Gambar 8 Tujuan dan Sasaran Definisi untuk Program Artificial Reef Diadopsi dari Seaman 2000. Sasaran
Kebijak an
Menghasilkan ekonomi positif
dan atau dampak social dan atau
benefit untuk
ekonomi lokal Meningkatan
turis pada suatu area atau
meningkatan jumlah
pemancing rekeasional
Meningkatan produktivitas dan
efisiensi industri Meningkatan
tarif kepuasana rekreasi
pemancingan Mengurangi
biaya pemancingan
komersial Meningkatakan
jumlah lokasi pemancingan
artificial reef pantai dan dekat
pantai Menyediakan
lokasi pemancingan
Tujuan sosial
Sasaran Perilaku
E V A L U A S I
Analisis Dampak
Sosial dan
Ekonomi
Analisi s
Efisien si
Monitoring lewat observasi, survei dan atau wawancara langsung Sasaran
Tindaka n
Ada tiga jenis assesment yang digunakan dalam evaluasi sosial ekonomi terumbu buatan yaitu 1 monitoring untuk menentukan pola pemanfaatan
terumbu; 2 dampak assesment untuk pemahaman signifikan sosial ekonomi dari pemanfaatan terumbu dalam area lokal; 3 analisis efektivitas untuk menentukan
cost effectiviness atau manfaat bersih dari terumbu. Monitoring membantu
ditemukannya bentuk kriteria dalam terumbu buatan dan apakah target kelompok pengguna benar-benar menggunakan habitat. Jenis evaluasi ini digunakan untuk
mengevaluasi sasaran proyek yang lebih luas seperti 1 meningkatkan jumlah lokasi pancing rekreasional pantai yang dapat diakses dalam komunitas pesisir;
2 menyediakan lokasi dekat pantai untuk nelayan pesisir dalam skala kecil teluk pantai; 3 menyediakan lokasi habitat yang terpisah untuk penyelam rekreasional
dalam memancing dengan tombak atau juga fotografer; 4 mengganti kerusakan lokasi alam terumbu dengan terumbu buatan.
Dampak assesment digunakan untuk sasaran proyek yang lebih spesifik untuk mencari keinginan dalam perubahan aktivitas ekonomi atau struktur sosial.
Jenis evaluasi ini fokus pada perubahan yang disebabkan oleh proyek, dan mencari untuk menentukan apakah perubahan ini telah menemukan sasaran yang
spesifik. Secara khusus, ini penting untuk apakah proyek terumbu buatan telah dihasilkan lebih dari pengaruh keinginan dibanding yang terjadi secara alami
tanpa pengembangan lokasi. Secara umum, lebih banyak metode yang digunakan untuk evaluasi dampak ekonomi yang merupakan dasar ekonomi dan analisis
input-output. Dampak struktur sosial dievaluasi dengan analisis dampak sosial atau analisis penting yang memberikan timbal balik pada tingkat dari tempat
partisipasi secara relatif penting pada karakteristik spesifik dan tingkat dimana terumbu menyediakan karakteristik tersebut. Analisis efisiensi adalah jenis
evaluasi lain yang sesuai untuk sasaran yang dihubungkan dengan peforma ekonomi dari proyek.
Analisis efektivitas biasanya diklasifikasikan juga sebagai cost
effectiviness atau evaluasi biaya manfaat. Analisis biaya manfaat menentukan
apakah nilai moneter dari manfat proyek melebihi biaya. Cost effectiviness dan analisis biaya manfaat, keduanya dapat digunakan untuk membandingkan
performa dari beberapa proyek habitat tiruan, dan hasil dapat dibandingkan
dengan analisis efisiensi dari jenis peningkatan proyek lain. Kedua jenis analisis ini dapat diaktifkan dalam fase perencanaan pengembangan terumbu buatan untuk
membuat evaluasi persiapan dari proyek apakah investasi ekonominya layak. Tabel 10 menghadirkan daftar potensial kelompok stakeholder terumbu buatan
dan kemungkinan kerangka institusi yang mempengaruhi keinginan stakeholder. Secara mayoritas, manfaat langsung pengguna terumbu buatan seperti sumberdaya
publik, dikembangkan dan diatur oleh agen pemerintah atau kelompok komunal. Tabel 10 Kelompok Stakeholder dan Kerangka Institusi
Kelompok Stakeholder Kerangka Institusi
Privat Masyarakat
Publik Sport Anglers
X Penyelam olahraga
X Nelayan komersial atau artisinal
X X
X Penyelam komersial
X X
Managemen sumberdaya dan ahli X
X Grup lingkungan
X X
Sumber : Seaman 2000
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI
Penelitian ini didasari atas pemikiran bahwa ekosistem terumbu karang memiliki manfaat ekologi, ekonomi, fisik dan estetika. Keberadaan ekosistem
terumbu karang yang sangat produktif dapat mendukung industri perikanan dan kehidupan nelayan. Selain manfaat yang dimiliki, ternyata kualitas dan kuantitas
ekosistem terumbu karang mulai mengalami penurunan bahkan terjadi kerusakan terumbu karang. Hal ini disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia.
