Analisis biaya manfaat cost benefit analysis
menerima kerugian. Metode valuasi, khususnya CBA dipertimbangkan dalam tiga kriteria yang relevan untuk pembuatan keputusan seperti Abelson 1979: a
komperhensif; b kecocokan dengan partisipasi demokrasi dan prosedur keputusan; c biaya manfaat aktual dari metode dalam latihan. CBA mempunyai
dua ciri utama yang berbeda. Pertama, usaha untuk nilai biaya dan benefit selama mungkin dalam unit moneter dapat diringkas dan dibandingkan. Kedua, CBA
menyertakan pemandu keputusan seperti net present value NPV atau internal rate of return
IRR. 1. Pemandu keputusan decision guide
Menurut Kadariah et al. 1999 dalam mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan suatu proyek,
dikembangkan berbagai macam indeks yang disebut kriteria investasi investment criteria. Setiap indeks menggunakan nilai sekarang
present value
yang telah di discount dari arus-arus manfaat dan biaya selama umur suatu proyek. Kriteria investasi atau dua pemandu utama untuk pembuatan
keputusan digunakan dalam CBA adalah net present value NPV dan internal rate of return
IRR. NPV suatu proyek adalah selisih present value PV arus manfaat benefit dengan present value PV arus biaya cost. Dalam evaluasi
suatu proyek tanda go dinyatakan oleh nilai NPV yang sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV = 0, berarti proyek mengembalikan persis sebesar social
opportunity cost of capital SOC. Menurut Layard dan Walters 1976 dalam
Abelson 1979 nilai agregat dari konsumsi dalam istilah present value sangat tinggi dengan proyek dibanding tanpa proyek, jika r melebihi tingkat discount
rate sosial, proyek diduga dalam kriteria dari nilai agregat dapat diterima.
NPV adalah selisih antara PV manfaat benefit dan PV biaya cost. IRR adalah nilai discount rate social yang membuat NPV proyek sama dengan nol
atau tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek. Suatu nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan social discount rate menyatakan tanda
diterima untuk suatu proyek, sedangkan IRR kurang dari social discount rate memberikan tanda ditolak. Kemungkinan ketiga pemandu keputusan adalah
benefit cost ratio BCR digunakan dalam keadaan pasti. BCR seperti IRR dapat
digolongkan dalam proyek secara berbeda dari kriteria NPV. Menurut Feldstein dan Fleming 1964 dalam Abelson 1979, proyek harus dipilih dalam tingkatan
present value PV per unit dari biaya pembatas sampai biaya pembatas tersebut
terpakai. Margin proyek kecil dengan BCR yang tinggi tidak perlu digantikan dengan BCR yang rendah kecuali kalau jumlah present value dan proyek baru
menerima dana lebih besar dibanding dari proyek besar Layard 1976 dalam Abelson 1979.
2. Pilihan tingkat suku bunga discount rate Pilihan tingkat suku bunga discount rate penting untuk dapat diterima
sebuah proyek bahkan ketika pilihan terletak seperti tingkat yang serupa seperti 7 dan 10 per tahun. Pada pemandangan pertama nampak tidak ada masalah:
surplus proyek dapat didiskon menurut bobot yang dipasang untuk konsumsi dalam periode yang berbeda yang dapat diberikan dengan social time preference
rate STRP. Kesulitan mengestimasi STRP, juga menghasilkan STRP rendah
dibandingkan keuntungan sosial yang dapat dicapai pada investasi alternatif biaya opportunitas sosial kapital, social opportunity cost . Ukuran relevan dari
social oportunity cost SOC adalah untuk memperoleh keuntungan total sebelum
pajak pada marginal kapital pribadi. Pada pasar tidak sempurna, maka keuntungan sosial pada investasi private juga termasuk pembayaran untuk para pekerja dan
untuk penyedia material menjadi lebih dan di atas perhitungan upah dan harga, seperti halnya manfaat eksternal dan biaya Abelson 1979. Keuntungan total
pada investasi private sesuai ukuran SOC jika pemerintah meminjam dana marginal dari sektor private atau jika mencoba maksimisasi konsumsi agregat,
maka diperlukan usaha untuk menyamakan keuntungan marginal sosial untuk private
dan investasi publik. Marginal investasi publik dapat menghasilkan surplus yang tinggi
dibandingkan marginal investasi private. Menurut Abelson 1979, SOC harus diestimasi sebagai real rate dari keuntungan, tidak sebagai monetary rate. Dua
cara mengestimasi STPR adalah dengan observasi perilaku pasar individu dan pengambilan pendekatan sosial untuk masalah. STPR dapat didefinisikan sebagai
produk dari rate yang diharapkan dari pertumbuhan pendapatan per kapita dan
elastisitas marginal utilitas dari konsumsi per kapita. Jika dikatakan elastisitas 1,5 dan pertumbuhan pendapatan per kapita yang diharapkan 3 per tahun, maka
STPR sama dengan 4,5 per tahun Layard 1972 dalam Abelson 1979.
