Pendugaan kurva perm HASIL DAN PEMBAHASAN
                                                                                Tabel 21 Manfaat Pilihan Kawasan Terumbu Buatan
No Kawasan Terumbu
Buatan Tipe Terumbu
Buatan Luas Kawasan
ha Manfaat Pilihan
Rp
1 Pulau Pramuka
Ban dan hong 87,91
82.283.760 2
Gosong Pramuka Kubah
22,68 21.228.480
3 Pulau Semak Daun
Kubus 13,15
12.308.400 4
Gosong Karang Lebar Silinder
26,44 24.747.840
5 Pulau Kelapa
Besi Susun 16,00
14.976.000 Total
155.544.480
Sumber : Data Primer Diolah 2009
Nilai  manfaat  pilihan  tertinggi  diperoleh  dari  pemanfaatan  kawasan terumbu  buatan  Pulau  Pramuka  sebesar  Rp82.283.760  sedangkan  nilai  manfaat
pilihan terendah di kawasan terumbu buatan Semak Daun sebesar Rp12.308.400. Nilai  total  manfaat  pilihan  kawasan  terumbu  buatan  adalah  sebesar
Rp155.544.480. D.  Manfaat Keberadaan
Manfaat  keberadaan  adalah  nilai  guna  yang  berdasarkan  pada  kepedulian akan  keberadaan  sumberdaya.  Manfaat  keberadaan  kawasan  terumbu  buatan  di
perairan  Kepulauan  Seribu  diperoleh  dengan menggunakan  teknik  valuasi  yang didasarkan  pada  survei,  sehingga  keinginan  membayar  atau  WTP  diperoleh
langsung  dari  responden.  Secara  teknik  WTP  diperoleh  dengan  menggunakan Contingen Valuation Method
CVM atau  teknik  pengukuran  secara  langsung dengan  menanyakan  kepada  responden  tentang  keinginan  membayar  barang  dan
jasa  yang  dihasilkan  oleh  sumberdaya  alam. Nilai  manfaat  keberadaan  kawasan terumbu  buatan  didasarkan  pada  nilai  median  dari  WTP.  Kurva  lelang
diperkirakan  dengan  meregresikan  WTP  sebagai  variabel tak  bebas  dependent variable
dengan  variabel bebas  independent  variable  yang  merupakan karakteristik  responden  seperti  umur,  pendidikan,  jumlah  keluarga  dan
pendapatan. Analisis regresi yang dilakukan menghasilkan fungsi sebagai berikut: Ln WTP
= 3.968 + 0.428 Ln I + 0.134 Ln A + 0.230 Ln E- 0.233 Ln M Secara rinci, nilai-nilai koefisien penduga fungsi di atas terlihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Koefisien Penduga  Fungsi  WTP  Keberadaan  Kawasan  Terumbu Buatan
No Variabel
Satuan Koefisien Penduga
1 Konstanta
3,968 2
Pendapatan Rupiah Rpbln
0,428 3
Umur Tahun
0,134 4
Pendidikan Tahun
0,230 5
Tanggungan Keluarga 0,233
6 R-Sq R
2
20,50 Sumber : Data Primer Diolah 2009
Nilai  median  yang  merupakan  kemampuan  responden  untuk  menilai kawasan terumbu buatan sebesar Rp80.000 per tahun. Tabel 22 menunjukkan nilai
kesediaan  membayar  responden  dengan  tiga  tingkatan  pendidikan  SD,  SMP, SMA yang paling rendah adalah sebesar Rp20.000 dan nilai kesediaan membayar
responden  tertinggi  adalah  sebesar  Rp100.000.  Nilai  rata-rata  WTP  individu adalah Rp80.000. Nila R
2
yang diperoleh sebesar 20,50, terkait dengan kecilnya nilai  R
2
yang  diperoleh,  maka  pada  Tabel  23,  disajikan  beberapa  kajian  pustaka tentang nilai WTP.
