Kabupaten Cirebon lebih besar daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat.
Sebaliknya, apabila nilai LQ 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor non-basis atau sektor nonunggulan. Nilai LQ yang kurang dari satu tersebut
menunjukkan bahwa pangsa pendapatan tenaga kerja pada sektor i di daerah bawah lebih kecil dibanding daerah atasnya. Artinya, peranan suatu sektor dalam
perekonomian Kabupaten Cirebon lebih kecil dari pada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat.
Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis LQ yaitu : 1.
Pola konsumsi rumahtangga di daerah bawah Kabupaten Cirebon identik sama dengan pola konsumsi rumahtangga di daerah atasnya Provinsi Jawa
Barat 2.
Selera dan pola pengeluaran di suatu daerah dengan daerah lain di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat sama besarnya.
3. Setiap penduduk di Kabupaten Cirebon mempunyai pola permintaan terhadap
suatu barang dan jasa yang sama terhadap pola permintaan barang dan jasa pada tingkat provinsi Jawa Barat.
3.3.2. Analisis SS Shift Share
Pada umumnya analisis Shift Share SS ini dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian suatu wilayah selama periode waktu
tertentu. Selain itu, dapat juga melihat dalam daerah bawah Kabupaten Cirebon sektor-sektor ekonomi mana saja yang memberikan kontribusi pertumbuhan
paling besar terhadap perekonomian daerah atasnya Provinsi Jawa Barat dan juga untuk mengetahui sektor mana saja yang mengalami pertumbuhan yang
paling cepat di masing-masing wilayah bawahnya. Kegunaan lainnya, yaitu dapat melihat perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya dan
melihat perbandingan laju sektor-sektor perekonomian disuatu wilayah dengan laju pertumbuhan nasional serta sektor-sektornya.
Adapun langkah-langkah utama dalam analisis Shift Share SS, yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan wilayah yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, wilayah yang
akan dianalisis adalah wilayah Kabupaten Cirebon. 2.
Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis. Indikator kegiatan ekonomi yang digunakan disini adalah pendapatan yang dicerminkan
dari nilai PDRB Kabupaten Cirebon dan PDRB Provinsi Jawa Barat. Sedangkan periode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. 3.
Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Sektor ekonomi yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah terfokus pada semua sektor ekonomi
berdasarkan lapangan usahanya yang terdiri dari 9 sektor, yaitu : sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan
air bersih; bangunankonstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan,
serta jasa-jasa yang ada di Kabupaten Cirebon. 4.
Menghitung perubahan indikator ekonomi. a
PDRB Provinsi Jawa Barat dari sektor i pada tahun dasar analisis.
Y
i
= ∑
Yij
� �=
3.1
Keterangan : Y
i
= PDRB Provinsi Jawa Barat dari sektor i pada tahun dasar analisis Y
ij
= PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun dasar analisis
b PDRB Provinsi Jawa Barat dari sektor i pada tahun akhir analisis.
Y’
i
= ∑
Y’ij
� �=
3.2 Keterangan :
Y’
i
= PDRB Provinsi Jawa Barat dari sektor i pada tahun akhir analisis Y’
ij
= PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun akhir analisis
c Perubahan indikator kegiatan ekonomi dirumuskan sebagai berikut :
∆ Y
ij
= Y’
ij
- Y
ij
3.3 d
Persentase perubahan PDRB ∆ Y
ij
= [Y’
ij
- Y
ij
Y
ij
] 100 3.4 Keterangan :
∆Y
ij
= perubahan PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Cirebon Y
ij
= PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun dasar analisis Y’
ij
= PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun akhir analisis 5.
Menghitung rasio indikator kegiatan ekonomi Rasio ini digunakan untuk melihat perbandingan PDRB sektor
perekonomian di suatu daerah tertentu. Rasio tersebut terdiri dari ri, Ri dan Ra.
