V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sektor-Sektor Unggulan Kabupaten Cirebon Periode 2005-2010 Berdasarkan Pendekatan
Location Quotient LQ
Dalam hal sektor unggulan, pendekatan yang digunakan biasanya menggunakan pendekatan Location Quotient LQ. Pada umumnya Produk
Domestik Bruto Regional PDRB adalah indikator pendekatan LQ ini, sehingga dapat lebih menspesifikasikan antara sektor unggulan dan sektor nonunggulan
yang peranannya berkaitan dengan pendapatan dan pertumbuhan wilayah Kabupaten Cirebon.
Penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2005 hingga tahun 2010 dan menggunakan PDRB Harga Konstan baik PDRB Kabupaten Cirebon maupun
PDRB Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan periode tersebut dikarenakan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cirebon pada tahun 2005
hingga 2010 lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya dan mengalami peningkatan setiap tahunnya, walau ada perlambatan di tahun 2008 dan 2010.
Laju perekonomian Kabupaten Cirebon mencapai pertumbuhan tertinggi dalam tahun 2007 yaitu sebesar 7,32 persen walaupun mengalami penurunan kembali
pada tahun berikutnya. Nilai LQ merupakan indikator untuk menyatakan sektor unggulan dan
nonunggulan. Ketika suatu sektor memiliki nilai LQ lebih besar dari satu maka sektor tersebut termasuk kedalam sektor unggulan, yaitu artinya peranan suatu
sektor dalam perekonomian Kabupaten Cirebon lebih besar daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat. Hasil perhitungan
analisis LQ menurut pendekatan pendapatan untuk seluruh sektor yang ada di Kabupaten Cirebon, yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.1. Nilai LQ Sektor Perekonomian Kabupaten Cirebon Tahun 2005- 2010
Lapangan Usaha Nilai LQ
2005 2006
2007 2008
2009 2010
1.Pertanian
2.18 2.21
2.30 2.39
2.24 2.29
2.Pertambanganpenggalian
0.14 0.15
0.15 0.17
0.16 0.17
3. Industri Pengolahan
0.36 0.36
0.34 0.33
0.33 0.32
4. Listrik, Gas dan Air
Bersih
0.89 0.99
1.01 1.02
0.92 0.95
5. BangunanKonstruksi
2.07 2.14
2.18 2.15
2.13 2.03
6. Perdagangan, Hotel
dan restoran
1.13 1.16