Tabel 23 Ringkasan Kajian Pustaka terkait dengan Nilai R
2
dari Nilai WTP No
Peneliti, Tahun Topik
R
2
1 Hadker  N
et  al .,
1996 Willingness to pay for Borivli National
Park : evidence  from  a  contingent
valuation 51,5
2 Wawo M, 2000
Penilaian ekonomi terumbu karang: studi  kasus  di  Desa  Ameth  Pulau
Nusalaut Provinsi Maluku 28,0
3 Andalita V et  al.
,2006 Valuasi  ekonomi  ekosistem  terumbu
karang di perairan menjangan Provinsi Bali
18,3 4
Azis N, 2006 Analisis
ekonomi alternatif
pengelolaan ekosistem
mangrove Kecamatan Barru Kabupaten Barru
18,7 5
Anggraini D, 2008 Analisis peluang zona wisata bahari di
kawasan  Taman  Nasional  Kepulauan Seribu,
Provinsi DKI
Jakarta: pendekatan
recreation  opportunity spectrum
50,0
6.4.2 Nilai Ekonomi Total Kawasan Terumbu Buatan Nilai  ekonomi  total  bermanfaat  untuk  mengilustrasikan  hubungan  timbal
balik  antara  ekonomi  dan  lingkungan  yang  diperlukan  untuk  melakukan pengelolaan  sumberdaya  alam  yang  baik  dan  menggambarkan  keuntungan  atau
kerugian  yang  berkaitan  dengan  pilihan  kebijakan  dan  program  pengelolaan sumber daya alam, juga bermanfaat dalam menciptakan keadilan dalam distribusi
manfaat  tersebut  Ramdan et  al. 2003 dalam Azis  2006.  Nilai  ekonomi  total didasarkan  pada  hasil  identifikasi  seluruh  jenis  manfaat  dari  kawasan  terumbu
buatan  di  perairan  Kabupaten  Administratif  Kepulauan  Seribu  selanjutnya dilakukan  perhitungan  terhadap  seluruh  nilai  manfaat.  Nilai  manfaat  total  per
kawasan terumbu buatan terlihat pada Tabel 24. Tabel 24 Nilai Manfaat Total per Kawasan Terumbu Buatan
Kawasan Terumbu Buatan
Tipe Terumbu Buatan
Nilai Manfaat Total Rp
Pulau Pramuka Ban dan Hong
14.948.621.010 Gosong Pramuka
Kubah 1.467.711.320
Pulau Semak Daun Kubus
467.957.900 Gosong Karang Lebar
Silinder 1.461.752.400
Pulau Kelapa Besi Susun
1.037.446.000 Total
19.383.488.670 Sumber : Data Primer Diolah 2009
Berdasarkan  Tabel  24  dapat  dilihat  bahwa  nilai  manfaat  total  tertinggi pada  kawasan  terumbu  buatan  Pulau  Pramuka  dengan  tipe  terumbu  buatan  ban
dan hong yaitu sebesar Rp14,948,621,010 hal ini disebabkan nilai ekonomi yang diterima  besar  dan  biaya  yang  digunakan  relatif  kecil.  Pemanfaatan  kawasan
terumbu  buatan  Gosong  Pramuka  dengan  tipe  terumbu  buatan  kubah menghasilkan nilai  manfaat  total  sebesar  Rp1.467.711.320  sedangkan  nilai
manfaat  total  untuk  kawasan  terumbu  buatan  Gosong  Karang  Lebar  dengan  tipe terumbu  buatan  silinder  adalah  sebesat  Rp1.461.752.400.  Pemanfaatan  kawasan
terumbu  buatan  Pulau  Kelapa  dengan  tipe  terumbu  buatan  besi  susun menghasilkan nilai manfaat total sebesar Rp1.037.446.000 dan nilai manfaat total
terendah untuk kawasan terumbu buatan Pulau Semak Daun dengan tipe terumbu buatan kubus yaitu sebesar Rp467.957.900.  Nilai ekonomi total bermanfaat untuk
mengilustrasikan  hubungan  timbal  balik  antara  ekonomi  dan  lingkungan  yang diperlukan  untuk  melakukan  mengelola  sumberdaya  alam  yang  baik  dan  untuk
menggambarkan  keuntungan  atau  kerugian  yang  berkaitan  dengan  pilihan kebijakan.  Rekapitulasi  hasil  estimasi seluruh  manfaat  kawasan  terumbu  buatan
terlihat pada Tabel 25. Tabel 25 Nilai Total Ekonomi Kawasan Terumbu Buatan
No Jenis Manfaat
Nilai ManfaatRptahun 1
Manfaat Langsung 15.111.949.390
2 Manfaat Tidak Langsung
4.102.700.600 3
Manfaat Pilihan 155.544.480
4 Manfaat Keberadaan
13.294.200 Total
19.383.488.670 Sumber : Data Primer Diolah 2009
Berdasarkan  Tabel  25,  nilai  ekonomi  total  yang  diperoleh  untuk  lima kawasan  terumbu  buatan  adalah  sebesar  Rp19.383,.488.670.  Nilai  ekonomi  total
kawasan  terumbu  buatan  diketahui  setelah  menjumlahkan  hasil  dari  penilaian manfaat kawasan terumbu buatan secara keseluruhan. Manfaat yang memberikan
kontribusi  terbesar  adalah  manfaat  langsung  yaitu  Rp15.111.949.390  sedangkan nilai manfaat yang memberikan kontribusi paling kecil adalah manfaat keberadaan
sebesar Rp13.294.200. 6.4.3 Penilaian Biaya
Identifikasi manfaat  biaya  suatu  ekosistem  kawasan  memerlukan  data komponen  manfaat  dan  biaya,  dalam  penelitian  ini  komponen  biaya  terdiri  atas
biaya  langsung  dan  biaya  tidak  langsung.  Biaya  langsung  adalah  biaya  yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat dari ekosistem kawasan tersebut. Biaya
tidak  langsung  adalah  biaya  yang  dikeluarkan  untuk  memelihara  ekosistem  agar tetap memberikan manfaat lestari.
A. Biaya Langsung Biaya  langsung  meliputi  biaya  yang  harus  dikeluarkan  untuk  mengambil
manfaat perikanan. Biaya penangkapan ikan tergantung pada skala usaha dan jenis
ikan  yang  ditangkap.    Dalam  penelitian  ini  yang  ditangkap  adalah  jenis  ikan karang dan ikan lain yang berasosiasi dengan kawasan terumbu buatan, sedangkan
alat  tangkap  yang  digunakan  adalah  perlengkapan dan  peralatan  yang  masih tradisional seperti  bubu,  jaring  muroami  dan  pancing.  Hasil  perhitungan  biaya
investasi  dan  biaya  operasional untuk  masing-masing  alat  tangkap  terlihat  pada Tabel  26.
Tabel 26  Biaya Investasi dan Biaya Operasional Pemanfaatan Kawasan Terumbu Buatan
No Kawasan Terumbu
Buatan Biaya Rp
Total Biaya Rp
Investasi Operasional
1 Pulau Pramuka
120.500.000 1.020.000
121.520.000 2
Gosong Pramuka 233.000.000
1.850.000 234.850.000
3 Pulau Semak Daun
213.500.000 1.336.000
214.836.000 4
Gosong Karang Lebar 30.000.000
870.000 30.870.000
5 Pulau Kelapa
22.500.000 1.553.000
24.053.000 Jumlah
619.500.000 4.344.000
626.129.000 Sumber : Data Primer Diolah 2009
Dari  Tabel  26 terlihat  biaya  investasi  yang  paling  tinggi  adalah  biaya investasi untuk kawasan terumbu buatan Gosong Pramuka sebesar R233.000.000
dan  yang  paling  rendah  adalah  biaya  investasi  kawasan  terumbu  buatan  Pulau Kelapa  sebesar  Rp22.500.000,  biaya  investasi  kawasan  Pulau  Pramuka  sebesar
Rp120.500.000, Pulau  Semak  Daun  biaya  investasinya  sebesar  Rp213.500.000 dan  Gosong  Karang  Lebar  biaya  investasi  sebesar  Rp30.000.000.  Selain  biaya
investasi,  biaya  operasional  juga  termasuk dalam biaya  langsung  pemanfaatan kawasan  terumbu  buatan  dengan  biaya  operasional    terendah  adalah  untuk
kawasan  terumbu  buatan  Gosong  Karang  Lebar  sebesar  Rp870.000  dan  biaya operasional  tertinggi  untuk  kawasan  terumbu  buatan  Gosong  Pramuka sebesar
Rp1.850.000.  Biaya  operasional  yang  digunakan dalam    pemanfaatan  kawasan terumbu  buatan  Pramuka  adalah  sebesar  Rp1.020.000  sedangkan  untuk  kawasan
terumbu  buatan  Pulau  Semak  Daun  dan  Pulau  Kelapa,  biaya  operasional  yang digunakan  masing-masing  adalah  sebesar  Rp1.336.000  dan  Rp1.553.000.  Total
biaya  langsung  dari    pemanfaatan  kawasan  terumbu  buatan  adalah  sebesar Rp626.129.000.