Kerusakan terumbu karang berarti ancaman bagi keberlangsungan hidup ikan dan hilangnya manfaat lain seperti manfaat perlindungan pantai, pariwisata bahari,
penelitian dan keanekargaman hayati. Mengantisipasi kerusakan terumbu karang yang semakin serius maka perlu dilakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang.
Salah satu upaya rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Perairan Kepulauan Seribu adalah dengan membuat dan menenggelamkan terumbu buatan
artificial reefs sebagai tempat bagi ikan untuk berkembang biak dan membantu merangsang pertumbuhan koloni karang. Program terumbu buatan artificial
reefs diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekosistem terumbu karang yang
bertujuan memberikan nilai ekonomi yang baru. Metode cost benefit analysis CBA adalah analisis untuk menentukan tingkat efektivitas dari program terumbu
buatan artificial reefs di Perairan Kepulauan Seribu dengan menggunakan indikator ekonomi yaitu NPV dan BCR. Secara ringkas, kerangka pendekatan
studi diuraikan pada Gambar 9.
`
Gambar 9 Kerangka Pendekatan Studi. Kondisi Aktual
Terumbu Karang
Rehabilitasi Terumbu Karang
Degradasi Terumbu Karang
Ekosistem Terumbu Karang
Efektivitas program
Artificial Reefs Perbaikan
kondisi terumbu karang
Biaya C
t
Program Artificial Reefs
Nilai Ekonomi
Bt
Analisis Biaya Manfaat ECBA
4.2 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Nasir 1985 mendefinisikan metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan
orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa
mendatang. Objek penelitian adalah kawasan terumbu buatan artificial reefs di perairan Kabupaten Adminstratif Kepulauan Seribu Pulau Pramuka, Gosong
Pramuka, Pulau Semak Daun, Gosong Karang Lebar dan Pulau Kelapa.
4.3 Metode pengambilan sampel
Populasi yang diteliti adalah nelayan Kelurahan Pulau Panggang yang berada di sekitar kawasan terumbu buatan, baik yang memanfaatkan kawasan terumbu
buatan artificial reefs maupun yang tidak memanfaatkan kawasan terumbu buatan dan instansi yang terkait dalam pengelolaan kawasan terumbu buatan
artificial reefs. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling bola salju snow ball. Sampling bola salju merupakan bentuk sampling
nonprobabilitas, dimana pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan anggota sampel responden selanjutnya
memberikan informasi mengenai orang-orang lain yang dapat dijadikan responden Hasan 2002. Teknik ini dipilih karena tidak ada data jumlah orang yang
memanfaatkan kawasan terumbu buatan. Jumlah responden untuk manfaat langsung sebanyak 30 orang dan responden untuk menilai manfaat pilihan option
value adalah sebanyak 52 orang. Rincian jumlah responden untuk manfaat
langsung dari lima kawasan terumbu buatan terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Rincian Jumlah Responden Manfaat Langsung No
Kawasan Terumbu Buatan
Jumlah Responden orang
1 Pulau Pramuka
6 2
Gosong Pramuka 6
3 Pulau Semak Daun
6 4
Gosong Karang Lebar 6
5 Pulau Kelapa
6 Jumlah
30 Sumber : Data Primer Diolah 2009
Rata-rata jumlah responden kawasan terumbu buatan adalah sebanyak 6 orang, responden manfaat langsung kawasan terumbu buatan adalah nelayan
Kelurahan Pulau Panggang Pulau Panggang dan Pulau Pramuka yang terdiri atas nelayan bubu, nelayan pancing dan nelayan muroami Tabel 12.
Tabel 12 Perincian Jumlah Responden Berdasarkan Pulau No
Jenis Pemanfaat Jumlah Responden
P. Panggang P. Pramuka
1 Nelayan Bubu
3 -
2 Nelayan Pancing
10 12
3 Nelayan Muroami
1 4
Jumlah 14
16 Sumber : Data Primer Diolah 2009
Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini ada dua sumber data, yaitu:
1 Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan atau observasi, wawancara kepada responden berdasarkan daftar
pertanyaan. 2 Data sekunder, yaitu data penunjang yang diperoleh dari berbagai instansi
dan lembaga terkait.