Kegiatan Pendahuluan Survei dan Pengamatan Lapangan Analisis Tanah dan Tanaman di Laboratorium Pembuatan Kriteria Kesesuaian Lahan

derajat dan jumlah pembatas yang dimiliki lahan untuk tanaman yang tumbuh normal. Dalam hal ini sifat-sifat tanah dibandingkan dengan faktor kelas kesesuaian lahan bagi tanaman ubikayu. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi kegiatan pendahuluan, survei dan pengamatan lapangan, analisis tanah dan tanaman di laboratorium, analisis data penetapan kriteria kesesuaian lahan, peneraan umur untuk produksi umbi dan biomas pati, model penarikan batas kriteria kesesuaian lahan, dan analisis usahatani.

3.3.1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan meliputi pencarian pustaka, pengumpulan data- data agrobiofisik daerah penelitian, perijinan penelitian, dan mempersiapkan bahan dan alat yang akan dibawa ke lapang.

3.3.2. Survei dan Pengamatan Lapangan

Kegiatan yang dilakukan pada survei dan pengamatan lapangan meliputi : 1. Pemetaan dimulai dari pengamatan morfologi tanah melalui pemboran, penentuan titik kordinat pengamatan menggunakan GPS Lampiran 2, dan pengambilan sampel. 2. Melakukan pengambilan contoh tanah secara komposit. 3. Melakukan analisis parameter meliputi mengukur kemiringan lereng dengan menggunakan abney level, mengukur kedalaman efektif yaitu sampai kedalaman akar menembus tanah, mengukur ketersediaan udara dengan melihat kondisi drainase tanah di lapangan. 4. Melakukan pengambilan sampel umbi, batang, daun, pucuk, dan buah dari ubikayu. 5. Melakukan pengamatan morfologi ubikayu. 6. Melakukan dokumentasi sampel pada titik pengamatan. 7. Mewawancarai petani dan pemilik kebun.

8. Mengisi form data dan wawancara yang telah disediakan Lampiran 1.

3.3.3. Analisis Tanah dan Tanaman di Laboratorium

Analis tanah dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah. Sifat- sifat yang diamati, adalah : pH Metode pH meter 1 :1, C-Organik Metode Walkley and Black, KTK Tanah Metode NH4OAC pH 7.0, N-Total Metode Kjeldhal, P tersedia Metode Bray 1 K-dd Metode NH4OAC pH 7.0, Al-dd Metode Titrasi, Tekstur pasir, debu, liat. Bahan aktif yang ditetapkan adalah pati dan amilosa Metdode Spektrofotometer.

3.3.4. Pembuatan Kriteria Kesesuaian Lahan

Data-data yang sudah diperoleh selanjutnya akan dianalisis untuk membuat kriteria kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan akan disusun dari berbagai kriteria yang diamati dilapang dan juga dari konsep kriteria kesesuaian lahan yang sudah dikembangkan. Pengelompokan data ini dikaitkan dengan produksi dan kandungan pati yang sudah diketahui. Pembuatan model kesesuaian lahan meliputi studi kondisi ekologi dan pengembangan konsepmodel. Sifat biofisik didapat dari lapang dan hasil laboratorium. Tahapan dalam Pembuatan kriteria, antara lain : Peneraan umur untuk produksi dan biomas pati, model penarikan batas kriteria kesesuaian lahan, dan analisis usahatani.

3.3.4.1. Peneraan Umur untuk Produksi Umbi dan Biomas Pati

Umur tanaman tidak sama sedangkan produksi sebagai fungsi dengan umur, dimana produksi yang satu dengan yang lainnya akan diperbandingkan yaitu sebagai dependent variable. Oleh karena itu produksi perlu ditera dengan umur tanaman. Metode peneraan dipakai sebagai berikut : Y = f t Keterangan : Y = Produksi dugaan berdasarkan umur t = Umur tahun atau bulan Yteraan = Ÿ + Yi – Ý i Keterangan : Yteraan = Produksi teraan Yi = Produksi aktual pada umur ke- i Ÿ = Rataan umum Ý i = Produksi dugaan pada umur ke- i.

3.3.4.2. Model Penarikan Batas Kriteria Kesesuaian Lahan

Data yang sudah diperoleh dari peneraan selanjutnya dianalisis untuk menentukan batas kriteria kelas kesesuaian lahan. Kelas Kesesuaian lahan akan disusun dari berbagai karakteristik lahan yang diamati di lapang. Sebaran data ini dikaitkan dengan produksi biomassa dan produksi bioaktif yang sudah dianalisis. Pembuatan model kesesuaian lahan diterapkan terhadap kedua produksi tersebut. Dengan demikian, hasil yang diperoleh terdiri dari dua kriteria, pertama berdasarkan produksi biomassa dan kedua berdasarkan produksi bahan aktif. Namun, kriteria dengan kualitas lahan terbaik yang akan dipilih agar dapat memenuhi keduanya, baik produksi maupun kualitas tanaman. Metode penarikan batas berdasarkan titik hadang garis sekat produksi dengan garis batas boundary line : 1. Diagram sebar hubungan antara produksi teraan dan karakteristik lahan dibungkus oleh garis batas dimana garis tersebut membatasi data aktual di lapang, sehingga sangat kecil peluangnya akan ditemukan data di luar garis tersebut. 2. Garis tersebut ada kaitannya dengan peningkatan atau penurunan produksi sesuai kualitas atau karakteristik lahan yang sedang dinilai. 3. Batas penurunan produksi dari produksi maksimum untuk Kelas S1 adalah 80, Kelas S2 sampai 60, dan S3 adalah 28, dimana 28 merupakan batas BEP produksi, sehingga produksi dibawah 28 dari maksimum data sudah tidak menguntungkan. 4. Perpotongan garis antara garis batas dan tingkat produksi yang diharapkan merupakan batas kriteria penilaian kualitas lahan.

3.3.4.3. Analisis Usahatani

Analisis usahatani dihitung berdasarkan perkiraan analisis budidaya tanaman ubikayu seluas 1 Ha sampai tanaman menghasilkan. Perkiraan ini digunakan untuk menentukan BEP Break Event Point atau titik balik modal produksi tanaman ubikayu. Kondisi ini merupakan batas bawah produksi dari kelas kesesuian lahan Sesuai Marjinal S3.

3.3.5. Perbandingan Kriteria Kesesuaian Lahan