Pertumbuhan dan Dayasaing Sektor-Sektor Unggulan

persen. Sektor-sektor tersebut termasuk kedalam sektor nonunggulan yang memiliki dayasaing yang baik. Sedangkan sektor non unggulan lainnya yang memiliki nilai PPW yang negatif PPW ij 0 adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar -209.25 miliar -19,07 persen. Sektor ini termasuk kedalam sektor nonunggulan yang memiliki dayasaing yang kurang baik. Sektor unggulan yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terbesar adalah sektor jasa-jasa sebesar 16,39 persen, hal ini dikarenakan dayasaing sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan sektor dengan laju PPW terendah adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar -19,07 persen, hal ini dikarenakan adanya kebijakan pembebasan ekspor rotan mentah mengakibatkan industri pengolahan rotan di Kabupaten Cirebon mengalami krisis. Banyak perusahaan-perusahaan yang tidak mampu melewati krisis tersebut sehingga bangkrut. Kebangkrutan perusahaan- perusahaan industri pengolahan rotan inilah berdampak kepada keseluruhan pertumbuhan dayasaing industri pengolahan secara keseluruhan. Hal itu mengakibatkan dayasaing industri pengolahan menjadi rendah dan kurang baik.

5.2.4. Pertumbuhan dan Dayasaing Sektor-Sektor Unggulan

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini akan melihat dayasaing juga pertumbuhan dari setiap sektor perekonomian Kabupaten Cirebon. Untuk melihat profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Cirebon dapat dilakukan dengan bantuan empat kuadran yang terdapat pada garis bilangan. Nilai-nilai yang terdapat pada empat kuadran tersebut diperoleh dari nilai presentase pertumbuhan proporsional PP dan nilai presentase pertumbuhan pangsa wilayah PPW. Berdasarkan nilai-nilai tersebut nantinya dapat terlihat masing-masing sektor pada setiap kuadrannya. Adapun nilai presentase pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah, yaitu sebagai berikut: Tabel 5.8. Nilai Persentase PP dan PPW di Kabupaten Cirebon Lapangan Usaha PP PPW 1.Pertanian -11,93 2,15 2.Pertambanganpenggalian -28,02 17,53 3. Industri Pengolahan -4,12 -19,07

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

-3,03 3,80

5. BangunanKonstruksi

19,26 -8,10

6. Perdagangan, Hotel dan restoran

15,77 -14,48

7. Pengangkutan dan Komunikasi

16,11 -18,12 8. Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 6,06 -8,68

9. Jasa-jasa

-2,33 16,39 Sumber : BPS Kabupaten Cirebon Tahun, 2010 diolah Jika dilihat secara keseluruhan, nilai presentase pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah tidak terdapat kedua nilai yang bersifat positif. Maka dari itu perlu analisis lebih lanjut dalam pergeseran bersih yaitu melihat sektor mana yang memiliki pertumbuhan progressive. Berikut adalah profil pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang dapat dilihat secara keseluruhan dalam keempat kuadran, yaitu sebagai berikut : Gambar 5.1. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Cirebon Periode 2005-2010 Berdasarkan Gambar 5.1, terlihat bahwa profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Cirebon periode 2005 hingga 2010 terihat pada setiap kuadrannya yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Pada hasil analisis, didapatkan bahwa tidak ditemukannya sektor perekonomian yang berada di kuadran I pada periode -25.00 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 -40 -30 -20 -10 10 20 30 pertanian pertambanganpenggalian industri pengolahan listrik, gas dan air bersih bangunankonstruksi perdagangan, hotel dan restoran pengangkutan dan komunikasi keuangan, persewaan dan jasa perusahaan jasa-jasa PPW PP I II III IV 2005 hingga 2010. Ini berarti tidak ada sektor perekonomian di Kabupaten Cirebon yang memiliki laju pertumbuhan cepat dan memiliki dayasaing yang tinggi dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di Provinsi Jawa Barat. Dalam kuadran II terdapat sektor bangunankonstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Artinya sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tetapi memiliki dayasaing yang rendah untuk wilayah tersebut dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat. Pada kuadran III terdapat sektor industri pengolahan, yang berarti bahwa sektor ini memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan memiliki dayasaing yang rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan pada kuadran IV terdapat sektor pertanian, sektor pertambanganpenggalian. Sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor jasa-jasa. Artinya, sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat, tetapi memiliki dayasaing yang tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat.

5.2.5. Pergeseran Bersih PB Sektor-Sektor Unggulan Perekonomian