Discount rate yang lebih sering dipilih adalah SOC. Alasan pertama bahwa rate
SOC dari discount menyeimbangkan kapital yang diterima untuk proyek dengan kapital yang dapat diterima. Kedua, menggunakan SOC membuat lebih mudah
untuk menghindari ketidakefisien proyek. Ketiga, menggunakan SOC adalah konsisten dengan usaha untuk maksimisasi nilai agregat dari konsumsi.
3. Analisis pendistribusian Secara tradisonal, CBA digunakan untuk maksimisasi nilai konsumsi
agregat dengan tanpa melihat kelompok manfaat benefit dan biaya cost. Ada dua dasar pemikiran untuk hal ini. Pertama, jika kriteria ini diterapkan oleh rumah
tangga maka lebih baik jika proyek dibandingkan dengan NPV negatif Abelson 1979. Kedua, kasus yang kuat dapat dibuat untuk gambaran sasaran distribusi
yang dapat dicapai lebih efektif dengan sedikit biaya dan kombinasi dari perpajakan, pengeluaran dan kebijakan moneter dibanding melalui proyek
individu dengan NPV yang negatif. Dua komponen utama analisis distribusi yang berguna dan terkenal. Pertama adalah analisis dari timbulnya biaya cost dan
manfaat benefit pada kelompok masyarakat yang dipilih, kadang-kadang disebut analisis kecelakaan incidence analysis yang melibatkan penentuan
Abelson 1979: a data apa yang diperlukan dalam penambahan yang dikumpulkan untuk kalkulasi NPV; b kelompok mana yang berarti; c
bagaimana biaya dan manfaat bertahan atau ditinggalkan antara kelompok. Kedua, komponen analisis distribusi memperlihatkan bagaimana
timbulnya biaya dan manfaat yang dapat mempengaruhi keputusan proyek.
Bagian pertama dari distribusi ini mengestimasi surplus. Beberapa dari surplus untuk pekerja pada proyek dan untuk bisnis menyediakan material untuk proyek
dibayar lebih dibanding perhitungan harga untuk tenaga kerja dan material Abelson 1979. Kedua, transfer mempengaruhi timbulnya biaya dan manfaat,
meskipun tidak mempengaruhi nilai konsumsi agregat. Transfer ini menjadi
pengaruh utama dari pajak tidak langsung dan subsidi. Ketiga, besaran dan distribusi manfaat sekunder dan biaya.
4. Ketidakpastian uncertainty Menurut Abelson 1979, ketidakpastian untuk CBA berarti: a manfaat
dan biaya mempunyai cakupan nilai kemungkinan; b berarti nilai riil dari manfaat dan biaya dan kemungkinan distribusi tidak diketahui, bagaimana
seharusnya masalah ini dapat diselesaikan yaitu pertama dapat dibuat titik umum perbedaan antara variabel yang dapat diukur dengan variabel yang tidak dapat
diukur yang mencerminkan tingkat ketidakpastian disekelilingnya dibandingkan jenis biaya dan manfaat yang terwakili. Analisis ketidakpastian yang paling umum
digunakan adalah pengujian sensitivitas, ini menunjukkan variasi dalam NPV sebagai fungsi dari perubahan dalam nilai yang ditangkap untuk variabel khusus
seperti harga ramalan atau output. Bentuk analisis ketidakpastian umumnya disukai oleh para ekonom adalah metode nilai yang diharapkan. Nilai yang
diharapkan dari satu variabel adalah rata-rata dari semua nilai variabel, ini belum tentu nilai yang kita harapkan terjadi dalam beberapa kasus nilai yang harapkan
adalah sesuatu yang belum tentu terjadi. Sudut pandang sosial, nilai dari sebuah asset adalah nilai yang diharapkan
digunakan jika perubahan tidak dapat diubah. Alasan bahwa dengan peningkatan pengetahuan tingkat investasi dibawah dapat diperbaiki, mengingat kesalahan
kelebihan investasi tidak dapat diubah dan konsekuensi yang mungkin membawa kerugian jangka panjang. Asimetris ini berarti bahwa manfaat yang diharapkan
dari suatu keputusan yang tidak dapat diubah harus dapat diatur untuk mencerminkan kehilangan dari pilihan yang diperlukan. Ketika hal ini tidak dapat
diteruskan, secara normal CBA akan mengadopsi uji sensitivitas untuk menunjukkan efek dari tinggi atau rendahnya nilai dari variabel-variabel penting,
walaupun terbatas, uji ini dapat memberikan gambaran yang jelas. Secara final estimasi dari distribusi NPV suatu proyek tidak memutuskan keberlangsungan
proyek, tetapi pemecahan bergantung pada sikap pembuat keputusan terhadap resiko.