II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang Sukirno,1985. Pembangunan ekonomi dapat pula diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf kehidupan masyarakatnya. Pembangunan ini merupakan permasalahan-permasalahan negara yang saling
berkaitan dan berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu perlu adanya pemecahan masalah dengan pendekatan multidisiplin Sukirno, 1985.
Pendekatan multidisiplin ini merupakan bauran berbagai disiplin ilmu lain, baik dari geografi, ekonomi, sosial, maupun politik Rustiadi,et al., 2007.
Menurut Arsyad 1999, pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses pemerintah daerah dan masyarakatnya secara bersama-sama mengelola
sumberdaya yang ada dan membentuk suatu hubungan kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Scumpeter, pembangunan adalah perubahan yang spontan juga terputus-putus, gangguan
terhadap keseimbangan yang selalu mengubah keadaan keseimbangan sebelumnya. Perubahan ini atas inisiatif perekonomian sendiri dan muncul
berdasar cakrawala perdagangan dan industri Jhingan, 2004.
2.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sedangkan, menurut
Putong 2003 pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan nasional secara berarti dengan meningkatnya pendapatan perkapita dalam suatu periode
perhitungan tertentu. Jika kita membicarakan pertumbuhan ekonomi, pasti berbeda dengan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin
tinggi pula kesejahteraan masyarakatnya diluar indikator yang lain. Manfaat dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri adalah untuk mengukur kemajuan ekonomi
sebagai hasil pembangunan nasional maupun pembangunan daerahnya Putong, 2003.
Menurut Tarigan 2005, pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah yang
digambarkan oleh kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut. Hal ini juga yang nantinya akan menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.
Kemakmuran suatu wilayah ditentukan pula dengan seberapa besar bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar
wilayah. Setiap negara akan selalu menargetkan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada setiap daerahnya, karena hal itu menggambarkan kemakmuran di
daerah tersebut Tarigan, 2005. W.W Rostow dalam Adisasmita 2008 mengemukakan suatu teori yang
membagi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahapan, yaitu masyarakat
tradisional the traditional society, prasyarat untuk lepas landas the precondition for take off, lepas landas the take off, gerakan kearah kedewasaan the drive to
maturity dan massa konsumsi tinggi the age of high mass consumption. Penjelasan pertumbuhan Rostow ini dijelaskan dalam Arsyad 1999, yaitu
sebagai berikut : a.
Masyarakat Tradisional The Traditional Society Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang perekonomiannya masih
bertumpu pada sektor pertanian dan memiliki fungsi produksi yang terbatas dan relatif primitif yang kehidupannya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
turun-menurun dan cenderung kurang rasional. b.
Tahap Prasyarat Lepas Landas The Precondition For Take Off Dalam kondisi ini, merupakan transisi untuk mencapai pertumbuhan yang
mempunyai kekuatan untuk berkembang. Segala sesuatunya dipersiapkan untuk mencapai pertumbuhan dengan kekuatan sendiri termasuk ilmu
pengetahuan yang akan menghasilkan penemuan baru. c.
Tahap Lepas Landas The Take Off Berlakunya perubahan yang sangat besar dalam masyarakat misalnya tercipta
kemajuan yang pesat dalam inovasi, revolusi politik dan sebagainya. d.
Tahap Menuju Kedewasaan The Drive To Maturity Dalam kondisi ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi
modern pada sebagian besar faktor produksi. Munculnya pemimpin baru yang bercorak lebih kepada perkembangan teknologi, kekayaan alam dan lain-lain.
e. Tahap Konsumsi Tinggi The Age Of High Mass Consumption
Konsumsi masal yang tinggi dimana perhatian masyarakat lebih menekankan kepada permasalahan yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan
masyarakat. Selain itu menurut Kuznets dalam bukunya Modern Economic Growth
tahun 1966, definisi pertumbuhan ekonomi itu sendiri ialah suatu kenaikan yang terus-menerus dalam produk perkapita, seringkali diikuti dengan kenaikan jumlah
penduduk dan biasanya dengan perubahan struktural Jhingan, 2004. Pakar-pakar ekonomi pembangunan pun berpendapat, menurutnya pertumbuhan ekonomi
tersebut berbeda dengan pembangunan ekonomi. Menurut mereka, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut
keberhasilan pembangunannya sedangkan pembangunan ekonomi itu digunakan untuk negara yang sedang berkembang Putong, 2003.
Sebenarnya banyak sekali teori pertumbuhan ekonomi yang berasal dari pakar-pakar ekonomi terdahulu. Teori klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith
melalui bukunya An Inquiry into The Nature and Cause of The Wealth of Nations yag terbit pada tahun 1917 menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meningkatkan
spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Lebih lanjut, spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan
keuntungan. Dengan demikian, proses pertumbuhan akan terus berlangsung sampai seluruh sumber daya termanfaatkan Tarigan, 2005.
Sementara itu, David Ricardo dalam bukunya The Principles of Political Economy and Taxation yang terbit pada tahun 1917, menyatakan pandangan yang
bertentangan dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan cepat pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan
ekonomi ke taraf yang rendah. Pola pertumbuhan ekonomi menurut Ricardo berawal dari jumlah penduduk yang rendah dan sumber daya alam yang relatif
melimpah. Menurut Keynes, untuk menjamin pertumbuhan yang stabil pemerintah
perlu menerapkan kebijakan fiskal perpajakan dan belanja pemerintah, kebijakan moneter tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar, dan pengawasan
langsung. Keynes mengemukakan bahwa pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara. Semakin besar pendapatan nasional, semakin
besar volume pekerjaan yang dihasilkan, demikian sebaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif. Permintaan efektif ini ditentukan pada titik
saat harga permintaan agregat sama dengan harga penawaran agregat. Selain itu Harrod-Domar pun mengemukakkan pandangannya. Dalam
teori ini, Harrod-Domar melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihat dalam jangka pendek kondisi statis, sedangkan Harrod-Dommar melihat dalam jangka
panjang kondisi dinamis. Harrod-Domar menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap, dimana seluruh kenaikan produksi dapat diserap
oleh pasar, hanya dapat dicapai jika memenuhi syarat-syarat keseimbangan, yaitu
g = k = n , dimana g adalah tingkat pertumbuhan output, k adalah tingkat
pertumbuhan modal, dan n adalah tingkat pertumbuhan angkatan kerja Priyarsono,et al., 2007.
Proses pertumbuhan menurut pandangan Schumpeter adalah proses peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang berjalan siklikal. Pembaruan-
pembaruan yang dilakukan oleh para pengusaha berperan dalam peningkatan kegiatan ekonomi. Dalam proses siklikal tersebut, tingkat keseimbangan yang
baru akan selalu berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat keseimbangan sebelumnya. Pada intinya, dari semua teori yang ada sama-sama
menjelaskan tentang bagaimana kita mengelola sumberdaya yang ada manusia, alam dan teknologi pada suatu wilayah agar perekonomian dapat berjalan sesuai
harapan Putong, 2003. Menurut Adam Smith dalam Boediono 1982, yang memengaruhi
pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan output GDP total dan pertumbuhan penduduk. Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari 3 unsur pokok,
yaitu 1 sumber-sumber alam yang tersedia faktor produksi tanah, 2 sumber- sumber manusiawi jumlah penduduk, 3 stok barang kapital yang ada.
2.3. Teori Ekonomi Basis