Teori Ekonomi Basis TINJAUAN PUSTAKA

Proses pertumbuhan menurut pandangan Schumpeter adalah proses peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang berjalan siklikal. Pembaruan- pembaruan yang dilakukan oleh para pengusaha berperan dalam peningkatan kegiatan ekonomi. Dalam proses siklikal tersebut, tingkat keseimbangan yang baru akan selalu berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat keseimbangan sebelumnya. Pada intinya, dari semua teori yang ada sama-sama menjelaskan tentang bagaimana kita mengelola sumberdaya yang ada manusia, alam dan teknologi pada suatu wilayah agar perekonomian dapat berjalan sesuai harapan Putong, 2003. Menurut Adam Smith dalam Boediono 1982, yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan output GDP total dan pertumbuhan penduduk. Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari 3 unsur pokok, yaitu 1 sumber-sumber alam yang tersedia faktor produksi tanah, 2 sumber- sumber manusiawi jumlah penduduk, 3 stok barang kapital yang ada.

2.3. Teori Ekonomi Basis

Pada umumnya teori basis ekonomi menjelaskan bahwasannya faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Teori basis ekonomi ini, mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besar kecilnya ekspor dari wilayah tersebut Tarigan, 2005. Pengertian ekspor dalam ekonomi regional mencakup semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah, dan menjual produk atau jasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain dalam negara tersebut maupun ke luar negeri. Teori basis ekonomi ini terbagi menjadi dua, yaitu sektor basis unggulan dan sektor nonbasis nonunggulan. Sektor basis unggulan adalah sektor yang hanya mampu memenuhi kebutuhan wilayah tersebut dan wilayah lainnya. Sektor basis ini merupakan satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiahnya, karena kegiatan ini adalah kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah Tarigan, 2005. Menurut Glasson 1977, diperlukannya metode Location Quotient guna menentukan apakah sektor tersebut basis unggulan atau tidak. Menurutnya, semakin banyak sektor unggulan dalam suatu wilayah maka akan menambah arus pendapatan wilayah tersebut. Kemudian jika semakin banyak sektor unggulan dalam suatu daerah maka akan menimbulkan kenaikan pula dalam volume sektor nonunggulan Glasson, 1977. Teori basis ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Kelebihan teori ini yaitu selain teori ini sederhana, mudah diterapkan dan dapat menjelaskan struktur perekonomian suatu daerah dan dampak umum secara keseluruhan dari perubahan-perubahan jangka pendek. Sedangkan kelemahan pada teori ini yaitu kegagalan menghitung ketidakseragaman permintaan dan produktivitas nasional secara menyeluruh, selain itu teori ini mengabaikan fakta bahwasannya produksi nasional adalah untuk orang asing yang tinggal di wilayah tersebut. Secara umum terdapat beberapa metode untuk menentukan sektor basis unggulan dan nonbasis nonunggulan di suatu daerah, yaitu dalam Priyarsono,et al., 2007 : a. Metode Pengukuran Langsung Metode ini dilakukan dengan cara survei langsung kepada pelaku usaha, kemana mereka memasarkan barang produksi, dan darimana mereka membeli berbagai bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk tersebut. b. Metode Pengukuran Tidak Langsung Metode pengukuran tidak langsung terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Metode Asumsi Metode ini merupakan pendekatan yang paling sederhana dalam penentuan sektor basis unggulan dan nonbasis nonunggulan disuatu wilayah. Metode ini mengasumsikan bahwa sektor primer dan sekunder termasuk sektor basis unggulan, sedangkan sektor tersier termasuk kedalam sektor nonbasis nonunggulan. Metode ini cukup baik diterapkan pada daerah yang luasnya relatif kecil dan tertutup serta jumlah sektornya sedikit. Tetapi kelemahan dalam metode ini yaitu, penentuan sektor basis dan non-basis tersebut mungkin saja bisa menjadi tidak akurat dalam keadaan-keadaan tertentu. Dalam hal lain pun, di beberapa daerah perkotaan sektor basis unggulan dan nonbasis nonunggulan ini dengan menggunakan asumsi sangat sulit dilakukan dikarenakan jumlah dan jenis sektornya yang sangat beragam. 2. Metode Location Quotient LQ Metode ini dilakukan dengan cara menghitung perbandingan antara pendapatan di sektor i pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua sektor di daerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas terhadap pendapatan semua sektor di daerah atasnya. 3. Metode Pendekatan Kebutuhan Minimum Metode ini mirip dengan metode LQ, hanya saja jika LQ mengacu kepada perbandingan relatif pangsa pendapatantenaga kerja antara daerah bawah dengan daerah atas maka dalam metode pendekatan kebutuhan minimum ini daerah yang diteliti dibandingkan dengan daerah yang memiliki ukuran yang relatif sama dan ditetapkan sebagai daerah memiliki kebutuhan minimum tenaga kerja di sektor tertentu.

2.4. Konsep Sektor Unggulan Basis