a ri Rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Cirebon
ri = Y’
ij
-Y
ij
Y
ij
3.5
Keterangan : Yij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun dasar
analisis Y’ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun akhir
analisis b
Ri Rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Barat Ri = Y’
i
-Y
i
Y
i
3.6 Keterangan :
Yi = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun dasar analisis
Y’i = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun akhir analisis
c Ra Rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Barat
Ra = Y’…-Y…Y… 3.7 Keterangan :
Y… = PDRB wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun dasar analisis
Y’… = PDRB wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun akhir analisis 6 Menghitung komponen pertumbuhan wilayah
a Komponen Pertumbuhan Regional PR PR
ij
= Ra Y
ij
3.8 Keterangan :
PR
ij
= komponen pertumbuhan regional sektor i untuk wilayah Kabupaten Cirebon
Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Barat
Y
ij
= PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun dasar analisis b Komponen Pertumbuhan Proporsional PP
PP
ij
= Ri-Ra Y
ij
3.9 Keterangan :
PP
ij
= komponen pertumbuhan proporsional sektor i untuk wilayah Kabupaten Cirebon
Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Barat Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Barat
Y
ij
= PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun dasar analisis Ketentuan setelah menghitung komponen PP, yaitu sebagai berikut :
a. Jika, PP
ij
0 maka menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten Cirebon laju pertumbuhannya lambat.
b. Jika, PP
ij
0 maka menujukan bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten Cirebon laju pertumbuhannya cepat.
c Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW
PPW
ij
= ri-RiY
ij
3.10 Keterangan :
PPW
ij
= komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk wilayah Kabupaten Cirebon
ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Cirebon
Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Barat
Y
ij
= PDRB sektor i wilayah Kabupaten Cirebon pada tahun dasar analisis
Jika : PPW
ij
0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Cirebon mempunyai dayasaing yang tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya.
PPW
ij
0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Cirebon mempunyai dayasaing yang rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya.
7 Rumus-rumus lainnya yaitu sebagai berikut : a.
Perubahan PDRB sektor i pada wilayah ke j Kabupaten Cirebon, dirumuskan sebagai berikut :
∆ Y
ij
= PR
ij
+ PP
ij
+ PPW
ij
3.11 ∆ Y
ij
= Y’
ij
+ Y
ij
3.12 b.
Dalam bentuk persamaan matematik menjadi : ∆ Y
ij
= PR
ij
+ PP
ij
+ PPW
ij
3.13 Y’
ij
+ Y
ij
= Y
ij
Ra+Y
ij
Ri-Ra+Y
ij
ri-Ri 3.14 c.
Persentase ketiga pertumbuhan wilayah dirumuskan sebagai berikut : PR = Ra 3.15
PP = Ri-Ra 3.16 PPW= ri-Ri 3.17
atau PR = PR
ij
Y
ij
100 3.18 PP = PP
ij
Y
ij
100 3.19 PPW = PPW
ij
Y
ij
100 3.20 8 Menentukan kelompok sektor ekonomi yang ditentukan berdasarkan
pergeseran bersih PB PB
ij
= PP
ij
+ PPW
ij
3.21
PPW PPW
PPW
Kuadran III Kuadran II
PP
Jika : PBij 0, menunjukan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhan progressive
maju. PBij 0, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhan tidak
progressive. 9 Menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian
Untuk menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomiannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan bantuan empat kuadran yang terdapat
pada garis bilangan yaitu :
Kuadran IV Kuadran I
Gambar 3.1. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian
Sumber : Priyarsono,et al. 2007 Pada gambar di atas, terdapat garis yang memotong Kuadran II dan
Kuadran IV yang membentuk 45°. Garis tersebut merupakan garis yang menunjukkan nilai pergeseran bersih.
Dalam gambar tersebut tedapat Kuadran I, II, III dan IV, maka penjelasannya sebagai berikut :
1.
Kuadran I, merupakan kuadran dimana PP dan PPW sama-sama bernilai
positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang bersangkutan memiliki petumbuhan yang cepat dilihat dari nilai PP-nya dan
memiliki dayasaing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan wilayah- wilayah lainnya dilihat dari nilai PPW-nya.
2.
Kuadran II, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di wilayah
yang bersangkutan pertumbuhannya cepat PP-nya bernilai positif, tetapi dayasaing wilayah untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah
lainnya kurang baik dilihat dari PPW yang bernilai negatif. 3.
Kuadran III, merupakan kuadran dimana PP dan PPW nya bernilai positif.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dengan dayasaing yang
kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain. 4.
Kuadran IV, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang
bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dilihat dari PP yang bernilai negatif, tetapi dayasaing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik
jika dibandingkan dengan wilayah lainnya dilihat dari PPW yang bernilai positif.
3.3.3. Definisi Operasional 3.3.3.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB