dengan memperkirakan keuntungan bersih terdahulu dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Penilaian lahan dalam kepemilikan bersama mungkin lebih sulit, tetapi harus ditekankan bahwa