B. Biaya tidak langsung Total  biaya  pembuatan  dan  penenggelaman  terumbu  buatan  artificial
reefs untuk 140 unit adalah sebesar Rp1.986.576.880 dengan rincian biaya yang
dikeluarkan untuk biaya konstruksi dan material sebesar Rp1.868.588.429,40 dan biaya  untuk  tenaga  kerja  pembuatan  dan  penenggelaman artificial  reefs sebesar
Rp117.988.451 Tabel 27. Tabel 27 Biaya Tidak Langsung Pembuatan dan Penenggelaman Artificial Reefs
No Komponen Biaya
Investasi Volume
Harga Satuan Rp
Jumlah Rp
1 Cor kubus beton
bertulang 200x200x200 cm, lobang 30x30 cm,
readermyk K 400 Slump 12 bekisting
ringan expose multiplex 9 mm
140 buah 13.347.060,21
1.868.588.429
2 Tenaga ahli penyelam
S1 4 org x 28 hr 112 hok
376.400,00 42.156.800
3 Tenaga ahli penyelam
4 org x 28 hr 112 hok
235.250,00 26.348.000
4 Sewa alat selam 8 set x
28 hr 112 set
376.400,00 42.156.800
5 Pekerja pemasangan
fish shelter 224 hok
32.709,16 7.326.851
Total 1.986.576.880
Sumber : Suku Dinas Perikanan dan Kelautan Kab Adm Kep. Seribu 2007 Nilai total pembuatan dan penenggelaman artificial reefs untuk 140 unit
adalah  sebesar  Rp1.986.576.880 maka  diasumsikan  untuk  1  unit artificial  reefs diperlukan biaya pembuatan dan penenggelaman sebesar Rp14.189.834. Tabel 28
secara  rinci  menunjukkan  biaya  pembuatan  dan  penenggelaman  terumbu  buatan artificial reefs untuk masing-masing  kawasan terumbu buatan.
Tabel 29 Biaya Pembuatan dan Penenggelaman Artificial Reefs No
Kawasan Terumbu Buatan
Unit Artificial Reefs
Biaya Rp14.189.834 unit
1 Pulau Pramuka
11 156.088.174
2 Gosong Pramuka
147 2.085.,905.598
3 Pulau Semak Daun
31 439.884.854
4 Gosong Karang Lebar
20 283.796.680
5 Pulau Kelapa
5 70.949.170
Jumlah 214
3.036.624.476
Sumber : Data Primer Diolah 2009
Jumlah terumbu
buatan mempengaruhi
biaya pembuatan
dan penenggelaman  terumbu  buatan,  hal  ini  terlihat  dari  beragamnya  biaya  terumbu
buatan  dari  lima  kawasan  terumbu  buatan  Tabel  29.  Biaya  terumbu  buatan tertinggi
pada kawasan
terumbu buatan
Gosong Pramuka
sebesar Rp2.085.905.598  untuk  147  unit  terumbu  buatan,  sedangkan  biaya  terumbu
buatan  terendah  sebesar  Rp70.949.170  untuk  lima  unit  terumbu  buatan  pada kawasan  Pulau  Kelapa.  Pulau  Pramuka  dengan  11  unit  terumbu  menggunakan
biaya terumbu buatan sebesar Rp156.088.174.